part 27

8.1K 993 17
                                    

"Halmonie.. jjampong 2 porsi" teriak lisa kepada penjual jjampong.

Setelah selesai berbelanja, lisa dan jennie makan malam di kedai jjampong langganan lisa yang berada di dekat rumahnya. Lisa melihat gerak gerik jennie seperti tidak nyaman. Bahkan jennie melihat sekelilingnya dengan tatapan penuh tanya.

"Ini pertama kalinya kau makan di tempat seperti ini?" Tanya lisa.

Jennie mengangguk "ini pertama kalinya bagiku" ucap jennie.

"Pasti tidak nyaman bagimu. Apa kita cari tempat makan yang lain?" Tanya lisa.

"Tidak perlu. Aku ingin mencobanya" ucap jennie.

Tak lama kemudian halmonie membawakan 2 manģkok jjampong untuk lisa dan jennie

"Eommamu baru saja makan disini bersama seorang pria" ucap halmonie

"Ohh itu mungkin kekasih eomma" ucap lisa.

"Aku pikir juga begitu setelah melihat wajahnya. Aigooo... aku tak menyangka ia akan jatuh cinta di usianya yang sekarang" ucap halmonie

"Hmm begitulah cinta" ucap lisa sambil tersenyum.

"Kau mau cumi kering? Aku akan memberimu secara gratis" ucap halmonie

"Aigoo halmonie... tidak perlu repot repot" ucap lisa.

"Sama sekali tidak repot. Tapi bisakah kau membantu halmonie membuang sampah? Halmonie tidak sempat membuang sampah jadi sampah sampah itu menumpuk" ucap halmonie.

"Tentu... kalau begitu aku akan mampir setiap hari untuk membantu halmonie membuang sampah" ucap lisa.

"Tidak... tidak.. kau hanya perlu melakukannya hari ini" ucap halmonie.

"Kalau begitu tunjukkan padaku mana yang harus aku buang" ucap lisa. Lisa berdiri lalu berjalam mengikuti halmonie.

Jennie pov

Aku melihat lisa menaikkan lengan jaketnya lalu memakai sarung tangan plastik. Halmonie berbicara padanya tempat pembuangan sampah. Lisa mendengarkan sambil tersenyum dan mengangguk. Lihatlah betapa baiknya dia, aku tidak pernah melihat orang seramah lisa.

Sikapnya yang terlihat barusan membuatku semakin kagum dan menyukainya. Bahkan sebelum lisa mengangkat tumpukan plastik sampah itu, ia masih sempat menemuiku dan berkata bahwa aku tidak perlu menunggunya. Dia menyuruhku makan terlebih dahulu dan aku menyetujuinya.

Kemudian dia kembali untuk mengangkat plastik sampah itu dan membawanya ke pembuangan sampah. Nampaknya tempat pembuangan sampah cukup jauh hingga aku tak bisa melihat lisa.

Sambil menunggu lisa, aku menikmati semangkok jjampong yang sangat lezat. Jjampong ini bahkan lebih lezat di bandingkan dengan jjampong restoran mewah yang biasa aku makan. Tak lama kemudian, halmonie menghampiriku dan meletakkan sepiring cumi kering yang ia janjikan.

"Maaf karena membuatmu makan seorang diri" ucap halmonie sambil duduk di hadapanku.

"Tidak apa apa halmonie. Lagi pula lisa akan kembali"ucapku sambil tersenyum.

"Hmm dia sangat baik. Aku berharap bisa memiliki cucu sepertinya tapi nyatanya cucuku sendiri tidak bisa sebaik lisa" ucap halmonie.

"Halmonie sepertinya dekat dengan lisa" ucapku.

"Lisa dan ibunya sering makan disini. Bahkan ia menemaninya ibunya untuk minum soju. Mereka berdua lebih cocok seperti kakak beradik" ucap halmonie.

"Lisa minum soju?" Tanyaku tak percaya.

"Tentu saja tidak. dia hanya menemani ibunya" ucap halmonie.

Sudah 15 menit berlalu tapi lisa belum juga kembali. Aku mulai khawatir begitupum dengan halmonie. Jjampong lisa pun sudah dingin, lalu halmonie membawanya dan berencana membuatkan yang baru.

Aku mengeluarkan ponselku lalu mencoba menghubungi lisa. Aku mencoba memanggil lisa beberapa kali tapi tidak ada jawaban sama sekali.

Setelah 30 menit tanpa kabar akhirnya aku melihat lisa kembali. Aku berencana memakinya tapi tidak kulakukan karena halmonie lebih dulu memakinya.

"Mianhe halmonie. Aku bertemu dengan haraboji hong, dia kesulitan pulang jadi aku mengantarnya pulang" ucap lisa.

"Lalu kenapa kau tidak menerima panggilan telpon temanmu? Temanmu dan aku sangat khawatir. Dasar anak nakal" ucap halmonie.

"Ponselku tidak bersuara dan juga aku tadi sedang mendorong kursi roda haraboji hong jadi aku tidak bisa menerimanya" ucap lisa.

"Ckkk... apa yang pria tua itu lakukan? Kenapa dia keluar di malam hari seperti ini. Apa keluarganya tidak mencarinya" ucap halmonie yang nampak kesal.

"Halmonie... aku baik baik saja. Jadi jangan marahi aku, aku hanya membantu haraboji hong"ucap lisa dengan memasang wajah sedihnya.

"Duduklah, aku akan buatkan jjampong yang baru. Lihatlah, mangkok temanmu bahkan sudah kosong" ucap halmonie.

Lisa tersenyum lalu duduk di hadapanku "kau mau memarahiku juga?" Tanya lisa.

"Anni... aku rasa apa yang di katakan halmonie sudah cukup" ucapku.

"Syukurlah, sebenarnya apa aku salah jika aku membantu haraboji hong?" Tanya lisa.

"Kau melakukan hal yang benar. Aku bangga padamu"ucapku sambil tersenyum.

Halmonie memberikan lisa semangkok jjampong lalu lisa memakannya dengan lahap, ia terlihat sangat kelaparan. Bahkan tidak sampai 5 menit mangkok lisa benar benar kosong.

"Kenyang?" Tanyaku.

"Hmm... sangat. Kau bisa pulang setelah ini, aku tinggal jalan......"ucapan lisa terhenti karena ponsel lisa menyala di atas meja dan itu adalah panggilan masuk dari eommanya.

"Sebentar.." ucap lisa.

Aku menggangguk

"Halo eomma...." ucap lisa.

".........................."

"Aku sedang berada di kedai jjampong bersama jennie" ucap lisa.

".........................."

"Aku tidak tau. Wae?" Tanya lisa sambil menatapku

Melihat lisa berbicara sambil menatapku membuatku merasa penasaran dengan apa yang lisa bicarakan dengan ibunya.

"Wae?" Tanyaku.

"Ahjumma pemilik restoran masuk rumah sakit dan eomma harus menemaninya. Eomma bertanya apa kau bisa menemaniku sehari lagi?" Ucap lisa.

"Tentu" ucapku.

"Kau mau menemaniku?" Tanya lisa.

"Hmm... atau kau bisa pulang kerumahku. Jadi imo tidak perlu khawatir mengenai waktu makan" ucapku.

Entah mengapa aku merasa senang mendengar berita ini yang artinya aku bisa lebih lama bersama lisa. Lisa mendengarkan ibunya berbicara sambil memgangguk lalu tak lama ia mematikan panggilan ibunya.

"Bagaimana?" Tanyaku.

"Eomma lebih setuju idemu karena eomma mungkin tidak bisa kembali besok pagi" ucap lisa.

"Jadi kita pulang kerumahku?" Tanyaku.

"Nee.. wae? kau terlihat senang" ucap lisa sambil menatapku dengan tatapan penuh curiga.

Tentu saja aku sangat senang, tapi aku mencoba setenang mungkin dan menyembunyikan rasa senangku.

"Biasa saja" ucapku.

"Really?" Tanya lisa.

"Hmm.... bukankah ini yang kau suka. Tidak berpisah denganku" ucapku dengan penuh percaya diri dan membuat lisa tertawa.

"Kau benar. Aku suka" ucap lisa sambil tersenyum nakal.

"Pervert" ucapku lirih tapi sepertinya lisa masih bisa mendengarnya hingga membuatnya hanya tertawa.
Jennie pov end

T.R.I.A.N.G.E.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang