6

462 67 2
                                    

Hari mungkin sudah berubah bagi V. Orang-orang itu sudah  dutindak  dengan hukuman yang sesuai. Namun tetap saja tidak mengubah  hati mereka dengan dirinya. Memang kini mereka sudah tidak buat ulah dengannya. Namun jika di lihat dari tatapannya tetap saja seperti menyimpan rasa dendam. V tidak tahu harus bagaimana. Setidaknya mereka sudah tidak berbuat yang tidak-tidak. Bukan hanya dengannya melainkan dengan yang lain juga. Syukur mereka sudah sadar akan perbuatannya.

V masih sama saja seperti sebelumnya. Suka menyendiri menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku entah mata pelajaran atau novel. Jika tidak di dalam kelas mungkin di perpus dan terkadang juga di bawah pohon seperti biasa.

"V!"

V menoleh ke sumber suara dan benar saja Rose sudah duduk di sampingnya.

"Nah, maaf baru mengembalikannya"

Rose menyodorkan kotak bekal yang waktu itu sempat V berikan untuknya.

"Tak usah repot-repot tapi akan ku terima"

Rose senang V sudah kembali tersenyum. "Hooo...kau sudah lebih baik bukan. Hari mu lebih cerah", Rose tersenyum manis mengatakannya. V yang melihat itu jujur saja memang terpesona. Dirinya saja turut tersenyum.

"Bukalah!, aku sudah isi dengan sandwich buatanku. Aku jamin enak!"

V membuka kotak bekal itu. Dilihatnya ada dua sandwich berbentuk segitiga dengan sekotak susu di sana. V ambil satu sandwich dan disodorkan ke Rose.

"Hiss tidak. Ini untukmu. Kau saja yang makan", tolak Rose lembut.

"Tidak. Ini ambilah!. Sangat sayang ada dua sandwich disini"

Rose ambil sandwich itu dan dimakannya. Netranya terus menatap V yang juga tengah memakan sandwich buatannya.

"Bagaimana?", tanya Rose memastikan sandwichnya layak dengan rasanya. V balas dengan anggukan dan senyuman dan Rose senang itu. Sandwich keduanya sudah hampir habis. V ambil susu kotak dan berniat untuk diserahkan ke Rose namun netranya menangkap sesuatu yang bergerak di atas kepala Rose.

"Ulat", ucapnya pelan.

"Ha?"

"I..itu diatas kepalamu ada ulat", tunjuk V ke arah rambut Rose.

1

2

3

"AAAAA!....MANA?!, HIIII!", tangan Rose bekerja untuk mengusir yang entahlah dia juga tak tahu letak sebenarnya di mana.

V coba menghentikan aksi Rose yang baginya akan sia-sia. Buktinya ulat masih saja menempel di atas kepala Rose.

"Berhenti!"

"V! CEPAT!...", Rose sudah akan menangis.

V berhasil mengambil ulat itu dengan jemarinya lantas di tunjukan di depan mata Rose dan langsung saja ditepis Rose.

Bisa-bisanya ditunjukan dengan mudah dihadapannya.

"Kau takut ulat?"

"Itu sangat menjijikan!", Rose bergidik ngeri seraya menatap ulat yang berjalan jauh dari tempatnya.

"Kenapa kau suka sekali duduk di sini?"

"Nyaman"

"Banyak ulat kau bilang nyaman?!"

"Mereka tak mengganggu", V melanjutkan memakan sandwichnya.

"Hisss! Kau ini. Banyak tempat nyaman lainnya. Ah kau mau ikut denganku?. Akan ku tunjukan tempat rahasiaku", Ucap Rose setengah berbisik.

My Friend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang