05. Badminton and Music Festival- part 2

607 69 20
                                    

Setelah pengumpulan formulir pendaftaran tempo hari, kini di sinilah Ahsan sekarang. Di hall badminton yang serasa sudah lama Ahsan tidak sambangi. Walaupun bukan hall semasa ia sekolah dulu, tapi rasanya tetap sama.

"Selamat pagi semuanya." Sapa seorang dari ukm badminton.

"Sudah siap buat hari ini?"

"Sudah kak." Dijawab serempak oleh Ahsan dan teman-temannya. Karena Ahsan pendek jadi ia tak tahu siapa yang berada di depan memberi arahan.

"Oke, jadi hari ini kita tes fisik sama adu drive ya. Bakal dipandu sama kakak kakak yang ada di sebelah kanan. Sebelumnya perkenalkan, nama kakak Alvent Yulianto selaku humas dan kebetulan yang bertugas ngarahin kalian hari ini. Kalau ada apa apa langsung tanya kakak aja ya." Jelas Alvent yang berdiri di depan Ahsan dan kawan-kawannya, disambut sautan kompak dari mereka tentunya.

Ahsan yang sedari tadi cuek dan hanya memperhatikan pergelangan tangannya hanya berdoa semoga tidak ada sesuatu yang terjadi pada tangannya karna hari ini penentuan bahwa ia masuk ke dalam ukm ini atau tidak. Dari jauh, Hendra bisa melihat gelagat gelisah Ahsan namun ia tak bisa berbuat apa apa. Hanya bisa memandangi Ahsan dalam diam.

"Pak ketua ada tambahan?" Hendra yang tak tahu kalau dirinya dipanggil langsung mendapat sikutan dari Vita. "Aww– kenapa sih ci?" Dijawab kode arahan oleh Vita yang membuat Hendra sadar.

"Tambahan? Sepertinya cukup. Nanti akan menyusul. Langsung umumin aja siapa-siapanya koh." Titah Hendra langsung disambut anggukan oleh Alvent.

"Oke. Kakak bacakan buat pemandu tes fisik sekaligus partner adu drive."

Ahsan berbisik pada Bona, "Semoga ga zonk deh Bon." Tak disangka dijawab oleh Bona yang membuat Ahsan ingin memukulnya, "Palingan lu sama Koh Kis, San terus gue sama Bang Kido. Kalo beneran gue cenayang."

"Tantowi Ahmad partner Nova Widiyanto. Debby Susanti dan Liliyana Natsir. Yang disebut langsung ke sebelah kakak kakaknya aja."

Ahsan menunggu lama sampai bosan karna namanya tak disebut sebut. "Bon, kayanya formulir kita keselip deh. Lama banget sampe bisa buat dzikir."

Bona hanya terkekeh dan memaklumi Ahsan saja yang ia bisa. Tak lama setelah itu,

"Bona Septano partner sama Markis Kido. Sisanya sama Hendra Setiawan." Sisanya?? Berarti gue?? Pikir Ahsan.

"Ayo San malah bengong lu." Ahsan pun segera menyusul Bona dan pergi ke arah Hendra yang seperti tengah menunggunya. Sumpah, Ahsan tak habis pikir ini gimana cara penentuan partnernya?

"San? Udah siap? Bisa kan, maksud saya tangan kamu gaada masalah kan?" Dilihatnya raut wajah khawatir Hendra dan hanya bisa Ahsan balas dengan senyum.

"Bisa koh. Yakin kok saya. Bismillah aja." Hendra yang telah mendapat persetujuan Ahsan pun memulai tes fisik yang telah dirancang sedemikian rupa untuk hari ini. Dimulai dari push up, sit up, squat, latihan footwork, dan banyak lagi. Tes fisik itu diberi waktu selama 45 menit. Apabila ada yang menyelesaikan sebelum 45 menit, maka sudah bisa menuju ke tes adu drive.

Ahsan yang memang sedari SMA sudah bermain badminton hingga meraih kejuaraan daerah tidak asing lagi dengan tes fisik kali ini. Walaupun tangannya belum sembuh total namun sebisa mungkin ia mengantisipasi agar tangannya tidak bekerja berlebihan. Hendra yang mengawasi Ahsan hanya menatap khawatir pada tangan Ahsan. Ia takut, kalau Ahsan memaksakan tangannya bisa jadi cedera.

"Tujuh... Delapan. Hahhhh, selesai juga akhirnya." Ahsan yang sudah menyelesaikan semua rangkaian tes fisik pun segera merebahkan badannya ke lantai hall. Capek juga apa karna udah lama ya, pikirnya.

WE - Story of Hendra/AhsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang