Kata orang, afeksi dari orang yang kita anggap spesial dan penting itu obat paling ampuh untuk mengatasi rasa capek, rasa lelah yang berlebihan selain tidur pastinya. Apalagi untuk orang yang memiliki love language berupa word affirmation serta quality time. Hendra contohnya. Tadinya, saat ia merasa lelah tentu ia akan segera pulang dan benar benar merebahkan badannya ke kasur kesayangannya serta mematikan ponselnya untuk sementara waktu. Kemudian, apabila ia telah merasa terisi kembali, ia akan menghidupkan ponselnya kembali. Namun, tidak untuk saat ini. Perkataan Ahsan tempo hari merubah segalanya. Ia menjadi 'butuh' Ahsan ketika lelah. Apalagi hari-hari ini cukup membuatnya ingin tumbang.
...
17 Desember 2006
"Hen, kita perlu sambutan rektor ga? Biar gue sama anak acara bikin rundown khusus." Ucapan Nova membuyarkan konsentrasi Hendra.
"Perlu. Taruh aja habis sambutan saya sekaligus biar beliau yang ketok palu. Biar resmi." Ujar Hendra yang diberi anggukan oleh Nova. "Oh iya Hen, mc kita udah dapet dari adek tingkat. Kayanya lu kenal sih." Hendra mengernyit bingung.
"Tantowi sama Praveen." Hendra hanya terkejut, "Mereka mau? Kita gaada dana lebih buat bayar mereka Nov." Nova hanya tersenyum, "Mereka ga dibayar gapapa asal dapet konsum aja. Tapi paling ga kita harus bayar mereka." Hendra mengangguk paham. Seingatnya dana darurat ia lebihkan di rencana anggaran.
"Ya sudah kalau gitu oke aja. Kalau mereka mau. Ada yang kurang?"
"Gaada Hen. Gue ke sini cuma mastiin itu aja. Yaudah gue duluan."
Hendra masih di sini. Memantau progress yang tentunya sudah hampir mendekati 100% walaupun belum sepenuhnya 100%.
Kling!!!!
Ponsel Hendra mengabari bahwa ada pesan masuk untuknya. Dari Kido, kenapa?
Bang Kido Sastra Indonesia
Sekre ukm. Ada makan
Dari siapa bang?
Dari Bona. Gatau nyolong darimana
Bona sendirian?
Sama Ahsan tadi tapi udah cabut dia
Oh, yaudah. Saya ke sana
Sama mau tidur bentarOke. Ditunggu Kis.
Read by Hendra.
Hendra kemudian menutup ponselnya dan bergegas menuju sekre ukm. Belakangan ini ia merasa badannya sering merasa lelah walaupun sudah istirahat dan menjaga makan namun tetap saja ia merasa lelah. Bukan lelah fisik, tapi lebih ke lelah batin. Berkali kali ia mengeluh dalam hati namun tetap saja terasa berat. Bahkan Greysia dan Anastasia juga menyadari ada yang berbeda dari Hendra hingga beberapa hari belakangan ini, Anastasia terlihat menemani Hendra setiap waktu. Berniat memastikan apakah Hendra baik-baik saja atau tidak.
"Mana makannya?" Tanya Hendra seketika sampai sekre ukm yang langsung disambut tatapan tak enak oleh teman temannya. "Kenapa? Saya ada salah?"
"Lu ada masalah apa sih Ndra?" Tanya Taufik secara tiba-tiba membuat Hendra hanya mengernyitkan keningnya. "Saya baru dateng bang?" Taufik yang jengah langsung berjalan memojokkan Hendra.
"Kalau ada masalah sama Ahsan, bilang sama Bona atau Tantowi atau kita. Jangan gini." Masalah? Sama Ahsan? Apa lagi ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
WE - Story of Hendra/Ahsan
Художественная проза"awalnya coba-coba, tapi lama-lama jadi sayang." Jelas Hendra yang asal nyeplos. "gatau ya, tadinya biasa aja tapi kelamaan ya mikir ini orang mukanya lempeng tapi perhatian banget. ya lama-lama luluh lah wkwk." Jelas Ahsan saat diinterogasi temanny...