26

3.1K 336 49
                                    

Beberapa bulan berlalu, kini kandungan Gulf memasuki bulan keempat, perutnya sudah terlihat membuncit.

Mual-mual sudah tidak lagi ia rasakan, hanya kebiasaan menghirup kaos Mew yang belum menghilang sampai sekarang.

Janinnya begitu menyukai aroma tubuh Mew.

Gulf berjalan sendirian keluar kamar, ia menuruni tangga, memperhatikan lantai satu dimana para pelayan yang tengah menyiapkan sarapan.

Selama empat bulan kehamilannya, Art selalu saja mengganggunya, seakan-akan ingin mencelakainya, namun karena Mix yang selalu disisinya, Art tidak pernah berhasil melukainya.

Walaupun ia bisa saja melawan, namun keterbatasan gerak karena harus menjaga janin dalam perutnya, ia tidak bisa membalas Art.

Jika ia adalah Gulf versi dulu, atau dalam mode Type, ia yakin akan membunuh Art sekarang juga.

Pagi ini Mix tidak bersamanya, pria cantik itu sedang menjalankan misi dari Mew, dan juga Prem ikut Boun entah kemana. Sedangkan Up, jelas mengikuti Kao yang juga pergi.

Prim, adik Mew juga pergi ke Canada satu bulan yang lalu.

Gulf benar-benar kesepian sekarang.

Sampai dilantai satu, ia segera berjalan menuju ruang makan, mendudukkan dirinya untuk sarapan.

Pemimpin pelayan setia melayaninya, memberikannya susu dan mengambilkannya nasi serta lauk pauk.

Ia berasa menjadi anak dari sang pelayan ini, tapi hal itu membuatnya sangat senang.

"Terlalu banyak, Bi." ujar Gulf menatap piringnya.

"Kau harus makan banyak, kau kan memiliki janin kembar." Ujar sang pelayan, mengelus lembut surai Gulf.

Gulf mendengus, pada akhirnya mengangguk dan memakannya.

"Em... Bi." panggilnya pada pelayan paruh baya itu.

"Iya, Nak?"

"Tuan Mew dimana?" Tanya Gulf, ia ingin meminta sesuatu pada Mew, Kao sedang di Jepang jadi ia tidak bisa memintanya pada pria itu.

Terlihat pelayan terdiam, melirik ke lantai dua.

Kemudian, pelayan itu mendekati Gulf, "tuan Mew, bersama jalangnya. Kemarin malam aku melihat pria asing dibawa oleh tuan." bisiknya.

Gulf mengangguk santai, melanjutkan makannya hingga habis.

"Dia dikamar mana, Bi?" tanya Gulf lagi, karena ia tau Mew tidak akan mau bersenggama dikamar utama.

"Dua kamar sebelum kamarmu, nak."

Gulf mengangguk lagi, sesekali meminum susunya seraya berjalan menaiki lantai dua.

Sampai dikamar yang dimaksud, Gulf tanpa mengetuk pintu itu ia langsung membukanya.

Melihat pria asing itu ingin melakukan sesuatu pada Mew yang masih sedang tidur atau mungkin pingsan?

Gelas kosong ditangannya ia lemparkan hingga mengenai tangan pria asing itu, dan sesuatu benda ditangan sang pria terlempar juga.

Dengan langkah pelan, Gulf berjalan mendekat, manatap membunuh pria asing yang ikut menatapnya tajam.

"Siapa yang mengutusmu." Tanya Gulf.

Bukannya menjawab, Pria asing itu malah melompat ingin memberikan tendangan pada Gulf.

Gulf tentu menghindar dengan santai.

'Pria ini terlalu lemah.'

"Aku sedang malas bertarung, aku hanya ingin memastikan sesuatu. Apa kau suruhan tuan Smith?" tanya Gulf lagi membuat pria didepannya menengang.

[ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang