Apa yang akan kau rasakan di saat ada seseorang, satu saja dan rasanya benar-benar memberi warna baru dalam hidup. Dari yang abu menjadi secercah warna baru yang dapat menjadikan hidupmu rasanya lebih hidup. Hidup akan terus berjalan, nafas akan terus ada selagi kau masih diberi kesempatan oleh Tuhan.
"Rose kali ini kau pulang sendiri tak apa?"
"Kau ada rapat lagi?"
"Ya", jawab Jason singkat
Rose menggangguk setuju dengan Jason. Tak masalah juga untuk dirinya. Sangan untung dapat ikut dengan Jason setiap harinya.
"Baiklah aku rapat dahulu. Kau hati-hati saat pulang. Kabari aku jika sudah sampai atau terjadi apa-apa"
"Ya, tuan Jason"
Jason tersenyum tipis mendengar namanya dipanggil dengan sapaan 'tuan'. Geli saja jika wanita itu yang mengucapkan.
Jason pergi rapat dan Rose memilih untuk langsung pulang saja. Sebenarnya rencana setelah pulang sekolah, ia ingin mengajak Jason ke toko buku dekat taman kota. Namun acara dadakan Jason menggugurkam niatnya itu. Sebenarnya berangkat sendiri juga bisa. Jadi dia berencana akan naik bus saja.
Kakinya terus berayun menyusuri trotoar menuju halte bus. Bisa saja minta jemput pak Dadang selaku supir rumah. Namun kali ini ia lebih memilih untuk naik bus saja. Sangat jarang bagi dirinya naik kendaraan umum seperti ini.
Keadaan halte cukup ramai. Bisa dilihat lebih didominasi oleh anak yang se seragam dengannya.
"Oh V!"
V yang awalnya menunduk kini mengangkat kepalanya dan tepat saat menoleh ke samping menemukan wanita itu sudah berdiri di sampingnya.
"Kau menunggu bus juga", tanya Rose dan di iyakan oleh V.
Bus datang, semua berlalu untuk masuk ke dalam bus. Dapat dilihat jok sangat pas untuk semua yang masuk.
Rose sudah berhasil duduk dan tersisa satu jok di sampingnya. Melihat V yang cecelingukan entah memang tak sadar ada jok kosong atau memang menghindar."V disini!"
Talak! V sebenarnya ingin menghindar. Tapi jika tak merespon bisa di cap adik kelas kurang ajar. Lagipula hanya dirinya yang berdiri. Sudahlah!
Keduanya hanya diam. Rose sibuk mengedarkan pandangannya ke depan. Lain dengan V yang duduk dengan tegang. Badan tegap, nafasnya ia atur secara teratur dan dengan kepala yang menunduk.
"V",
Suara lembut itu lolos dengan mudahnya ke dalam indra pendengarannya.
"Kau masih ditindas oleh temanmu?"
V menggeleng, "Tidak. Sepertinya mereka sudah sadar", bohong V.
Ada raut kecurigaan dari Rose. Namun ia pendam dahulu, "A.a.a..baiklah"
Kembali hening hingga bus akhirnya berhenti pada halte tujuan. Baik V dan Rose turun bersama.
"Oh kau mau kemana?"
"Aku...ke toko buku", tidak. Sebenarnya V tidak ada niatan ke sana.
"Benarkan?!, Wahhh kalau begitu pergi bersama saja. Bagaimana?"
Ingin menghindar kenapa jadi begini!, pikir V. Sudahlah.
V mengangguk setuju. Berjalan bersama ke toko buku yang berada di seberang jalan.
Keduanya berpisah mencari kebutuhan bukunya masing-masing. Sebenarnya V tidak begitu ada niatan untuk membeli buku. Terlebih baru minggu lalu ia borong buku. Namun ingatannya kembali pada novel yang belum lama ini ingin dia beli. Mencari seri ke empat dari novel tujuannya dan ketemu.