•
•
Chaeryeong masih setia berdiri di depan pintu ruang BK. Ia menunggu Renjun selesai berdebat dengan kepala sekolah, yang tak lain adalah Papanya sendiri.
Huang Chanyeol, sedangkan di ruang BK Renjun menatap Chanyeol dengan santai, sembari mengulum bibirnya."Renjun, kapan kamu berhenti membuat masalah?"
Laki-laki itu menatap Chanyeol memelas, berharap ayahnya tidak menghukumnya kali ini.
"Pah, Renjun gak buat masalah kok. Orang-orang aja yang terlalu ribet sama urusan Renjun."
Chanyeol menatap anak laki-lakinya itu sambil memijit pelipisnya yang mulai terasa penat.
"Renjun, jangan ngebantah!"bentaknya yang tidak tahan dengan kelakuan Renjun yang semakin hari semakin susah di atur.
"Arghhh! Salah mulu, pah"decak Renjun sambil mengacakan rambutnya asal.
Chanyeol menggelengkan kepalanya, ia sudah lelah menasihati anaknya yang susah diatur.
Sebenarnya waktu ia masih sekolah, sama seperti anaknya, suka membuat onar tapi menurutnya Renjun dua kali lebih parah darinya dulu. Like father, like son."Papah gak mau denger kamu berulah lagi! sana, kembali ke kelas!" Renjun mengangguk santai.
"Oke, pah. Renjun gak bakal ulangi lagi, kok" Renjun mengembangkan senyum manisnya.
"Tapi gak tahu kalo khilaf."
Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anaknya yang satu ini.
Renjun kini menghirup udara segar setelah keluar dari ruang BK."Renjun!!"
Renjun menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang. Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya setelah mendengar ada yang memanggil namanya.
"Apa?"
"Ma.. makasih,"ucap Chaeryeong menunduk kepala sembari menyodorkan topi yang tadi dipakainya.
"Oke,"ucap Renjun sambil menatap wajah Chaeryeong heran.
"Lo kenapa gak berani natap muka gue? Emang muka gue serem ya."
"Eh, bukan itu,"bantah Chaeryeong langsung memberanikan diri menatap laki-laki di hadapannya.
Renjun mengambil topinya, lalu menatap perempuan itu secara intens.
"Buat ngeliat gua aja lo takut, apalagi jalanin cinta sama gue."
Chaeryeong menggerutu dalam hati, ia menyesal karena telah berempati dengan orang yang setengah gila ini.
Tak ingin berlama-lama di sana, ia memutuskan untuk pergi meninggalkan Renjun, untuk kembali ke kelasnya.
Baru lima meter menjauh, tiba-tiba suara dari arah belakang menginterupsi langkahnya.
"Gue mau, lo jadi pacar gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙷𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚁𝚎𝚗𝚓𝚞𝚗 || 𝚁𝚎𝚗𝙲𝚑𝚊𝚎𝚛
Fiksi PenggemarRENJUN Huang Renjun. Playboy sekolah sekaligus pemilik selera humor yang rendah. Perempuan mana, sih yang tidak jatuh hati dengannya? Selain ketampanannya, Renjun jago mengeluarkan seratus kalimat gombal receh untuk merayu lawan jenisnya. Wajar kala...