Sekarang sudah awal puasa tapi otong Lan WangJi udah kayak dijepit beton, sesak bestie gabisa skidipapap. Sekarang pasangan WangXian sedang menonton TV sembari menunggu berbuka puasa. Hari ini mereka ada jadwal bukber bersama kawan lama mereka, Jiang Cheng dan lainnya juga turut diundang. Ya, kakak dan adik dari keluarga Wen baru saja dapet rejeki nomplok karena atasannya mati, ups sori Wen Rouhan.
Tok! Tok! Tok!
“Mama! Ikut buka bersama ya! Pliss!” Gedoran pintu mulai terdengar dan itu digedor langsung oleh Lan SiZhui, memang anak ga ada adab.
“Ga! Mama malu bawa kamu, udah pulang gih! Ganggu aja!” Teriak Wei WuXian, dia mencoba menahan emosi tapi ga bisa. Terakhir SiZhui bertemu dengan Wen Ning dia malah memalak uangnya, kan malu-maluin kayak orang miskin aja.
Bukan anak Wei WuXian jika tidak berontak, di depan Lan SiZhui sampai goyanganin pilar-pilar rumah orang tuanya, emang gila ini anak satu. Ada gempa tapi bukan gempa, harus tahan emosi, tahan, tahan. Semakin Wei WuXian sabar semakin meruncing alisnya, kalo bocah itu ga cepet-cepet dislepet pasti rumahnya bakal roboh beneran.
Ketika Wei WuXian hendak keluar dan melayangkan karet nasi goreng yang dia simpan tiba-tiba Lan JingYi datang macam malaikat yang langsung menyeret lakinya pulang, dia juga sedang tidak mau berurusan dengan ibu mertuanya, yang ada mereka bisa ribut besar-besaran.
Lan SiZhui, “Ikan teri, ikan cupang! Kenapa kau menarikku istriku sayang?”
“Sayang, sayang,sayang tai kuda! Mas malu-maluin ih, jangan kayak orang goblok ah!” Dalam hati Lan JingYi membatin, 'emang goblok sih.'
Lan SiZhui mengerucutkan bibirnya seperti siluman babi. “Mau ikut buka bersama.” Rengeknya. Lan JingYi memandang suaminya itu dengan tatapan yang eumzjazhjhsiansh. Iyap, tidak bisa diartikan.
Si goblok, kan mereka emang diundang. Ingin rasanya Lan JingYi mengetoknya dengan loyang dodol yang segede harapan orang tuanya. Sabar, harus sabar. Gini-gini lakinya pinter cari duit, kan jadi seneng kalo banyak duit.
Lan JingYi menghela napasnya sebelum keduanya mulai berjalan kembali ke rumah mereka. Saat baru saja sampai di depan gerbang, tiba-tiba mata keduanya langsung tertuju pada koin 500 perak dekat got mereka. Asik rejeki nomplok.
Keduanya berjongkok untuk memperhatikan harta karun itu, ah begitu kotornya uang logam itu. Tapi masa bodo, kan lumayan buat kembalian di chinamaret. Hari sudah sore, dan semua orang sibuk bersiap untuk pergi ke kediaman kakak beradik Wen itu.
Wei WuXian keluar bersama Lan WangJi dan berkumpul dengan para tetangga lainnya, dan disitulah dia bisa melihat anak biadabnya beserta bininya lagi ngorek-ngorek got sampai pakaian mereka berlumuran lumpur. Sebenarnya apa yang mereka lakukan? Melihat hal itu sontak semuanya menghampiri pasangan muda tersebut.
“Ketemu ga mas?” Lan JingYi bertanya sembari kembali mengorek-ngorek saluran air dirumahnya. Lan SiZhui hanya menggeleng, dia tidak menemukan uang logam yang tidak sengaja masuk ke dalam got rumah mereka.
“Ih, kalian teh ngapain? Meni jorok pisan ih!” Jin Ling menjepit masing-masing sisi hidungnya ketika melihat kedua tetangganya sibuk mandi di kobakan air tersebut.
“SiZhui.. CEPAT NAIK!” Dengan penuh penekanan Wei WuXian sudah murka, sangat aneh. Tidak seperti biasanya Wei WuXian seperti ini, bisanya dia akan menertawai mereka berdua atau malah ikut bergabung kedalam saluran air itu.
Sepertinya teriakan Wei WuXian tidak ada gunanya, karena Lan SiZhui masih sibuk mengobok-obok gotnya. Tak lama setelah itu, “Ah! Ketemu! Mas liat mas, ketemu!” Lan JingYi menjunjung logam itu dan menunjukkannya pada suaminya. Jelas mereka girang ga karuan, ala-ala drama korea Lan SiZhui menggendong istrinya dan mereka tertawa dengan sangat bahagia setelah lebih dari lima jam berkutik dengan kobakan got tersebut.
“Si geblek.” Lirih Jiang Cheng sembari menepuk keningnya, dia sudah dandan sekece mungkin dan memakai hoodie hello kitty yang senada dengan Jin Ling, semprot parfum sana-sini, tapi acara pamer bajunya kandas ketika semua perhatian orang tertuju pada pasangan geblek didepan matanya.
Nie HuaiSang mengibaskan kipas dibalik wajahnya, dia bertatapan sejenak dengan Nie MingJue sebelum melihat kembali pada Lan SiZhui yang masih melayangkan Lan JingYi dengan uang logam digenggamannya. Sebenarnya mereka jadi bukber ga si? Ini sudah hampir magrib akan tetapi semua orang masih fokus dengan drama pergotan sore ini.
Sebentar,
Dug! Dug! Dug!
“Allahuakbar allahuakbar!”
“Alhamdulillah!” Lan XiChen dan Lan WangJi lah yang pertama kali mengucapkan hamdalah, sementara yang lainnya diam untuk beberapa detik sebelum ikut berucap hamdalah. Semua kalang-kabut untuk membatalkan puasa mereka.
Dengan semangat empat lima, Jin Ling merentangkan tangannya. “Tenang bapak-bapak ibu-ibu, neng udah masak buat jaga-jaga, ayo atuh mampir dulu ke rumah.” Dengan senang hati semuanya singgah di rumah Jiang Cheng, semuanya sangat senang karena akan mendapatkan makanan gratis.
Berbeda dengan Jiang Cheng, keringat dingin sudah mengucur deras dari pelipisnya. Dia bahkan diseret paksa oleh Lan SiZhui yang masih berlumur lumpur. Dan ketika semuanya sudah duduk rapih, Jin Ling mengeluarkan masakan astral miliknya.
Seketika semua orang langsung bertatapan, berbeda dengan Jiang Cheng. Dia cukup santai dan mulai menyendok nasi dan lauk pauknya. “Ini bukan racun, tapi kita harus berjaga-jaga.” Dengan bisikan pelan itu Jiang Cheng berhasil mengoper obat sakit perut kepada semua tetangganya. Setelah semua orang meminumnya, dengan ragu mereka mulai menatap sajian dipiring masing-masing.
Jin Ling sudah gelendotan di lengan kiri Jiang Cheng sembari memakan cilok yang dia beli di depan rumahnya, emang iblis. Lan XiChen melirik adiknya dan yang lainnya, dengan ragu semuanya memposisikan sendok didepan bibir.
“Bismillahirrohmaanirrohiim.” Satu suapan masuk kedalam semua mulut para warga, dan saat itu juga mereka terkapar secara berjamaah.
“A'a! Bangun A'a!” Dengan heboh Jin Ling menggoyangkan Jiang Cheng agar tetap sadar, namun Jiang Cheng tetap tidak bangun, walaupun dia sudah cukup terbiasa dengan masakan istrinya yang allahuakbar tersebut, rasanya semakin hari semakin muantep poolll, bikin bool mpot-mpotan.
Menu kali ini adalah tumis brokoli jeletot, namun sayangnya masakan eksperimen luar biasa itu terpaksa dibuang karena telah membuat warga satu komplek masuk IGD dalam semalam. Jin Ling melihat isi dompetnya yang kandas karena membayar semua tagihan dirumah sakit, nasib yang malang.
Eh, tapi gapapa. Toh, lakinya kaya brutal “BWAHAHAHA!” Dengan pose anehnya, Jin Ling tertawa senang. Membuat penghuni rumah sakit lainnya ketakutan saat melihat manusia yang baru saja datang dengan banyak korban keracunan yang baru saja ditangani pihak rumah sakit.
Tersadar diperhatikan seperti itu, buru-buru Jin Ling duduk dengan anggunly dan slay. Dia melipat kakinya dan melirik kanan dan kiri seolah-olah satpam hotel. Sejenak dia berpikir, kenapa mereka bisa keracunan secara bersamaan? Nggak mungkin kan perkara tumis brokoli jeletot nya?
Ah iya, ga mungkin. Yakali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga [MDZS°TGCF]
FanfictionPara tetangga kampret mulai berkeliaran, bagaimana jadinya jika mereka bersatu?