Sah

280 29 2
                                    

Semua pasti penasaran, mengapa pasangan absurd ini bisa menikah? Oke, disini akan berisi kisah mereka dari awal sampai seperti mengambil jenjang yang sangat serius seperti pasangan pada umumnya.

Ini semua berawal dari pertemuan mereka di Belanda dua tahun yang lalu. Keluarga Jin menetap disana, karena gabut. Maklum orang kaya. Perlu dicatat, bahkan sejak kelahiran Jin Ling, Wei WuXian serta keluarga Jiang tidak pernah tahu mimik wajah bocah itu. Dia sangat tidak suka jika orang menegurnya dan menanyai kabarnya hanya sekedar basa-basi.

Bahkan Jiang YanLi tidak pernah berniat pulang dan hampir menetap selamanya di negeri itu, memang durhaka. Sampai suatu ketika, Jiang Cheng yang baru saja naik jabatan dan mendapat tugas mengelola cabang lainnya di negeri kincir angin tersebut. Sebenarnya dia tidak mau, tapi melihat nominal gajinya langsung membuatnya menjadi mata duitan.

Tidak ada alasan bagi Jiang Cheng untuk menolaknya, Wei WuXian yang ngebet pengen ikut langsung gelayutan macam monyet rimba di kaki Jiang Cheng. Disisi lain, Lan WangJi juga sedang selingkuh, ah salah maksudnya sedang berniaga rempah-rempah disana. Pantas saja kaya raya.

Sejujurnya Jiang Cheng sangat malas mengajak tetehnya, tapi jika tidak dia ajak nanti langsung bikin status WhatsApp broken home. Kan jadi panjang masalahnya nanti, padahal serumah aja enggak. Dengan penuh keterpaksaan akhirnya Jiang Cheng mengajaknya.

Oke, cukup dulu sampai disini. Kita akan langsung beralih ke negeri kincir angin tersebut. Umur Jiang Cheng baru memasuki 30 tahun dan Wei WuXian sekitar 35 tahun, jika ada yang tertipu mohon dimaklumi karena wajah mereka gemoy-gemoy menyesatkan.

Bahkan saat mereka sampai, Wei WuXian masih saja menyusahkannya. Dia terus mencari Lan Zhan kesayangannya, tapi dia sudah berpindah tempat berdagang ke Portugis. Sungguh kasihan, Wei WuXian yang malang.

“Teh, bisa diem dulu ga sebentar?” Jiang Cheng menegurnya, pasalnya tetehnya terus mondar-mandir tidak jelas di depan kamarnya. Oh iya, mereka juga telah disediakan penginapan disana, jadi tidak perlu repot-repot mengurusi tempat tinggal.

Kali ini Wei WuXian diam setelah Jiang Cheng berkata seperti itu, namun tak lama kemudian dia membawa satu panci air panas entah untuk apa. Jiang Cheng yang sedang memakai mantelnya untuk bersiap ke kantornya menjadi sangat terkejut.

“Mandi dulu! Atuh kamu bau tai Cheng!” Suruh Wei WuXian, dan dia langsung mengejar Jiang Cheng sembari membawa panci yang terus mengeluarkan uap mengerikan.

“Ga mau! Dingin! Teteh aja yang mandi, bau tai ih!” Sorak Jiang Cheng sembari berlari keluar dari tempat penginapan mereka, dia berasa di teror Annabel saat melihat Wei WuXian terus mengejarnya walau salju mengguyur tubuh mereka, hal itu malah semakin menambah stamina Wei WuXian. Sementara itu, Jiang Cheng sudah ketar-ketir. Dia tidak bisa membayangkan jika dia tiba-tiba disiram air panas sepanci.

Saat Jiang Cheng sibuk lari, dia tidak memperhatikan jalan dan menabrak seseorang. Sementara itu Wei WuXian semakin dekat dan hendak menyiramnya. Mumpung dia baru saja menambrak orang, lebih baik dia jadikan tumbal. Berujung dengan Jiang Cheng berdiri dibalik tubuh orang tersebut yang sama ketar-ketir seperti dirinya.

0,01 detik berlalu dan Jiang Cheng tahu, jika ini salah, jadi sebelum Wei WuXian benar-benar menyiramnya, dia menarik seseorang tersebut kebalik tubuhnya. Jiah, udah kayak film genre drama ya permisa. Saat air itu mengenai tubuhnya, beuh rasanya mantap. Beruntung air itu sudah tidak panas, hanya hangat. Namun jika terkena kulit langsung mungkin akan melepuh, memang Wei WuXian tidak ada adab.

Melihat Jiang Cheng yang basah kuyup, Wei WuXian tidak kuasa untuk tertawa. Sementara seseorang dibalik tubuh Jiang Cheng panik kalang kabut. “Aduh A'a, ieu teh nte kunanaon?” Tanyanya sembari melihat mantel Jiang Cheng yang basah kuyup dengan uap panas disekelilingnya.

Tetangga [MDZS°TGCF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang