Aku mendekati jendela dan pesan itu menghilang, saat aku membuka jendela untuk melihat keluar tidak ada orang di sekitar.
' Pasti orang asing itu lagi. Dia terus datang tapi... mungkinkah yang berbahaya itu bukan dia ? '
Aku menjatuhkan handuk yang ku pegang ketika mendengar Soodam memanggilku dari luar kamar mandi.
"Kenapa lama sekali?"
' Siapa yang lebih berbahaya di sini? Apakah orang asing yang terlihat seperti penguntit itu atau gadis polos ini? Akh.. Aku tidak tau! '
Aku mandi dan berpakaian dengan cepat, tenggelam dalam pikiranku. Ku coba mengintipnya, dan ternyata dia sedang tidur sehingga dia tidak akan melihatku pergi ke sofa.
'Dengan cara ini aku lebih dekat ke pintu kalau-kalau perlu mengambil mobil dan lari. Tapi besok aku harus bangun lebih awal, supaya dia tidak curiga kalau aku tidak percaya padanya. '
Pada akhirnya aku tidak bisa tidur nyenyak, jadi aku bangun lebih awal dan membuat kopi. 'bukan hanya aku yang merasa tidak nyaman. '
"Pagi." Dia duduk di meja dengan secangkir kopi yang sudah ku siapkan.
' Dia tidak membuat sarapan. Mungkin hari ini giliranku. '
Aku mengambil gelas kopi tadi untuk mencucinya, dan bahkan dia tidak menyadari aku mengambil gelas dari tangannya. "Kau harus istirahat, biarkan aku mengerjakan semua tugas hari ini."
"Apa? Tidak! Tanganmu masih dibalut perban. Kau masih terluka.'
"Tidak, sungguh. Aku sudah lebih baik, istirahatlah." Soodam menghela nafas, sebelum dia sempat menolak aku segera melangkah pergi.
Aku membersihkan kandang hewan .. memberi makan mereka lalu menyirami tanaman. Tapi kemudian terganggu karena suara dari ponselku. 'Nomor tak dikenal? '
Aku belajar dari ibuku yang terlalu protektif bahwa sebagian besar panggilan seperti itu adalah penipuan, jadi aku hanya menunggu sampai ponselku berhenti berdering lalu mengirim pesan teks. ' Siapapun ini, dia tidak membalas pesanku. '
Aku akan melanjutkan pekerjaanku ketika layar ponselku menyala lagi, sebuah pesan masuk dan kali ini sepertinya aku harus melihatnya.
"Dia akan membunuhmu. Tinggalkan rumah itu segera!!"
' Apa selama ini pria itu berusaha melindungiku? Siapa yang harus ku percaya? '
Segera setelah semua pekerjaan selesai, aku mencarinya. Tapi anehnya ia tidak bisa ditemukan. 'Dia tidak tidur siang atau sedang membaca. Pesan itu mempengaruhiku. Aku mulai ketakutan sekarang. Alice adalah orang yang mengirimku ke sini. Jika aku ingin tahu apa yang terjadi, dia adalah orang yang tepat. '
"Alice? Hai.. tidak bermaksud mengganggu. Tapi ada sesuatu yang terjadi beberapa hari belakangan ini."
"Jangan menelepon bos mu hanya untuk menanyakan tentang masalah cinta!! Dasar anak nakal!"
"Bukan itu. Ada seseorang yang datang tadi malam dan menulis sesuatu di jendelaku. Dan dia juga dapat nomorku entah darimana, dia mengirimiku pesan."
"Stalker? Aku pernah bertemu beberapa kali dari jenis mereka. Mereka akan berhenti ketika kau bertemu dengan mereka dipenjara. Beritahu dia kau akan melaporkannya, dan jika dia masih menggangumu blok saja dia."
' Aku tidak berpikir ini adalah seorang penguntit biasa. Pasti ada hubungannya dengan Soodam, aku yakin itu. Tapi bagaimana jika Alice benar? '
"Baiklah, terima kasih atas waktumu."
"Jika kau perlu melaporkannya, beritahukan padaku. Aku akan menyewa pengacara yang luar biasa untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sealed Lips (DIDAM)
Historical FictionAkankah kau masih akan tetap mencintaiku dengan semua masa laluku? . . . . . . . . Remake Sealed Lips - Scripts