Chapter 3

353 61 10
                                    

Satu minggu berlalu. Seohyun sudah cukup hafal kebiasaan Kyuhyun yang memang banyak menghabiskan waktunya di rumah. Dia hanya akan keluar jika ada sesuatu yang penting. Seohyun bahkan pernah berpendapat jika pria tampan itu hanya pengangguran kaya raya tapi ternyata pekerjaanya seberat yang didapatkan.

Di waktu yang benar-benar senggang, Kyuhyun juga akan keluar bermain basket bersama teman-temannya. Seohyun sudah dua kali menyaksikan latihan mereka sambil bersembunyi dari balik pohon agar tidak ketahuan.

Yah, meski nyatanya dia sendiri sering tertangkap oleh Val yang mulai memarahinya untuk tidak lagi mengikuti Kyuhyun. Tapi Seohyun berpikir jika itu tidak adil. Val saja bahkan sangat leluasa terus berada di samping pria itu jadi mana mungkin dirinya tidak bisa melakukan hal yang sama.

Kecuali tentu saja satu hal itu.

Sejak kejadian di rumah Kyuhyun waktu itu Seohyun selalu ragu untuk benar-benar muncul di hadapannya. Jika sudah terbayangkan kedua pipinya akan memerah lalu ia menyembunyikan diri di sudut paling terpencil untuk menenangkan pikiran.

'Awalnya aku terkesan saat pertama kali memasuki galeri seni. Tapi saat sudah kunjungan ketiga aku jadi terbiasa'

'Apa dia masih lama? Aku ingin cepat-cepat bicara padanya tapi aku tidak pernah punya nyali yang cukup'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Apa dia masih lama? Aku ingin cepat-cepat bicara padanya tapi aku tidak pernah punya nyali yang cukup'

'Kapan kau akan berhenti mengikutinya?'

'Ah! Kau! Kau mengagetkanku'

Val bersedekap. 'Pergilah. Hentikan omong kosong ini'

'Apanya?'

'Dia tidak suka diikuti, kau harus tau itu'

'Semua orang juga begitu'

'Jika kau sesadar itu betapa menyebalkannya tingkahmu ini maka berhentilah'

'Tidak bisa'

'Kenapa tidak? Kau keras kepala sekali'

'Bukan urusanmu'

Seohyun menghentakkan kaki kesal dan berbalik meninggalkan Val. Padahal ia tau niat Val itu cukup baik, tapi dirinya saja yang saat ini terlalu sensitif mengingat alasannya untuk harus bergerak cepat atau bisa-bisa kesempatannya tidak ada lagi.

'Aku tidak akan kalah dari mereka! Aku akan memberi pembalasan. Lihat saja kalian nanti, dasar orang-orang tidak tau di... Ah, itu dia!'

Seohyun buru-buru mengikuti punggung besar yang kelihatannya akan memasuki salah satu ruang rapat yang, beruntung ini gallery seni sehingga arsitekturnya sampai desain interiornya sangatlah unik, memiliki dinding kaca dengan fungsi dapat diburamkan dari dalam. Hanya saja karena saat ini tombol buram itu tidak ditekan, Seohyun pun dapat mengintip dari balik tembok ke arah ruang rapat yang tepat berada di samping taman hijau tersebut.

'Eh? Apa itu kekasihnya? Kukira dia tidak punya kekasih karena selalu mengurung diri di rumah'

Tanpa sadar Seohyun mencengkram lipatan gaunnya sendiri melihat cara Kyuhyun memeluk wanita bergaun biru tua itu ketika baru memasuki ruangan. Wanita itu punya daya tarik kuat selain rambut panjangnya yang terurai, dan tulang rahang yang menonjol.

CATWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang