part 64

11.6K 852 33
                                    

Hari yang dinantikan tiba, di sebuah hotel mewah kedua keluarga sepakat untuk mengadakan sebuah upacara pernikahan yang begitu mewah. konsep pernikahan tidak terlepas dari selera tinggi seorang shin min ah.

Dengan dekorasi dominan warna putih dan juga sentuhan emas menambah kesan mewah tempat pernikahan putri bungsunya. Satu jam sebelum pernikahan, beberapa undangan sudah datang dan dalam sekejap saja suasana menjadi ramai. Tentu saja untuk melihat pernikahan putri bungsu seorang kim woo bin.

Lisa berdiri di depan cermin, dia memakai setelan jas dan terlihat begitu cantik  dan tampan secara bersamaan. Jisoo yang menemani lisa pun tak berhenti memuji paras lisa dan berkata bahwa ia iri dengan postur tubuh sempurna lisa.

Jisoo terus memberikan petuah petuah yang membuat lisa sedikit mengurangi rasa gugupnya. Tangannya dingin berkeringat dan itu membuat jisoo menggodanya.

"Unnie... aku akan menikah. Tapi aku belum memiliki apa apa untuk jennie. Apa dia tidak akan menyesal menikah denganku?" Tanya lisa.

"Dia akan mati jika kau tidak menikahinya" ucap jisoo.

"Ckkk unnie aku serius" ucap lisa kesal.

"Kau pikir aku becanda? Aku serius lisa. Sangat serius, jennie adikku dan aku tau apa yang benar ia inginkan dan apa yang benar benar membuat bahagia. Kau tidak perlu memiliki apapun untuk membuat adikku bahagia karena dia hanya butuh ini...." ucap jisoo lalu menunjuk tepat di dada lisa.

"Kau. Dia hanya membutuhkanmu" lanjut jisoo.

"Gomawo unnie" ucap lisa sambil tersenyum.

Pintu ruangan lisa terbuka, lisa tersenyum melihat ji hyo masuk dengan dress yang begitu cantik. Tapi sayangnya senyum lisa seketika padam ketika melihat sosok yang ada di belakang ji hyo.

"Eomma... untuk apa dia datang?" Tanya lisa.

"Nakk.. bagaimanapun juga dia daddymu" ucap ji hyo.

"Anni... dia tidak pernah menjalankan tugasnya sebagai seorang ayah" ucap lisa.

"Lisa... maafkan daddy" pria paru baya itu berbicara. Mario mendekati lisa tapi lisa malah melangkah mundur seolah tidak ingin mario mendekatinya.

"Daddy tau kau marah pada daddy. Daddy menyesal atas apa yang daddy lakukan padamu dan juga pada ibumu. Sejak kau pergi, daddy menyadari semuanya. Apa yang daddy lakukan terasa sia sia" ucap mario.

Lisa tidak menjawab, ia memalingkan wajahnya tapi sangat terlihat bahwa matanya mulai berkaca kaca.

"Baiklah jika kau tidak mau memaafkan daddy. Daddy hanya ingin melihatmu menikah, ijinkan daddy berjalan bersamamu untuk terakhir kalinya" ucap mario dengan mata berkaca kaca.

Jujur saja lisa merasa ucapan mario memiliki arti tapi ia tak bisa memahami. Rasa kesal atas perlakuan mario padanya dan ji hyo seolah menutup rapat pintu hatinya untuk mario.

"Lisa, ini hari yang sangat penting dan aku pikir kau membutuhkan tuan manoban. Ijinkan dia berjalan di sampingmu nanti" ucap jisoo.

"Dia tidak pernah ada untukku unnie. Yang dia pikirkan hanya para wanita jalang dan juga bisnisnya" ucap lisa kesal.

"Lisa..." bentak ji hyo.

"Eomma tidak pernah mengajarimu memperlakukan orang seperti itu. Apalagi kepada daddymy" bentak ji hyo.

"Eomma memang tidak pernah mengajarinya. Tapi aku belajar dari pria ini. Dengar tuan, aku mengijinkanmu melihat pernikahanku. Tapi tidak berjalan di sampingku" ucap lisa.

Lisa berjalan ke arah pintu, membuka pintu lebar lebar dan mempersilahkan mario keluar. Mario menatap lisa dengan tatapan berkaca kaca tapi lisa mencoba memalingkan wajahnya. Ji hyo pun menggelengkan kepalanya tak percaya dengan sikap lisa. Tapi ia tak bisa berbuat apapun karena dia memahami dan mengerti dengan apa yang di alami oleh lisa.

Pengikatan janji suci pernikahan lisa dan jennie dimulai. Mereka berdiri di atas altar, menatap satu sama lain dan tersenyum. Mengucap janji sehidup semati dalam keadaan apapun. Mengakhiri pengucapan janji pernikahan mereka dengan kecupan hangat di bibir.

Lisa dan jennie saling memandang dan tersenyum "my wife. I love you" ucap lisa.

"I love you too" ucap jennie.

Gemuruh tepuk tangan membuat keadaan sangat meriah. Setelah pengikatan janji pernikahan, lisa dan jennie meminta doa restu kepada kedua orang tua jennie.

Dengan rasa bahagia kim woo bin dan shin min ah memeluk hangat kehadiran lisa sebagai anggota keluarga baru.

"Jaga dan bahagiakan putriku" ucap kim woo bin.

"Nee appa. Aku berjanji" ucap lisa sambil tersenyum.

Lisa beralih mengajak jennie menemui ji hyo. Ji hyo menangis memeluk lisa, tangisan bahagia tak bisa ditahan melihat putri satu satunya menikah.

Setelah berbincang dengan ji hyo, lisa menggenggam tangan jennie untuk mengajaknya duduk tapi jennie menahannya.

"Wae?" Tanya lisa.

Jennie menatap ke arah mario "kita belum menemui daddymu" ucap jennie.

"Aku rasa tidak perlu" ucap lisa.

"Sayang... jangan seperti ini. Bagaimana pun aku harus berterimakasih karena jika bukan karenanya, aku tidak akan pernah melihatmu. Dia ayahmu dan darahnya mengalir di dalam tubuhmu" ucap jennie.

Lisa menghela nafas, ia pasrah terhadap ucapan istrinya. Jennie dan lisa berdiri di hadapan mario "dad... terimakasih" ucap jennie sambil tersenyum.

"Semoga kalian bahagia" ucap mario.

Jennie menatap lisa, membuka matanya lebar lebar memberikan kode agar lisa mengatakan sesuatu tapi lisa hanya menatapnya dan menggelengkan kepalanya. Jennie mendekatkan wajahnya ke telinga lisa "berterimakasihlah atau tidak ada jatah untukmu selama tiga bulan" bisik jennie.

"Hon... ini tidak adil" protes lisa. Tapi jennie malah memelototinya menandakan bahwa ia sedang dalam mode sangat serius.

Lisa menghela nafas lalu kembali menatap mario "terimakasih" ucap lisa.

Mario tertegun bibirnya bergetar seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar. Mario berencana membalas ucapan lisa tapi ia terlambat bahwa lisa dan jennie sudah menghilang dari pandangannya.

Selesai proses pernikahan yang begitu panjang dan melelahkan, lisa duduk bersandar tempat tidur. Tersenyum menatap istrinya yang sedang duduk di depan cermin dan melakukan ritual sebelum tidurnya.

"Sayang... sebaiknya aku meminta appa untuk membeli rumah untuk kita" ucap jennie tiba tiba.

"Andwae" ucap lisa.

"Wae?" Tanya jennie.

"Aku akan bekerja dan membelikan rumah untuk kita. Jadi untuk sementara kita akan tetap tinggal di apartement" ucap lisa.

"Hmm.... tapi apartement itu milik jisoo unnie" ucap jennie.

Lisa terdiam, ia baru saja tersadar bahwa apartement yang selama ini ia tempati memang milik jisoo. Saat ini lisa mulai merasa tak berguna, ia bahkan belum bisa memberikan rumah yang layak untuk keluarga kecilnya.

Jennie sangat menyadari arti diam seorang lalisa. Ia kemudian mendekati lisa, duduk di pangkuan lisa dan melingkarkan tangannya di leher lisa.

"Aku tau apa yang kau pikirkan. Kita bicarakan dengan jisoo unnie. Bagaimanapun kau akan bekerja dengannya jadi anggap saja kita menyewa" ucap jennie.

Mendengar ucapan jennie membuat senyum lisa mengembang. Meskipun bukan itu yang lisa inginkan tapi setidaknya dengan cara seperti itu dia bisa memulai segalanya dari awal.

"Membaca pikiran orang adalah hal yang menakutkan. Apa kau tau itu?" Ucap lisa.

"Hmm... aku hanya bisa membaca pikiranmu sayang" ucap jennie.

"Aku menginginkanmu malam ini" ucap lisa.

"Im yours forever" ucap jennie sambil tersenyum.

The end

T.R.I.A.N.G.E.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang