Aku menghabiskan sepanjang malam menatap plafon, begitu hening sampai ketika terdengar suara dari tempat tidur di sebelah, suara akrab dari bola yang menabrak dinding.
"Pagi.."
Tidak ada jawaban, aku baru ingat gadis itu berkata akan lebih baik untuk tidak berbicara satu sama lain lagi.
'Keheningan ini membuat tempat ini semakin terasa sepi.'
Aku mencuci muka, menyisir rambutku dan berpura-pura dia tidak ada di sana.
'Aku sangat peduli dengannya dan menginginkan yang terbaik untuknya. Jika dia mengatakan ini yang dia butuhkan, maka aku akan menghormatinya.'
Ketika menoleh padanya, aku menyadari ada luka di mata itu.
'Kuharap dia tahu bahwa ini juga menyakitkan bagiku.'
Sipir membawaku ke kantin, di sana aku mendengar percakapan antara Alexa dan teman-temannya.
"Kalian tau? Orang-orang di pengadilan ternyata adalah teman-teman dari suaminya Soodam. Aku tak akan terkejut jika nanti alih-alih memberikannya hukuman seumur hidup, mereka malah menjatuhkan hukuman mati padanya."
Aku tersedak mendengarnya, menekan dada berusaha menghentikan batuk. Membuat Alexa menoleh kepadaku.
"Aku juga dengar kalau kalian berdua pacaran, lebih baik lepaskan saja. Aku mengatakannya karena aku menganggap hubungan seperti itu tidak akan bertahan lama. Berhenti saja sebelum semuanya berakhir semakin menyakitkan."
"Dengar!! Apa kau ingin memulai perkelahian lagi?"
"Aku berharap, newbie. Tapi sayangnya mereka akan membebaskanku dari penjara dengan pembebasan bersyarat jika aku tidak berperilaku buruk."
"Kalau begitu, berhenti membicarakannya seperti itu!"
Alexa menghela nafas dan berdiri, memberi isyarat pada teman-temannya bahwa dia akan segera kembali. Dia memegang pergelangan tanganku dan pindah ke tempat lain.
"Kemana kau membawaku?"
"Dengar ya! Bukannya aku tidak peduli padanya, oke? Kami teman satu sel, akhir-akhir ini dia menjelaskan semuanya kepadaku."
'Aku tidak tahu mereka berada di sel yang sama. Soodam tidak pernah memberitahuku.'
"Kau tahu apa yang terjadi antara dia dan mantan suaminya?"
"Tepat! Aku tahu ini tidak adil dan karena itulah aku membantunya melarikan diri."
"Kau melakukan apa?!"
"Mereka akan membiarkanku pulang untuk liburan jika aku tidak mendapat masalah. Aku sangat membutuhkan itu, aku berpura-pura membencinya sehingga mereka tidak akan curiga aku terlibat."
"Wow, itu tidak terduga. Ternyata kau tidak sejahat yang ku kira." Aku melembutkan pandanganku, tiba-tiba saja sesuatu mengusik pikiranku.
'Selama ini Alexa telah melindungi Soodam, sementara aku yang kekasihnya bahkan tidak melakukan apapun untuknya. Dan aku bahkan tidak mengetahui tentang rencana melarikan diri ini.'
"Jadi kalian berteman."
"Tidak juga, tapi disini dia tidak bersalah. Jadi aku akan membantunya mendapatkan keadilan, itu saja."
"Tak ku sangka kau baik, terima kasih. Lagi pula apa rencananya?"
"Hari ini mereka akan mengumumkan sebuah kegiatan baru di auditorium."
'Mungkinkah itu acara yang direncanakan Alice?'
"Semua orang akan berada di sana, hingga sebagian besar petugas akan berada di sana juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sealed Lips (DIDAM)
Historical FictionAkankah kau masih akan tetap mencintaiku dengan semua masa laluku? . . . . . . . . Remake Sealed Lips - Scripts