✦ Princess ✦

872 133 155
                                    

Nakyung sendirian di kamarnya. Gadis itu amat bosan karena para temannya yang sedang tak bisa diajak bermain. Ada yang sibuk, ada pula yang sok sibuk.

Dilanda kebosanan, satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah menghubungi tunangannya, mendengarkan semua makian si lelaki.

"Halo, di sini Nakyung. Apa di sana jodohnya Nakyung alias Renjun?"

"Bentar, gue kesana."

Sumpah, ini Renjun gak marah-marah dulu?

Biasanya saat Nakyung menelfon, Renjun akan memarahi gadis itu karena menelfonnya untuk urusan yang tak penting, namun numben sekali langsung datang.

Cklek!

Pintu terbuka, menampilkan Renjun dengan celana jeans hitam dan kaus berwarna senada. Dilihat dari penampilannya, tampaknya si lelaki ingin pergi keluar.

"Mau per--"

Bruk!

Belum sempat Nakyung bertanya, Renjun sudah menjatuhkan beberapa barang yang dibawanya ke ranjang Nakyung.

"Ini apa?"

Renjun menyodorkan sekotak pizza, "Ini makan malem lo."

Lelaki itu kemudian mengambil beberapa benda lainnya seperti waffle, milkshake strawberry, boba, permen, hingga pancake dan kentang.

"Makan pizzanya dulu, abis itu makan dessert-nya. Gue juga beliin lo milkshake!" Lanjutnya menyodorkan semua itu kepada Nakyung.

Nakyung mengernyit, "Numben?"

"Gue mau keluar sama Jeno sampe malem. Jangan telfon gue, jangan chat gue, jangan spam! Lo gak bakal ngeluh laper kan setelah makan semua ini? Jadi jangan chat gue!"

Oh, begitu rupanya. Renjun tak ingin menanggapi pesan dan panggilan Nakyung yang mengganggunya, entah pesan uring-uringan Nakyung yang katanya lapar hingga ribuan panggilan si gadis.

"Kok gak boleh telfon?"

"Ya, lo kan kalo nelfon biasanya ngeluh laper! Gue udah beliin segala jenis makanan yang lo suka! Jadi jangan telfon gue!" Jawabnya dengan nada tegas.

Nakyung menekuk bibirnya, "Kalo ada hal penting yang bikin gue harus nelfon lo?" Tanya Nakyung.

"Contohnya?"

"Kangen gitu misalnya."

Renjun menggeleng kuat-kuat, "No! Itu gak penting! Lo cuma boleh ngehubungin gue kalo longsor, tsunami, banjir, kebakaran, atau kiamat. Oke?"

Bibir Nakyung masih ditekuk, namun ia mengangguk menuruti, berjanji tak akan menelfon tunangannya itu.

"Handphone lo." Renjun mengulurkan tangannya, meminta ponsel gadis itu.

Nakyung memberikannya sedikit tak ikhlas, gadis itu masih cemberut sembari memakan kentang di depannya.

"Jangan buat masalah, jangan ngadu, dan jangan rese. Oke?"

"Iya."

Renjun menaikkan satu alisnya, "Iya apa?" Tanyanya meminta gadis itu untuk menjabarkan ucapannya dengan lengkap.

"Iya, gak bakal buat masalah, gak ngadu, sama gak rese." Ulang Nakyung.

Setelah percakapan itu, Renjun langsung turun ke bawah, menaiki motornya, dan pergi bersama para anak lelaki 12 Private A + Ryujin.

Oh iya, ada alasan mengapa Renjun amat takut Nakyung membuat masalah.

Dulu pernah Renjun berkata bahwa Nakyung hanya boleh menghubunginya di saat longsor, banjir, kebakaran, dan tsunami. Tanpa diduga, gadis itu membakar mobilnya agar bisa menghubungi Renjun.

12 Private A ✦ | MilleniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang