V tinggal hanya dengan ibunya saja sejak 10 tahun terakhir. Ayahnya pergi entah kemana dengan selingkuhannya. Perusahaan bangkrut, ayah V terlalu kalut dengan harta dan dengan entengnya pergi meninggalkan V dan Arin tanpa permisi. Arin berusaha untuk bisa menghidupi diri dengan anak sematawayangnya. Tuhan sangat baik, usaha Arin untuk kembali membangun usaha baru benar-benar membuahkan hasil yang luar biasa. Perusahaan Arin makin mengepakan sayapnya lebar hingga ke luar negeri.
V senang dengan keberhasilan ibunya. Namun hal itu tak menjadikannya tinggi hati. Harta tak dibawa mati. V senang walaupun hidup sederhana.
Tak ada yang tahu bahwa V anak orang kaya. V memang tertutup mengenai masalah keluarga. Bahkan jika ibunya akan ke sekolah, V meminta agar Arin tak membawa mobil ke sekolah. Entah ini V di cap kurang ajar atu tidak. Namun Arin paham dengan maksud V.Kembali masuk sekolah. Seperti ucapannya semalam kini ia tengah berjalan menuju sekolahnya. Setelah menggunakan bus, V tetap harus berjalan kaki untuk sampai ke sekolahnya. Tidak lama, mungkin hanya membutuhkan lima menit saja.
Menyusuri jalanan setapak hingga dengan tiba-tiba genangan air di jalanan mengenai dirinya. Dia tahu ulah siapa
"Ups...Sorry tampan"
Mobil putih itu kembali berjalan setelah sang pemilik mengucapkan kalimat permintaan maaf yang tak ada rasa ikhlasnya.
Bukan Bryan melainkan Misel dengan gengnya. Wanita itu sekelas dengan dirinya. Kelakuannya pun sama saja dengan Bryan.
V masih diam menatap seragamnya yang terkena guyuran air tadi.
Hah selalu seperti ini, batinnya
"Kau tak apa?"
Lagi wanita itu sudah ada dibelakang V.
Rose melihat kejadian itu. Dirinya geram dengan kelakukan orang semabarangan tadi. Melihat V yang diam, Rose berinisiatif untuk menghampirinya. Bahkan helm masih bertengger di kepala.
Jason?
Dia dan motor besarnya turut berhenti. Akan tetapi dia hanya diam menatap Rose yang menghampiri anak laki-laki itu. Jason tak habis pikir kenapa Rose seperhatian itu dengan lelaki yang baru dikenal.
Yang ditanya tak ada respon melainkan pergi begitu saja meninggalkan Rosi.
Jason memajukan motornya ke depan agar sejajar dengan berdirinya Rosi.
"Cepat naik!, ini akan hujan"
Rosi menurut saja.
Motor kembali melaju. Sempat melewati V, namun pria itu hanya menunduk.
"Berhenti memperhatiannya. Kau menyukainya?!", tanya Jason datar.
"Apa yang kau katakan!"
💫
V tengah menghabiskan waktu istirahatnya di bawah pohon di taman sekolah. Seperti biasanya hanya di temani buku. Tak ada teman seoarang pun. V lebih memilih menghindar lagipula siapa yang mau berteman dengannya.
"Untukmu"
V melihat sodoran roti dan sekotak susu coklat sudah ada di hadapannya.
Mendongak menatap siapa yang memberikannya, langsung saja ia berniat akan beranjak. Namun naas kedua bahunya sudah ditekan agar duduk lagi."Kau mau kabur lagi?. Hey berhenti menatapku seperti itu. Aku tak ada niatan jahat denganmu"
Ya V percaya dengan apa yang diucapkan wanita itu. Tapi V merasa tak enak di dekati seperti ini.