part 53

6.3K 834 33
                                    

Jennie pov

Ucapan jisoo unnie semalam bagaikan tamparan untukku. Bagaimana mungkin aku tidak mengkhawatirkan lisa, dia seperti ini karenaku. Dia mengalami kecelakaan setelah aku memutuskannya.

aku sangat mengkhawatirkannya dan aku juga merasa begitu bersalah hingga membuatku sulit tidur. Karena itu juga aku memutuskan untuk datang pagi ini ke rumah sakit.

Aku datang kerumah sakit dan bertanya di mana ruangan lisa. Setelah mendapatkan informasi mengenai ruangan lisa, aku bergegas pergi kesana.

Sejenak aku diam berdiri di depan ruang rawat lisa. Aku merasa takut untuk menemuinya, bagaimana jika dia sangat marah padaku? Tapi apapun yang terjadi aku harus menerimanya. Jisoo unnie benar, ini bukan salah lisa.

Aku perlahan mengetuk pintu, lalu masuk kedalam ruang rawat lisa. Tapi aku terkejut karena ruangan lisa kosong. Aku kembali, lalu bertanya kepada perawat.

Perawat itu mengatakan bahwa lisa sedang berjalan jalan di taman. Aku bergegas pergi ke taman, taman rumah sakit ini cukup luas hingga membuatku sedikit kerepotan mencari lisa dengan banyaknya pasien yang tersebar di taman dengan pakaian yang sama.

Aku terus mencari lisa hingga kakiku seketika membeku ketika melihat lisa sedang berbincang dengan seorang wanita. Yang pasti itu bukan ibunya, wanita itu terlihat lebih muda tapi aku tak mengenalinya karena dia memakai masker dan kaca mata hitam.

Aku juga yakin bahwa itu bukan chaeyoung karena wanita itu memiliki rambut hitam. Aku yang mengakhiri hubunganku dengan lisa, tapi mengapa hatiku terasa sakit ketika melihat lisa sedang bergurau dengan wanita lain. Bahkan wanita itu menyuapi lisa dengan potongan apel.

Aku terkejut ketika sebuah tangan menyentuh bahuku. Aku berbalik dan melihat ibu lisa berdiri di hadapanku.

"Kau datang untuk bertemu dengan lisa?" Tanya ji hyo imo.

"Aa..aaku.." aku sangat gugup.

"Kau masih menyukai lisa. Lalu kenapa kau memutuskannya?" Dia menyelahku dan memberikanku pertanyaan yang bahkan aku sendiri tidak tau jawabannya.

Kenapa aku meninggalkan lisa?
Kenapa aku menyerah hanya karena chaeyoung?
Kenapa aku tidak melawannya dan berjuang untuk hubungan kami?

Jawabannya hanya satu BODOH

"Kajja... kita temui lisa" ucap ji hyo imo.

Aku kembali menatap lisa yang terlihat bahagia dengan wanita itu.

"Tidak imo. Aku datang kesini hanya untuk memastikan dia baik baik saja. Aku merasa bersalah karena ku pikir dia kecelakaan karenaku. Sebelum dia kecelakaan, kami berbincang di halte dan saat itu aku mengakhiri hubunganku dengannya. Setelah itu dia pergi dan kecelakaan itu terjadi" ucapku.

"Ini bukan salahmu. Kau tak perlu merasa bersalah" ucap ji hyo imo sambil tersenyum.

Berhadapan dengan ji hyo imo terasa begitu berat. Aku telah melukai putrinya tapi dia tetap bersikap baik padaku.

"Imo... jangan katakan pada lisa jika aku datang. Aku tak ingin membuatnya terus berharap padaku" ucapku.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan" ucap ji hyo imo.

Aku berpamitan dan sekilas berbalik menatap lisa. Aku benar benar kehilangannya dan ku harap dia bisa terus tersenyum seperti itu.

Jennie pov end

"Ada lagi yang kurang?" Tanya yoona sambil mengecek barang barang lisa agar tidak tertinggal.

"Sepertinya tidak" ucap lisa.

Yoona mengambil kursi roda untuk lisa, lalu perlahan membantu lisa duduk ke kursi roda. Tak lama kemudian ji hyo datang setelah mengambil obat obatan untuk lisa.

"Semua sudah?" Tanya ji hyo.

"Sudah imo. Kajja, supirku menunggu di bawah" ucap yoona.

"Aigooo... tidak usah repot repot. Kami bisa naik taksi" ucap ji hyo.

"Sama sekali tidak merepotkan. Aku memaksa" ucap yoona.

Akhirnya ji hyo dan lisa pasrah menerima bantuan yoona. Dengan di bantu supir yoona, lisa duduk di kursi belakang bersama ji hyo sedangkan yoona duduk di kursi depan.

Setelah hampir 30 menit berkendara, akhirnya mereka sampai di rumah lisa. Yoona dan ji hyo membantu lisa berbaring.

"Kalau begitu aku pamit pulang" ucap yoona.

"Kau tidak boleh pulang sebelum makan. Aku akan memasak lalu kita makan bersama" ucap ji hyo.

"Imo.. tidak perlu repot repot" ucap yoona.

"Aigooo.... kami berdua lebih merepotkanmu" ucap  ji hyo lalu pergi meninggalkan yoona dan lisa.

"Rumahku kecil. Kau pasti terkejut" ucap lisa tiba tiba.

"Kecil atau besar tetap bernama rumah" ucap yoona.

"Gomawo" ucap lisa.

"Berhenti berterimakasih. Lisa, jadi apa  yang akan kau lakukan besok?" Tanya yoona.

"Pergi ke kampus" ucap lisa.

"Wae? Kau belum sembuh" ucap yoona.

"Aku tidak bisa terlalu lama meninggalkan kelas. Nanti aku menjadi bodoh" ucap lisa.

"Ckkk... kau ini, seriuslah sedikit. Bagaimana bisa kau pergi ke kampus seorang diri"ucap yoona.

"Siapa bilang aku sendiri? Eomma mengantarku" ucap lisa.

"Baiklah. Jika memang ji hyo imo mengantarmu" ucap yoona sambil tersenyum.

Lisa pov

Ini akan terasa sulit, pergi ke kampus dalam keadaan seperti ini tapi aku tidak bisa berdiam diri karena eomma telah membiayai kuliahku begitu mahal.

Eomma membantuku mandi dan memakai baju. Aku merasa bersalah karena menambah beban pekerjaan eomma. Aku hanya bisa berharap bahwa aku bisa kembali pulih.

Aku sarapan bersama eomma dan tak lama kemudian paman jungkook datang dan bergabung dengan kami. Eomma bilang paman jungkook yang akan mengantar kami dan itu membuatku lega. Setidaknya itu meringankan sedikit beban eomma.

Setelah sarapan, paman jungkook membantuku duduk di kursi roda dan kami segera berangkat. Saat eomma membuka pintu depan rumah kami, aku terkejut melihat yoona datang.

"Selamat pagiii.... apa sudah siap berangkat" ucap yoona.

Aku terkejut mendengarnya, dia terlalu baik padaku. Aku sudah bilang untuk berhenti dari rasa bersalahnya tapi ternyata dia tidak bisa. Perdebatan kecil di mulai diantara yoona dan eomma tapi akhirnya eomma mengalah dan mengijinkanku pergi ke kampus bersama yoona.

Supir yoona langsung menggendongku dan memasukkanku kedalam mobil. Tak lupa dia juga memasukkan kursi rodaku ke dalam bagasi. Aku melihat yoona berpamitan kepada eomma dan paman jungkool.

Yoona masuk dan duduk di sampingku lalu perlahan mobil kami melaju. "Apa yang kau lakukan? Sudah ku bilang untuk berhenti" ucapku.

"Aku akan berhenti setelah kau bisa berjalan" ucap yoona.

"Ckk... kau keras kepala sekali" ucapku.

"Kuanggap itu pujian" ucap yoona sambil tersenyum.

Melewati setiap hari bersama yoona terasa menyenangkan. Aku bersyukur ada dia di sampingku setidaknya aku bisa melupakan luka di hatiku. Luka ketika jennie mengakhiri hubungan kami. berbicara mengenai jennie, apa dia baik baik saja? apa dia bahagia?

Lisa pov end

T.R.I.A.N.G.E.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang