Plak
Tamparan mengenai pipi Gulf, baru saja ia melanggar satu peraturan dalam mansion Suppasit.
"Sudah ku katakan, jangan pernah mendekati pintu hitam itu." Ujar Mew datar.
Ia yang mendaratkan tamparan pada wajah Gulf.
"Maaf." Hanya cicitan maaf yang dapat Gulf katakan, sudut bibirnya berdarah karena tamparan itu.
"Maafmu kuterima kali ini. Tapi tidak untuk lain kalinya." Ujar Mew meninggalkan Gulf.
Ia tidak sengajaan sebenarnya saat ia menginjakkan kakinya menuju pintu hitam itu, ia hanya mengamati tanpa ingin memasuki ruangan didalam sana, hanya lewat, sehabis dari taman.
Entah bagaiman juga seorang Mew mengetahui jika ia sempat berdiri didekat pintu hitam itu.
Dan disinilah Gulf berada, di penjara bawah tanah.
Dan ia mendapatkan hukuman ini karena hanya mendekati pintu hitam!
Apa serahasia itu pintu dengan cat warna hitam diujung lantai satu itu?
Entah apa didalam sana sampai-sampai dirinya berakhir kembali di area kumuh nan amis ini.
'Siaah. Jika tau akan kembali kesini, aku tidak akan pernah mendekati pintu itu.'
Desisan ia keluarkan, sudut bibirnya terasa berdenyut nyeri, tamparan Mew benar-benar tidak main-main, sekali tamparan membuat sudut bibirnya bisa sobek begini.
'Sialan!'
-Dangerous Man-
Mew berjalan tenang menuju ruang kerjanya, saat ia membuka pintu itu, seseorang pria tiba-tiba memeluknya.
"Aku merindukanmu." Ujar suara pria yang masih memeluk Mew.
"Lepas." titah Mew datar, yang langsung saja dituruti pria itu.
"Apa kau tidak merindukanku?" Tanya pria itu yang bergelayut dilengan Mew.
Mew tidak menggubris pria itu, memilih mengabaikannya dan menuju ke kursi kerjanya.
Saat ia duduk, pria itu malah mendudukkan dirinya pada pangkuannya, dengan lengan bergelayutan dilehernya.
"Menyingkir dariku." titah Mew datar yang tidak digubris oleh pria itu, malah kini makin lancang menciumi tengkuknya.
Walaupun Mew tidak merasakan gairah apa-apa untuk pria ini.
Tok tok tok
Cklek
"Maaf tuan. Ad- oh? Maafkan saya jika mengganggu."
Suara pria lain yang memasuki ruang kerja Mew mengurungkan niatnya melanjutkan perkataannya, sepertinya tuannya sedang ingin bersenang-senang.
"Lanjutkan Mix." Titah Mew.
"Eum..." Ragu Mix, melirik pria yang tampak tidak terganggu akan kedatangannya.
"Menyingkirlah Art." Ujar Mew dengan suara tegasnya.
Sehingga pria yang diapnggil Art itu beranjak dari pangkuannya dengan wajah masam.