⚠️Sensitive⚠️
Happy Reading~
---Dangerous Man---
Gulf pagi ini benar-benar mengikuti Mew yang sempat dijanjikan pria itu semalam.
Ia sudah berada didalam mobil bersama Mew, pria itu menyetir dan ia duduk disampingnya.
Hening sejak tadi, Gulf tidak akan pernah mengucapkan sepatah katapun, ia memilih bungkam karena Mew juga tampak sangat fokus menyetir.
Hingga satu jam lamanya mengendarai mobil, mobil akhirnya berhenti didepan sebuah gedung kumuh ditempat terpencil.
Lagi?
Gulf tak habis pikir, mengapa pria songong ini suka sekali dengan gedung kumuh di tempat terpencil jauh dari kota.
Tapi dia tidak protes, hanya mengikuti Mew yang keluar dari mobil, membuka pintu memasuki gedung kumuh itu.
Apa yang diharapkan dari tempat itu?
Sudah jelas ruangan kotor, tapi Mew terlihat masih berjalan menghampiri dinding, membukanya hingga terdapat ruangan kecil dibaliknya.
Gulf dalam hati penasaran, mengikuti Mew memasuki ruang kecil, dinding kembali tertutup.
Ia merasakan ruang kecil ini bergerak turun, ia makin penasaran, ternyata ruang kecil ini sebuah elevator.
Tidak ada yang berbicara hingga elevator berhenti, pintu didepannya terbuka, hingga membuat mulutnya menganga tidak percaya manatap apa yang ada didepannya.
Dibawah gedung kumuh ini, ternyata terdapat sebuah ruangan.
Bisa dilihatnya, ruangan ini dipenuhi para pria yang sedang berkelahi, menembak, ataupun memanah.
Ini markas milik Mew!
Gulf berbalik menatap Mew, "apa maksudnya kau membawaku kesini, tuan?" tanyanya.
Ia tidak mengerti mengapa Mew malah membawanya ketempat ini, yang dimana tempat ini adalah tempat persembunyian para bawahan dunia gelap pria itu.
Mew tidak menjawab, pria itu malah berjalan kedepan, mengambil pistol dari saku kemejanya.
Dor!
Tembakan ia lancarkan pada atap ruangan, hingga aktivitas seluruh bawahan Mew berhenti, dan mereka semua yang tau siapa yang datang, dengan cepat berlutut, wajah mereka juga serempak menunduk.
"Kalian kedatangan tamu. Ajari dia semua teknik petarungan kita." ucap Mew lantang, menarik Gulf kemudian mendorongnya kedepan.
"Nama Gulf Kanawut, dua puluh dua tahun. Ajari dia dengan baik. Lakukan sesuka hati kalian." timpalnya.
"Syarat pertandingan ini, satu lawan satu." lanjut Mew.
Gulf membulatkan mata mendengar ucapan Mew, apa maksud pria ini dengan sesuka hati?
Satu lawan satu?
Benar-benar ya pria ini!
"Baik, tuan!" teriak serempak anak buah Mew, kemudian mereka semua berdiri.
Mew kini beralih menatap Gulf datar, "lakukan yang kau bisa jika tidak ingin berakhir mati sia-sia disini." ungkapnya memperingati Gulf.
Gulf menatap tidak percaya pria didepannya ini.
Benar-benar pria gila!
Mew tampak berjalan menjauhi lingkup yang akan menjadi medan perkelahian, dengan tenang pria itu duduk disofa menonton pertandingan yang akan segera dimulai.
