Runaway

202 22 2
                                    

Aku merasa pusing juga mendadak rasanya perutku mulai terasa aneh.

"Aku ingin muntah... ukh! Jika polisi mencarinya dan kau telah menemukannya, kenapa kau tak membantu polisi untuk menangkapnya?"

"Kolegaku adalah salah satu teman agenmu, Alice."

'Mereka pasti salah satu penakluk Alice. '

"Jika publik tahu kau dekat dengannya, reputasimu dan Alice akan hancur."

"Jadi mereka membuatmu berjanji untuk tidak melaporkannya?"

"Yeah .. dan aku menerimanya dengan syarat selama aku bisa mendapatkan informasi."

'Sekarang masuk akal, dia ingin memperingatkanku. Sehingga aku tidak akan terlibat dengan kasus ini.'

Seluruh tubuhku mulai gemetar.

"Hei! Di.."

"Dia pacarku! Aku mencintainya!" Aku hampir mengalami serangan panik sampai ketika aku merasakan dua tangan kokoh di bahuku.

"Dengar! Kau harus kuat atau kau akan mati! Oke?"

"T-Tapi .. "

"Dia berbohong padamu! Hubungi polisi saat dia tidak ada dan pergi sesegera mungkin!"

"Aku tidak ingin pergi!!"

"Lakukan atau semua orang di luar sana akan melihat melalui media bagaimana hubunganmu dengannya!!"

Ku lihat pria itu pergi tanpa mencoba membiarkanku berpikir sejenak. Tak lama, Soodam keluar dari kamar mandi dengan semangat jelas terlihat di wajahnya.

"Kita mau kemana sekarang?"

"Mungkin kita harus membeli beberapa barang terakhir yang kita butuhkan dan pulang." Ku coba menjaga suaraku tetap tenang, tetapi tampaknya dia bisa merasakan perubahan pada nada bicaraku.

"Hm.. oke, tentu. Oh, sebelum aku lupa! Aku membelikanmu ini." Dia memberiku bingkai kecil untuk nakas.

'Sangat cantik.'

"Kenapa?" Tanyaku sambil meraih bingkai itu dari tangannya.

"Kau sangat baik padaku, menerimaku terlepas dari rahasiaku pada awalnya." Dia mengangkat bahu, wajahnya menjadi sedikit memerah saat aku menerima hadiahnya.

'Situasi ini sangat membingungkan. Aku tidak berpikir akan dapat berpikir jernih sekarang.'

"Apakah kita akan mengambil gambar untuk bingkai itu?" tanyanya.

"Kita sudah punya banyak, bukan? Aku akan memilih satu." tolakku halus.

"Kenapa?" Soodam terlihat bingung, dia sedikit memiringkan kepalanya meminta penjelasanku."

"Aku terlihat kusam dan aku juga sudah  mulai lelah. Tidak bagus jika kita foto sekarang."

"Oh, ayolah. Kau tau? Kekasihku ini selalu terlihat luar biasa." kata Soodam sambil menaik turunkan alisnya, dia merapikan penampilanku. Lalu menatapku dengan senyum lebarnya. 

Aku tak pernah bisa menolaknya, jika ia sudah tersenyum manis begitu, yah.. setidaknya dia tidak akan memaksa lagi.

"Sebentar! Aku akan minta bantuan!" Soodam mencegat seorang wanita dan memintanya untuk membantu kami, setelahnya dia kembali dan memeluk lengan ku. Namun sesaat sebelum flash kamera menyala dia menciumku tepat di bibir, aku menatapnya tak percaya. 

"Maaf, aku tak tahan untuk tidak menciummu. Salahmu! Kenapa kau bisa terlihat manis sekali!" Soodam menciumku lagi, lalu segera menghampiri wanita tadi dan mengucapkan terima kasih padanya. 

Sealed Lips (DIDAM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang