Bab 3 - Theo & sifatnya

422 77 10
                                    

"Kamu masih boleh menginap di rumah ini beberapa hari kedepan, untuk selanjutnya pulanglah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu masih boleh menginap di rumah ini beberapa hari kedepan, untuk selanjutnya pulanglah."

Setelah kepulangan Euginius Bersaudara, Theo kembali membahas tentang masalah yang kini tengah di hadapi oleh Gantari. Ia merenggangkan tubuh lelahnya di kursi Ruang tamu, mencoba memejamkan matanya setelah mengatakan itu.

"Kok gitu? Gue juga gak tau mau pulang kemana Theo. Ini tahun 1920, sedangkan gue berasal dari tahun 2017. Nenek gue aja belum lahir, gue pulang kemana coba?!" gerutu Gantari merasa tak terima.

"Pernyataan mu tentang, kamu berasal dari masa depan itu omong kosong. Pergilah tidur, ingat-ingat lagi darimana kamu berasal. Jika sudah ingat, aku akan mengantar mu pulang."

"Eh sumpah ya, gue gak bohong. Gue ada bukti tau, tolonglah kasih izin tinggal disini, mau tinggal dimana lagi? Pulang ke tahun 2017 aja gak tau caranya gimana"

Setengah membuka mata, melihat gadis itu frustasi membuat Theo menahan tawa nya. "Jangan-jangan kamu mata-mata Tentara Nazi?"

"Hah?! Gila ye! Yang ada gue dikirim ke Kamp penyiksaan gara-gara bukan Ras Arya. Ngadi-ngadi aja nih Bule.."

"biasa saja dong, gitu aja marah. Nanti cepat tua" Theo membalikkan perkataan Gantari sore tadi.

Gantari hanya mendengus, ia kemudian berdiri hendak pergi ke kamar nya yang sementara, sampai ucapan Theo membuatnya terhenti.

"Baiklah, aku juga tidak bisa percaya kamu seratus persen. Tapi, kamu bisa jadi Asisten pribadiku untuk sementara, karena Henrick sedang tidak bisa. Besok aku akan pergi menemui seorang Tuan tanah di ujung wilayah Bandoeng, kamu temani aku besok."

"Oke! Terimakasih ya.."

Angguk Theo. "Jangan senang dulu, karena mungkin kamu akan kesulitan. Selamat malam Gantari, tutup jendela kamar mu dengan rapat. Jika tidak, akan ada orang jahil membawa kamu pergi"

Sedikit merinding mendengar penuturan Theo, karena bisa saja benar ia akan di culik orang tidak di kenal saat sedang tidur, bila tidak memastikan semua pintu dan jendela terkunci. Negara sedang tidak aman, semua kemungkinan bisa terjadi.

Melangkah menjauhi Theo yang memejamkan matanya kembali. Gantari heran, mengapa Tuan kaya raya itu memilih tidur di Sofa yang terlihat begitu antik dan mahal. Padahal ada kamar untuk istirahat? Ada-ada saja.

Saat dirinya melewati lorong menuju kamar, Gantari sedikit merinding karena penerangan hanya mengandalkan lampu minyak tanah. Temaram, sedikit sulit melihat dengan jelas. Di tambah rumah Eropa abad pertengahan ini luas dan sepi saat malam tiba, kemana semua pelayan? Apa mereka sudah tidur dengan cepat?

Gantari buru-buru, mempercepat langkahnya. Meraih knop pintunya dengan tergesa-gesa. Ia segera menutup pintu kamar dan mengunci nya. Nafas Gantari terengah-engah, fikiran nya dengan liar membayangkan sesuatu yang menyeramkan.

HALO! Tuan NetherlandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang