15. Is It Real or It's Just A Dream? (Part 1)

100 6 0
                                    

Story inspired by: LUCY - 꿈 (Dream)

.
.
.


Aku masih merindukannya.

Aku sangat mencintainya.

Namun saat kejadian itu, kami dipisahkan oleh dimensi yang meletakkan kami berdua di dunia yang berbeda.

Atau...

Kehidupan yang berbeda.

Kini, aku telah hidup dengan nama, kehidupan, dan dunia lain.

Realita yang lain.

Apakah dia mengalami hal yang serupa denganku?

Aku tak tahu di mana dia berada.

Namun, aku tak akan menyerah.

Aku tak pernah lelah mencari sosok yang aku cintai.

Apapun caranya, apapun hasilnya, aku tetap mencintainya. Aku tetap menyayanginya.

...

Bel memanggil semua siswa untuk beristirahat. Para siswa bergegas menuju ke kantin. Namun tidak untuk perempuan satu ini, dia merapikan semua buku beserta alat tulisnya lalu memasukkannya ke dalam tas.

Dia lebih memilih untuk membaca buku yang ada di perpustakaan sekolah, dibandingkan ke kantin yang jelas-jelas pasti penuh.

Saat sampai di tempat favoritnya, dia masuk dan menuliskan daftar kunjungan. Sang penjaga perpustakaan pun tentu hafal dengan sosok perempuan tersebut.

"Self-reward lagi?"

Perempuan itu menengok ke arah sang penjaga. "Seperti biasa, aku hanya ingin membaca sesuatu yang belum pernah aku baca sebelumnya."

"Hahaha, kamu ini selalu penasaran dengan sesuatu tiada henti ya? Baiklah kalau begitu, selamat menikmati."

Perempuan itu berjalan menuju ke rak buku yang bertuliskan 'Non-fiksi.' Saat dia menjelajah tumpukan buku-buku itu, dia menemukan salah satu buku yang menarik perhatiannya.

Buku tentang dimensi dan realita.

"Rasanya seperti pernah mendengar itu." Pikirnya.

Dia membaca lembar demi lembar tanpa kehilangan rasa penasarannya.

Namun, dia tiba-tiba disambut oleh masa lalu. Waktu dimana dia melukis memori bersama seseorang yang dia cintai.

Dan...

Kejadian itu muncul lagi di pikirannya.

...

Kenangan itu... Mengapa muncul lagi di hadapanku?

...

Tahun 1994

Aku melihat dia sedang memandangi langit malam, ditemani oleh sinar bulan dan bintang.

Aku mendekatinya dan disambut oleh senyuman yang sudah menjadi ciri khasnya. Dia mengajakku untuk duduk diatas rumput. Kami selalu saling bercerita tentang hidup, mimpi, dan perasaan.

Namun, hujan pun tiba, kami berdua langsung berpindah tempat ke bawah pohon.

Dia menyenderkan kepalanya di pundakku. Dia sangat kedinginan. Aku tidak mau dia menggigil, jadi aku pakaikan dia jaketku.

Yumji One ShootsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang