"Beri aku satu alasan bagus untuk tidak membunuhmu sekarang!"
'Sebenarnya selain aku, Soodam adalah satu-satunya saksi yang bisa memberatkannya.'
"Alasannya adalah polisi sudah tahu tentang kasus korupsi yang kau lakukan. Apakah menurutmu jika Kyle saja mengetahui bisnis kotormu, polisi tidak akan mengetahuinya juga? Hanya masalah waktu sampai mereka tahu, dengan atau tanpaku. Jadi ya.. membunuhku tidak perlu kau lakukan."
"Alasan yang lumayan. Akh.. sialan! Aku butuh waktu untuk kabur dari sini." Alice menyalakan radio dan mendengarkan dengan seksama.
"Para petugas polisi tiba di rumah sakit tempat Soodam dirawat. Menurut keterangan polisi, pelaku penyerangan memiliki senjata antik. Mereka menemukan bahwa peluru yang diambil dari Soodam cocok dengan yang ditemukan di tubuh Kyle. Dan senjata itu milik keluarga dari agen dan produser terkenal yang sekarang dicari."
'Mereka berhasil mengetahui pelakunya! Mereka tahu itu milik Alice!'
Ekspresi Alice berubah dan dia tampak mencoba berpikir cepat. "Oke, satu-satunya cara adalah aku harus keluar negeri dan melanjutkan bisnisku di sana. Putar arah ke bandaran sekarang! Jika kau mengikuti perintahku, aku akan membiarkanmu hidup!"
Aku mematuhinya dan melajukan mobil ini ke bandara, begitu sampai dia segera mengeluarkan ponselnya dan memanggil taksi. "Tunggu sampai taksi itu datang dan pulanglah kembali ke rumah, tunggu di sana selama beberapa jam!"
"Kenapa?"
"Jika kau langsung ke rumah sakit, polisi akan bertanya tentangku dan mereka akan segera menemukanku. Beberapa jam sudah cukup untuk kabur dengan pesawat dan pergi entah kemana."
"Oke, terserah! Sekali ini saja dan jangan menghubungiku lagi."
"Jika kau melakukan seperti yang tertulis di kontrak, keuntungan dari sekuel novelmu kali ini adalah milikku. Setelah itu kau bebas!" Setelah mengembalikan ponselku dan ponsel Soodam, dia menghilang di bandara dan aku pulang dengan taksi.
'Soodam sedang kritis dan aku di sini tanpa melakukan apa-apa! Alice tidak akan sadar jika aku tidak mengikuti perintahnya, kan? '
Aku memberi tahu polisi di mana Alice berada dan kemudian pergi ke rumah sakit.
'Semoga mereka menemukannya di bandara tepat waktu, sehingga dia berakhir di penjara untuk sekali ini.'
Aku tiba di rumah sakit beberapa menit kemudian dan mencari kamar tempat Soodam ditempatkan. Sebelumnya aku menyempatkan diri menemui dokter bertanya tentang kondisi Soodam, dokter tersebut bilang jika kondisinya kini 50/50. Jadi dia bisa bangun atau tidak bisa bangun lagi. Aku duduk di tepian tempat tidurnya.
"Soodam" Panggilku pelan, sambil menyisihkan rambut kekasihku kebelakang telinganya. Soodam terlihat sangat damai, tidak akan pernah cukup waktu bagiku untuk memandangi wajahnya bahkan disetiap hari selama hidupku.
"Tidurlah, kau pasti lelah setelah semua yang terjadi. Tapi berjanjilah untuk bangun lagi, hm? Bukankah kita sudah berjanji untuk selalu bersama, kan? Tidurlah.. sementara biar aku yang selesaikan apa yang sedang terjadi."
'Bagaimana bisa kekasihku ini masih terlihat begitu menggemaskan, bahkan dalam keadaan seperti ini.' Ujarku dalam hati, Ku raih pipinya lalu mengusapnya dengan lembut.
***
Tak terasa sudah 1 bulan lebih telah berlalu, Soodam masih belum sadar dari koma. Akan tetapi kondisinya sekarang sudah tidak kritis lagi, selama itu juga aku terus berjuang untuk menemukan bukti bahwa ia tak bersalah dalam kematian suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sealed Lips (DIDAM)
Historical FictionAkankah kau masih akan tetap mencintaiku dengan semua masa laluku? . . . . . . . . Remake Sealed Lips - Scripts