✦ Rain With Ex ✦

935 141 164
                                    

"Heejin, gak mau pulang aja?"

Heejin yang tadinya haha-hihi mendadak menatap papanya kesal. "Ih, papa! Aku kan mau ikut Ryu..."

"Aduh, kenapa sih mau ikut Ryujin terus. Anak itu gak bener, Heejin. Kalau kamu ikut kayak dia gimana?"

Bibir Heejin makin menekuk, dirinya mulai memasang ekspresi merajuk. "Papa mah..."

"Lagipula ya Heejin, buat apa sih ikut sekolah di Asteria. Lebih baik kamu kembali homeschooling saja. Kamu itu gak suka keramaian." Kata pria beranak dua itu.

"Aku tuh suka, Pa. Aku tuh suka punya banyak temen. Kalo di rumah kan gak ada temen!"

Papanya menghela napas, menangkup kedua pipi putrinya. "Kamu itu yang paling mirip mama. Mama kamu itu gak suka keramai--"

"Tapi aku kan bukan mama..."

Mobil berwarna hitam itu berhenti tepat di depan bangunan berlantai dua yang tak lain adalah dorm.

"Minggu depan check up lagi sama papa ya." Kata sang papa memberitahu. Tangan lelaki berkepala empat itu mengelus rambut putrinya penuh sayang.

Heejin hanya bergumam, "Hmm..."

"Sudah, jangan ngambek sama papa. Papa yang salah deh, papa minta maaf ya sayang."

Heejin menganggukan kepalanya pelan. "Aku turun dulu ya, Pa. Hati-hati di jalan. Oh iya, jangan lupa kontakan sama Ryu juga." Pesan Heejin sebelum hendak turun.

"Ya, nanti kalau papa ada waktu."

Supir pribadi keluarga itu turun, membukakan payung untuk Heejin. Benar, sore ini hujan begitu deras.

"Nanti malam papa hubungi ya, Heejin."

"Hubungin Ryu aja, Pa. Kan hari ini kita udah ketemu." Ucap Heejin sebelum pada akhirnya melambaikan tangan sembari berjalan memasuki dorm.

Iya, sepilih kasih itu pria berumur 40-an itu kepada kedua putri kembarnya.

⊱ ────── {⋅. ✦.⋅} ────── ⊰

Cklek!

Heejin membuka pintu dorm. Sore ini dorm amat sepi, tampaknya teman-teman gadis itu terjebak hujan di luar sana.

Berniat menghubungi salah satu temannya, Heejin merogoh kantung dan menyalakan ponselnya, namun ponsel bercasing putih itu tak kunjung menyala.

Sialan, baterainya habis!

"Huaaa, nyebelin banget! Mana dorm sepi banget lagi. Kalo sampe malem gaada yang pulang gimana nih..."

Heejin memperhatikan hujan yang sedari tadi tak kunjung berhenti, kian menderas setiap detiknya.

Gadis itu akhirnya masuk ke dalam kamar, mencharge baterai ponselnya yang benar-benar habis tak bersisa.

Pattss!

Lampu mendadak mati. Sontak saja gadis penyuka kartun itu memekik. "Aaaa!" Pekiknya terkejut.

Namun rasa takut dan pekikannya hanya berjalan beberapa detik karena selanjutnya gadis itu justru terkagum.

"Wah, ini ternyata yang namanya fenomena mati lampu! Ya ampun, gue belom pernah ngerasain ini!" Kagumnya di dalam kegelapan.

12 Private A ✦ | MilleniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang