Kembali

522 25 7
                                    

Saat ini Soodam sedang libur, jadi dia hanya sedang bermalas-malasan dirumah sampai ponselnya berdering, ternyata panggilan masuk dari Dita.

"Sayang.. pagi sekali, tumben? Bukankah biasanya jam segini kamu sudah sibuk?" heran Soodam sembari melihat jam di kamarnya.

"Syutingnya belum mulai, kamu lagi ngapain? Aku tidak mengganggu pekerjaanmu, kan?"

"Aniyo, aku sedang libur. Restoran tutup, Minji bilang dia ada sedikit keperluan mendadak. Katanya aku tak usah bekerja dan istirahat saja dirumah, tapi dia bertingkah aneh. Biasanya juga dia sering pergi keluar kota, tapi restoran tetap buka,"

Tanpa Soodam sadari di seberang sana, Dita tengah tersenyum. Pasalnya dialah yang meminta kepada Minji untuk meliburkan Soodam, hari ini adalah hari kepulangannya. Dita juga meminta agar dia bisa bersama Soodam selama 4 hari ke depan, Minji yang paham akan maksud sahabatnya itupun menuruti permintaannya.

"Ah enak sekali, aku juga ingin liburan," ucap Dita sambil terus memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Zuu yang sedari tadi membantunya mengemas barang hanya geleng-geleng kepala mendengarnya.

"Jadi, kapan kau akan kembali?"

"Huh? Oh.. em.. kemarin Zuu memperlihatkan jadwalku disini, ternyata masih sangat banyak sekali yang harus ku kerjakan. Jadi aku rasa masih butuh waktu lama lagi sampai aku bisa pulang, maaf sayang. Aku disini sudah sangat berusaha agar pekerjaan ini cepat selesai,"

"Arra... I miss you Dita Karang."

"I miss you, too. Sudah ya, sepertinya syuting sudah mau mulai," ujar Dita yang sebenarnya sedang kesulitan memindahkan kopernya keluar.

"Baiklah, bye sayang. I love you,"

"I love you too my baby powder," balas Dita yang segera menutup panggilan mereka.

Sementara itu, Soodam pergi ke ruang tengah dan berbaring di sofa lalu menyalakan TV. Dia tak tau mau menonton apa, alhasil kerjaannya hanya bolak balik mengganti siaran TV sampai akhirnya tertidur sendiri.

Pukul 14.45...

Soodam yang sedang berkeliling memberi makan kuda-kuda berhenti ketika mendengar suara mobil, ia keluar dan mendapati Minji yang sedang berjalan ke arahnya.

"Hm? Bukannya kau bilang ada keperluan keluar kota? Kenapa ada disini?" heran Soodam.

"Aku sudah kembali, tetapi nanti aku akan pergi lagi. Karena kebetulan aku melewati tempat ini, aku berhenti sebentar. Oh iya, bolehkah aku meminta bantunmu?"

"Bantuan apa?"

"Begini, aku ada tamu dari Amerika. Kalau tidak salah sebentar lagi pesawatnya mendarat, aku tidak sempat menjemputnya. Bisakah kau menggantikanku ke bandara untuk menjemputnya, please," mohon Minji sembari memberikan tatapan puppy eyesnya.

"Baiklah, baik. Sudah jangan menatapku begitu,"

"Thank you, muaaahh... "

"Hueekk," balas Soodam sambil berlari ke rumah menghindari Minji yang hendak melemparnya dengan tas ditangannya.

Sesampainya di bandara Soodam langsung menuju ke area penjemputan, namun beberapa saat kemudian dia tersadar kalau Minji belum memberi tahu nama atau foto dari orang yang akan dijemputnya.

"Akh! Bodoh sekali, bagaimana ini?" ucapnya ketika Minji tidak dapat dihubungi. "Masa aku harus menanyai mereka yang datang satu persatu,"

Soodam mencoba menelpon Minji lagi, tapi hasilnya tetap sama. Raut kesal tercetak jelas di wajahnya, ia mengacak rambutnya frustasi.

"Yah... Apakah aku datang jauh-jauh kesini hanya untuk melihatmu marah-marah begitu?" Ujar suara yang tiba-tiba terdengar dari belakangnya, membuat Soodam terlonjak dan reflek berbalik dengan cepat.

Sealed Lips (DIDAM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang