•
•
"Pah, pokoknya dia harus keluar!"
Renjun terus bersikeras dengan pendiriannya. Ia ingin Nakyung keluar dari BhinaBakti.
Tapi Chanyeol, papah Renjun sekaligus kepala sekolah BhinaBakti menolaknya dengan tegas karena Nakyung sudah kelas tiga dan sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan.Bukan perkara mudah untuk mengeluarkan siswa begitu saja.
"Gak bisa Ren!"tekan Chanyeol tak ingin kalah.
Renjun menatap Chanyeol serius, matanya menyiratkan rasa kecewa. Renjun langsung pergi dan terakhir menumpahkan dengan memukul tembok.
Jujur, ia merasa bersalah pada pacarnya karena dirinya, Chaeryeong jadi bahan bully-an geng Trio Cabe.
Renjun berjalan ke ruang UKS, sesampainya di sana ia langsung memasang wajah penuh amarah, ketika melihat salah satu petugas UKS laki-laki tengah mendekati Chaeryeong dan memberi perempuan itu obat merah.
"Lo kenapa deket-deket cewek gue? Hah?!"geram Renjun pada laki-laki yang terjatuh di lantai karena dorongannya.
"Renjun! Lo ngapain? Astaga, dia cuman ngobatin gue doank."
Renjun tak menghiraukan perkataan Chaeryeong. Laki-laki itu langsung berdiri dengan lututnya yang gemetar karena takut dengan Renjun.
"Jangan ada yang berani deketin cewek gue, apalagi cowok!! Pokoknya, gue bakal ngasih pelajaran ke siapa pun itu!!"pungkas Renjun mengancam.
Chaeryeong mengusap wajahnya kasar.
"Lo kenapa sih? Lo kenapa ngatur hidup gue? Gue bukan pacar lo. Dan lo liat yang terjadi gara-gara lo ngaku pacar gue. Pacar lo mau bunuh gue!!"
Renjun langsung menggenggam tangan Chaeryeong, lalu meletakkan di dadanya. Perempuan itu terdiam ketika merasakan suara detakan jantung yang berdetak tak karuan di sana.
"Gak tau kenapa, lo orang pertama yang mampu bikin jantung gue berdetak kencang kayak gini"lirih Renjun pada perempuan yang masih terpaku melihat perlakuannya.
"Dan gue minta maaf soal Nakyung, gue janji bakalan terus jaga lo."
"Apaan sih!"
"Gue berharap lo gak deket sama cowok lain"
Perempuan itu menaikkan sebelah alisnya. Apa Renjun seprotektif dan posesif itu?
"Terus gue gak boleh deket sama bokap gue? Abang gue? Sepupu laki-laki gue? Paman gue? Om gue?""Yaelah, gak gitu juga amuba." Chaeryeong mengerucutkan bibirnya.
"Ih, gak suka dipanggil amuba!!" Renjun tersenyum jahil.
"Kalau dipanggil Sayang mau??"
"Ih, apaan sih!!"jawab Chaeryeong ketus, tiba-tiba rona merah terpancar di kedua pipinya.
"Cie.. pipi lo merah tuh, Chaer"ledek Renjun hingga Chaeryeong malu setengah mati.
"Ih, gak! Apaan sih lo Ren!"ujar Chaeryeong sambil mengusap-usap pipinya.
"Lo tahu gak sih, Chaer? Bokap gue gak mau ngeluarin Nakyung. Padahal, dia udah keterlaluan banget sama lo."
Mata Chaeryeong langsung membulat. Renjun sampai bilang ke orangtuanya segala. Jadi gak enak, batinnya.
"Yaiyalah, dia itu udah kelas 12 dan sebentar lagi ujian."
"Tapi gue takut dia bakal nyakitin lo lagi."
"Mangkanya, jangan asal bilang kalo gue pacar lo!!"
"Pokoknya, lo harus sama gue terus biar lo gak di ganggu sama Nakyung ataupun siswi yang lain."
Laki-laki itu menatap lengan Chaeryeong yang tampak beberapa goresan luka. Ia pun langsung menarik lengan Chaeryeong, lalu mencium lengan perempuan itu dengan lembut.
"Ih, apaan sih!!" Chaeryeong lantas menarik lengannya.
Kemudian melihat luka Chaeryeong di dahi yang belum diplaster, Renjun langsung mendekat sampai tak ada jarak di antara mereka berdua, dan ia meniup pelan luka Chaeryeong.
"Perih gak?? Gue tiup ya, biar perih nya gak terlalu terasa,"ucap Renjun kepada perempuan yang sudah terdiam, sembari menutup matanya itu.
Renjun gak waras sih emang. Tapi sweet juga ternyata.
Chaeryeong hanya mengangguk. Ia lelah melarang laki-laki itu untuk menjauhi dirinya, karena laki-laki itu sangat keras kepala dan selalu saja membuat ia frustasi.
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙷𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚁𝚎𝚗𝚓𝚞𝚗 || 𝚁𝚎𝚗𝙲𝚑𝚊𝚎𝚛
FanfictionRENJUN Huang Renjun. Playboy sekolah sekaligus pemilik selera humor yang rendah. Perempuan mana, sih yang tidak jatuh hati dengannya? Selain ketampanannya, Renjun jago mengeluarkan seratus kalimat gombal receh untuk merayu lawan jenisnya. Wajar kala...