Chapter 28

489 59 20
                                    

"Daebak! Itu sungguh beliau, kan?"

"Aku harus melihatnya!"

Sekelompok karyawan yang berlari menimbulkan rasa aneh dan penasaran terhadap dua orang yang baru keluar dari ruang kecil tempat mereka berdua biasa berdiskusi.

"Pak Woopil, menurutmu mereka semua terkena wabah zombie?"

"Wabah apa?"

"Anda menonton Happiness?"

"Jumok, aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan"

"Itu tentang—"

"Dan aku tidak mau tau"

"Ah, baiklah"

"Untuk sekarang aku mau kau fokus. Rapat masih berlangsung dan aku yakin mereka masih belum tiba ke tahap pemungutan suara"

"Apa anda ada ide untuk mengacaukan rapat itu?"

"Bukankah itu tugasmu? Kau pandai dalam memunculkan kejadian tidak terduga"

"Anda sedang menghina saya, ya?"

"Jumok, kubilang fokus. Pikirkan satu hal"

Jumok menggoyangkan kepala dengan cepat. "Berpikir. Berpikir"

"Kau akan pusing jika terus begitu"

"Berpikir. Berpi... tunggu! Saya dapat satu"

"Apa itu?"

"Kita harus menyamar menjadi hantu lalu memadamkan seluruh listrik dan menakuti semua orang"

"Kau sebut itu ide bagus?

"Tentu saja. Anda tau jika nenek saya memiliki kemampuan khusus? Dia bisa melihat hantu dan pernah memberitahu saya sebuah ritual untuk memangil mereka"

Ting! Pintu lift terbuka.

"Katanya kita hanya perlu lilin, seorang sukarelawan untuk dirasuki, kemudian... Pak Woopil?"

"...."

"Pak, anda mendengar saya? Apa yang anda lihat kesa..."

Jumok sama halnya dengan Woopil, tertegun ke arah wanita yang berjalan sambil diikuti dua orang penjaga di belakang. Langkahnya begitu pasti dan memancarkan aura tegas seorang pemimpin. Secercah harapan mengisi relung hati mereka yang hampir kering, dan siapa lagi yang dapat melakukan itu selain orang ini, wanita yang mampu menarik atensi para pegawai sebanyak para penyanyi idola terhadap penggemar mereka.

"Pa-pak, bukankah itu... Nona?"

Seohyun berhenti tepat di hadapan kedua orang tersebut. Sedikit aneh baginya sebab muncul perasaan ingin berlari dan melampiaskan perasaan pada mereka. Seolah dirinya sudah sangat lama tidak berinteraksi dengan Pak Woopil dan Jumok. Memang waktu koma yang panjang membatasinya, tapi perasaan membuncah ingin menangis sambil memeluk mereka tidak bisa dilakukan mengingat banyak mata yang masih memperhatikan.

"Nona... hiks" Jumok mulai sesegukkan. "I-ini benar dirimu, bukan? Nona Seohyun? Direktur Seo?"

"Siapa lagi jika bukan aku, Jumok-ah"

"Nona? NONAAA!!"

"Oh? Baiklah" Seohyun membalas pelukan Jumok yang terus menangis.

"Syukurlah! Kupikir kita tidak akan pernah bertemu lagi. Kau ada dimana selama ini?!"

"Memangnya kau tidak mencariku?"

"Kami mencarimu bahkan hingga ke pelosok daerah dimana kami bertemu banyak orang aneh"

Seohyun tersenyum. "Terima kasih. Aku pun sangat merindukan kalian"

"Kami juga merindukanmu. Huaaa!"

CATWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang