14. Bandung, Desember 2007

803 39 98
                                    

Chapter ini mengandung:
beberapa konten yang tidak ramah untuk yang berumur di bawah 18 tahun. Jadi, jadilah pembaca yang bijak. Terima kasih.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

30 November 2007

Hendra telah menyelesaikan tugas akhirnya. Bahkan, ia telah melaksanakan seminar proposal tugas akhirnya disela kesibukannya menemani serta melindungi Ahsan, seperti janjinya sewaktu Ahsan masih dirawat. Sekarang? Ia bisa melihat Ahsan tertawa tidak seperti tempo hari. Ia melihat Ahsan perlahan pulih walaupun memerlukan waktu, setidaknya Hendra bisa mengistirahatkan tubuhnya pasca merawat Ahsan dan menyelesaikan tugasnya.

"Kis."

"Hm?"

"Kis!!"

"Apa Do? Saya udah nyaut lho." Hendra kemudian bangkit untuk mengambil laptopnya. "Lu masih mau revisian?" Hendra menggeleng, "Ngga, saya mau lihat email balasan Dosen. Kapan saya bisa sidang skripsi." Kido tak habis pikir dengan temannya ini, ambisinya luar biasa.

"Lu kepikiran mau liburan dulu ga?" Mendengar itu, Hendra mengernyitkan keningnya. "Gaada waktu Do. Tepat waktu saya Juli 2008. Ini bentar lagi." Kido mendekat pada Hendra. "Kis, sekarang akhir November. Juli masih tahun depan. Lu tinggal sidang skripsi terus yudisium kan?" Hendra mengangguk, "tapi ga ditunda juga Do."

"Kita liburan. Satu bem periode kita. Tambah ukm bulutangkis periode kita."

"Banyak banget? Mau karya wisata kamu Do?"

"Mau liburan anjir. Lu butuh liburan Kis."

Iya juga ya, pikirnya. Ia, Hendra sebenarnya sudah penat dengan tugas akhir dan benar kata Kido, butuh liburan.

"Ya sudah terserah kamu. Saya ikut aja." Kido tersenyum lebar dan menepuk pundak Hendra. "Bagus, tumben lu bisa mikir." Hendra memutar bola matanya malas dan menutup kembali laptop dihadapannya. Ia penat. Dan ia rindu Ahsan-nya. Sudah sejak Hendra selesai seminar proposal dan sibuk dengan revisian, mereka berdua tidak bertemu. Bahkan Ahsan tidak datang mengucapkan selamat pada Hendra. Namun ia maklum, mungkin Ahsan sedang beristirahat atau sedang bersama Bona dan Tantowi, tidak ada yang tahu.

"Kis, lu mau tanggal berapa?"

"Apanya?"

"Anjir lu abis sempro kok malah bloon? Liburan woi liburan."

"Oh, ga jelas konteksmu Do. Desember, tanggal 5 atau tanggal 7 biar ada persiapan. Nanti masalah penginapan kita pikir bareng-bareng."

"Tempat?" Hendra berpikir sejenak. "Bandung?" Kido mengangguk, "Boleh juga. Akomodasi?" Hendra berpikir sejenak lagi, "Mobil saya, mobil kamu, mobil Boe, mobil butet kan ada? Youngdae sama Koh Alvent juga ada. Gampang lah, kalo kurang nanti Tantowi suruh cari." Kido bingung. Kenapa Tantowi yang disuruh cari mobil?? Seketika ia teringat banyaknya anak buah Tantowi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WE - Story of Hendra/AhsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang