Apa yang membuatmu dapat merasakan kebahagian?,
Setiap orang mungkin akan berbeda menemukan sumber kenahagiaan itu. Ada juga yang memiliki penyebab sama dalam kebahagian.Sabar?, tingkatan sampai seberapa kesabaran sepertinya berbeda untuk setiap orang.
Kau tahu apa yang membuat secarik kebahagian V datang?. Kepedulian sekitarnya.
Bagiamana dia tak dipandang kabur bak tak terlihat. Sepertinya hanya orang rumahan saja dan orang yang baru. Tidak...teman sekolah ia tak punya satupun. Terkahir hanya sekolah dasar sepertinya. Sepeninggalan Jessi benar-benar merubah dirinya. Dia tak merencanakan akan merubah sikapnya, entah dia hannya terbawa saja. Awalnya ingin menghindar dari teman-temannya, tetapi dirinya benar-benar dijauhi bahkan saat masuk ke sekolah menengah atas.
Apa karena penampilan?, tampang?, rupa?. Kenapa begitu pemilih?. Apakah yang memiliki tampang yang bagi mereka dibawah standar tidak boleh untuk di temani?. Ya dirinya tahu bahwa itu urusan mereka ingin berteman dengan siapa. Tapi ini berbeda. Mereka meremehkan, memandang kabur, rendah, intinya segala yang menyatakan bahwa dia seperti tak pantas berada di lingkungan mereka.
Bunuh diri?, tidak. Dia tak sebodoh itu. Untuk apa bunuh diri?. Isilah kesempatakn hidupmu dengan yang berguna. Masih banyak orang terkasih di sini. Buktikan pada mereka yang meremahkan dan merendahkan bahwa dia tak lemah.
V pegang itu.
Jam sudah memasuki waktu istirahat. Siswa berbondong keluar dari kelas menuju tempat tujuannya masing-masing. Akan tetapi, masih banyak juga yang memilih di kelas dan salah satunya adalah V.
Kali ini ia ingin menghabiskan jma istirahatnya dengan membaca novel yang kemaren baru saja ia beli. Duduk dikursi paling pojok. Hanya sendiri, walaupun terdapat satu kursi kosong disampingnya tapi tak terisi oleh penghuni. Tidak untuk sekarang, seseorang baru saja duduk disampingnya. Tidak hanya satu saja yang ada disini melainkan di depan dan dibelakangnya ada yang sudah berdiri. V tahu siapa itu, dia hanya menunduk dan meneruskan bacannya.
Hingga dirasa pundaknya ditepuk sebelum ditarik untuk mendekat ke arah pria yang duduk disampingnya.
"Kau berteman dengan Rose?. Kakak kelas itu?",
Suara datar namun berkesan mengintimidasi berhasil masuk ke indera pendengaran V.
V menoleh ke sumber suara. Bryan menyunggingkan senyum liciknya.
"Apakah dia kekasihmu?, Ck..kau hebat V. Dapat merebut hati seoarang primadona sekolah ini", ucap Bryan dengan nada berkesan kagum namun itu hanya ejek semata.
V hanya diam, dia kembali menunduk. Entah kenapa V selalu saja jadi lemah seperti ini. Dia hanya menghela nafas pelan. V ingin pergi tapi jika terjadi dia akan tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya. V sadar dirinya hanya sendiri bersama dengan Bryan dan gengnya. Pintu kelas sudah tertutup dengan dua laki-laki yang menjaga. V tak tahu salah dirinya dimana.
Bryan mengusap pucuk kepala V lembut.
"Kenapa kau tegang seperti itu, bro!", Bryan tertawa. "Hey kau belum menjawabku..!"
"Kau tuli?", lanjut Bryan.
"Apa aku punya salah denganmu?", tanya V datar dan masih dalam keadaan menunduk. Seketika suasana menjadi hening sebelum Bryan tertawa lepas dan di ikuti dengan temannya.
"Heyy dengar...", Bryan mendekat ke arah V. Perkataannya menjadi bisikan pelan tepat dekat dengan telinga V. "Kau tahu, aku juga tak tahu kenapa membencimu. Tapi kau memang menyenangkan untuk dibenci. Bukankah kau seharusnya berada di kelaa 12 sekarang. Ah...seharusnya aku memanggilmu kakak bukan. Maaf aku kurang sopan. Kenapa masih berada di kelas 11?", Bryan menjeda kalimatnya, tawa kecil liciknya keluar sebelum akhirnya kembali melanjutkan kalimatnya. "Bukankah kau anak yang pintar?, Oh! Apa kau membayar guru disini agar nilaimu selalu sempurna. Aku iri denganmu. Kau anak orang kaya bukan?, kau pikir aku tak tahu. Kau berperilaku seperti ini minta dikasihani?. Kau pikir berhasil?. Kau jangan menyusahkan ibumu V. Bukankah ibumu janda?, apakah ayahmu pergi karena lebih memilih wani.."