21

2.9K 325 55
                                    

Mata Gulf perlahan terbuka, ruangan cerah membuat ia harus beberapa kali mengerjab menyesuaikan cahaya diruangan itu.

Hingga matanya dapat melihat jelas, langit-langit ruanganlah yang pertama kali ia lihat, dengan pelan ia menginflasi seluruh ruangan, hingga menemukan Mix yang tertidur di sofa.

"Mix." Panggilnya dengan suara serak, tenggorokannya benar-benar kering, ia butuh air.

Untung saja Mix peka terhadap suara kecil, pria itu langsung terbangun dan beranjak mendekatinya, dengan telaten memeriksanya.

Hembusan nafas lega terdengar dari Mix.

"Kau sudah baik-baik saja. Ada yang sakit?" tanya Mix.

Gulf menggeleng, hanya tenggorokannya yang terasa kering, "air." ujarnya.

Dengan telaten Mix memberinya minum, membantunya bangun agar memudahkannya minum.

Ia dibangunkan dengan hati-hati, kemudian bersandar dengan punggungnya dialasi bantal.

Gulfpun minum, hingga rasa dahaga dan kering ditenggorokannya hilang.

"Berapa hari aku tidak sadarkan diri?" tanyanya pada Mix.

"Tiga hari."

Gulf mengangguk, tidak heran jika ia bisa sampai drop dan tidak bangun selama tiga hari.

Keningnya mengernyit, rasa mual diperutnya kembali menyerang.

Hoek

Ia menutup mulutnya.

Mix disebelahnya terdiam menatapnya.

"Kau tau gejala apa ini Mix? Sejak aku diruang bawah tanah, aku selalu saja mual seperti ini." tanyanya ingin memastikan.

"Aku akan memberitahumu, asal kau berjanji tidak melakukan hal-hal aneh padanya."

Walaupun bingung, Gulf mengangguk.

"Ini memang agak aneh, tapi kau memiliki rahim, dan sekarang kau tengah mengandung. Efek kehamilan itulah yang membuatmu mual."

Gulf terdiam, dia tidak kaget sama sekali, matanya menatap perutnya, tangannya mengelus perutnya dengan pelan.

'Ternyata kau memang ada disana.'

"Kau tidak kaget?" tanya Mix.

Gulf menggeleng, "aku sudah tau akan seperti ini." ujarnya tenang.

"Kapan aku bisa keluar dari sini? Bau ruangan ini sangat buruk, aku ingin mual terus menerus." ujarnya lagi, merasakan mual kembali menyerangnya.

"Hari ini kau bisa kembali, karena ada aku yang merawatmu di mansion tuan Mew. Tapi, sebelum itu, kau harus makan terlebih dahulu."

Gulf mendengus, mengambil makanan ditangan Mix.

Mau tidak mau, ia akhirnya memakannya, untung saja saat ia makan, mualnya tidak muncul.

Gulf selesai makan, kini menatap Mix ingin menyakan sesuatu.

"Jika butuh sesuatu, ucapkan."

Ia ingin menanyakan keberadaan Mew, tapi urung karena merasa tidak perlu menanyakannya.

"Tidak jadi, sebentar saja jika aku ingin." sangkalnya, kini berinisiatif membuka jarum infus dipergelangan tangannya.

Mix yang melihatnya, segera menahannya, kemudian pria manis itu yang membukakannya.

"Kau sedang hamil, jagalah sikapmu, dan berhati-hatilah mulai sekarang."

Gulf kembali mendengus, membiarkan Mix yang membukakan jarum infusnya.

[ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang