Empat bulan kini telah berlalu berganti ke bulan berikutnya, Soodam semakin sibuk dengan pekerjaannya. Apalagi setelah ia menerima tawaran di salah satu stasiun TV untuk menjadi chef juri disana, ia menerima pekerjaan itu untuk mengusir rasa sepinya. Tentu saja ia sudah membicarakannya terlebih dahulu dengan Dita.
Gadis itu sangat merindukan Dita, namun ia tak mau terlalu sering menelponnya. Ia takut itu akan mengganggu Dita. Seperti saat ini, ia tertidur di ruang istirahatnya dengan memeluk boneka kesayangan Dita.
****************
New York
Pekerjaannya membuat Dita semakin aktif beraktifitas di luar kantor, mulai ikut terjun mencari lokasi yang di butuhkan untuk syuting, bahkan sesekali ia di minta untuk ikut terjun langsung dalam kegiatan syuting. Seperti saat ini Dita sedang fokus memperhatikan jalannya syuting, hingga suara seseorang yang tak asing sedikit membuatnya kaget.
"Hai!! Apa kabar?" Sapa Taeyong dengan senyuman khasnya.
"Baik, seperti yang kau lihat." Jawab Dita datar. Taeyong adalah rekan Dita dalam proyek film yang sedang dikerjakannya sekarang. Sebenarnya sudah lama ia mendekati Dita, dulu ia berkali-kali membujuk Alice agar Dita mau pergi dengannya. Dita bahkan sudah menceritakan tentangnya kepada Soodam, akan tetapi Soodam meminta Dita untuk bersabar saja dulu hingga proyek film itu selesai.
Sejujurnya Dita khawatir Soodam akan goyah karena keberadaan Taeyong disisinya. Meski Dita sangat menjaga cintanya untuk Soodam, tapi tetap saja dia takut dan cemas jika nanti Soodam akan goyah lalu meninggalkannya.
Taeyong duduk di sebelah Dita, menatap wajah samping Dita yang sedang serius memperhatikan jalannya syuting. Dia terus menyunggingkan senyum manisnya, meski Dita tak pernah membalasnya sedikitpun.
'CUT'
Sutradara mengakhiri proses syuting hari ini. Dita berdiri dan merapikan barang-barangnya, ia ingin segera pulang ke rumah.
"Dita! Sebentar!" Panggil Zuu saat Dita hendak melangkah keluar.
"Ya?"
"Sudah mau pulang?"
Dita hanya mengangguk membalas pertanyaan Zuu.
"Jangan pulang dulu, setelah ini sutradara mengajak semuanya untuk makan-makan. Sebagai penulis, kamu harus ikut acara makan-makan ini." Jelas Zuu yang langsung mendapat ekspresi malas dari Dita.
"Diwakilin sama kamu aja ga bisa?" Ucap Dita menunjukkan wajah memelasnya.
"...."
"Ok ok. Sebentar, biarkan aku mau menelpon Soodam dulu." Ucap Dita akhirnya mengalah setelah mendapat tatapan tajam dari Zuu. Namun hanya sebentar saja Dita kembali lagi.
"Sudah? Cepat sekali?" Heran Zuu.
"Tak diangkat, mungkin dia sedang sibuk."
Baru saja tiba diparkiran, Dita langsung disambut senyuman hangat Taeyong. Pria itu dengan senang hati membukakan pintu mobilnya untuk Dita, sebelumnya Zuu meminta Dita untuk berangkat bersamanya dikarenakan mobil mereka dipakai untuk keperluan lainnya. Selama diperjalanan Taeyong terus bercerita tentang hal-hal yang akan mereka lakukan selama syuting ini berjalan.
Dita hanya menjawab seadanya, sembari terus menatap ponselnya. Dia mengirim beberapa pesan pada Soodam tapi masih belum mendapat balasan sampai sekarang.
"Ada pertunjukan malam ini di Manhattan. Bisakah kita pergi bersama?" pinta Taeyong dengan wajah menggemaskannya. "Sekali ini saja, aku mohon." pintanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sealed Lips (DIDAM)
Historical FictionAkankah kau masih akan tetap mencintaiku dengan semua masa laluku? . . . . . . . . Remake Sealed Lips - Scripts