✦ Shopping Time ✦

1K 128 95
                                    

Bagi gadis private class, minggu pagi itu adalah waktu yang paling pas untuk melakukan kegiatan shopping time.

Berbelanja dari pagi hingga malam, membeli asal barang yang mereka lihat, dan berbelanja tanpa melihat harga.

Namun bagi para lelaki private class, hari minggu pagi itu adalah bencana, dimana mereka diseret para gadis untuk dijadikan babu selama mereka berbelanja.

Ayolah, para gadis itu belanja lebih dari enam jam dan membeli banyak barang, wajar saja jika para lelaki akan bersembunyi di minggu pagi.

Dan seperti lelaki private class lainnya yang bahkan rela kejang-kejang di tempat demi tidak diseret dan dijadikan babu, begitu pula lelaki kelas 12 Private A.

Lihat saja kelima lelaki yang bersembunyi di gudang dalam asrama.

"Ya Tuhan, semoga minggu ini bukan gue lagi yang dibabuin." Haechan menyatukan tangannya, berdoa guna menyelamatkan dirinya dari para gadis yang gila belanja.

Hyunjin ikut berdoa, "Ya Tuhan, plis banget ini mah tolong dikabulkan. Gue gak kuat dibabuin seharian."

Sementara kedua temannya sedang berdoa, Jaemin beberapa kali bersin dan mengeratkan jaketnya.

"Lo abis kesana?" Tanya Jeno ketika menyadari wajah pucat temannya itu.

"Iya, kemaren. Kalo malem udaranya dingin banget, gue gak kuat. Tapi gue lebih gak kuat lagi kalo hari ini gue yang diseret buat jadi babu pas belanja."

Haechan dan Hyunjin masih berdoa, sedangkan Jaemin dan Jeno sedang membicarakan sesuatu yang tak mereka ketahui secara spesifik.

Haechan melirik Renjun yang bersender pada dinding di sebelahnya, tampak merapalkan sesuatu jika dilihat dari gerak bibir tipisnya itu.

"Haha, anjing! Jun, lo doa juga ya?" Tebak Haechan mentertawakan Renjun yang menurut perkiraannya ikut berdoa karena takut menjadi babu di minggu pagi yang cerah benderang ini.

"Dih, engga anjing." Sangkal Renjun mengalihkan pandangannya.

"Renjuuun!"

Mampus, itu jelas teriakan Nakyung, gadis cerewet yang amat terobsesi dengan lelaki yang kini tengah berdoa mati-matian dalam hatinya kepada tuhan.

"Anjir! Mampus lo, Jun!" Kata Hyunjin menakut-nakuti Renjun di saat dirinya sendiri ketar-ketir.

"Duh, mereka pada kemana sih?"

"Gue udah nyari kemana-mana tapi gak ketemu anjir! Apa mereka pada pergi ya?"

Percakapan para gadis di luar sana entah kenapa mampu membuat para lelaki menahan napasnya bersamaan.

Ayolah, bagi mereka semua, salah satu cobaan paling besar di dunia selain miskin adalah menemani gadis-gadis ke pusat perbelanjaan.

"Yaudahlah, kita ajak orang lain aja. Yuk, gue panggil supir gue aja."

Itu suara Somi. Suara itu mampu membuat helaan napas lega terdengar memenuhi ruangan yang mereka tempati.

Cklek!

"Hayoo! Kalian ngumpet ya anjing!"

Dan bagai kejutan ulang tahun, Somi membuka pintu dengan lebar kemudian berteriak dengan mata memicing.

Sialan, mereka ketahuan.

"Hah? Siapa yang ngumpet?"

"Iya nih, ngumpet apanya coba."

Mata Somi makin memicing, "Terus, ngapain di sini kalo gak ngumpet?" Tanyanya penuh selidik.

Haechan mencari alasan, "Ya, kita lagi---Lagi apa tuh? Lagi boys time! Iya, itu! Kalian kan juga sering gitu biasanya!"

12 Private A ✦ | MilleniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang