Festival tahunan sekolah sebentar lagi akan diselenggarakan. Persiapan demi persipanan terus dilakukan agar lancarnya kegiatan nanti. Puncak acara akan diadakan di lapangan sekolah. Banyak pagelaran diselenggarakan. Berbagai macam perlombaan dan pertandingan juga turut menjadi hal lumrah dalam perayaan ulang tahun sekolah. Ini menjadi acara yang dinanti oleh semua warga sekolah. Terutama para murid. Tentu saja satu minggu mereka tidak memiliki jam pembelajaran. Terbebas dari mata pelajaran selama seminggu memang menjadi berkah bagi mereka. Terkecuali bagi anak ambis.
"Bagaimana persiapannya?, sudah?"
"Sudah, pak", ucap Jason pada sang pelatih.
"Ya sudah bapak serahkan padamu. Semangat latihannya!", ujar guru itu sebelum akhirnya meninggalkan Jason.
Pertandingan akan diadakan besok. Tim Jason yang merupakan kelas IPA akan melawan tim IPS yang digabung dengan kelas bahasa. Ini adalah latihan terakhir sebelum besok bertempur.
"Jas!", panggil seorang laki-laki yang merupakan satu timnya.
"Bagas, Jas!"
"Bagas kenapa?"
"Dia kecelakan pagi ini"
"APA?!"
"Ya aku mendengarnya barusan. Saat akan ke sini dia kecelakan. Kakinya patah Jas"
"Bagaimana bisa?!", Jason mulai gusar. Bagas menjadi salah satu kekuatan utama dalam tim. Tapi sekarang. "Mana cadangannya?!"
"Masalahnya itu. Andra dan Max juga ikut kecelakan dengan Bagas. Ya kecelakaan beruntun"
"Dua lagi kemana?!"
"Kau tak tahu?. Nandra izin karena neneknya sakit dan Leo izin karena sakit"
"Jadii!"
"Kita kehabisan cadangan"
"Lalu...lalu bagaimana?!. Besok pertandingan!"
Jason mulai khawatir. Timnya kurang satu anak lagi. Dia tak thau harus bagaimana. Sulit mendapatkan orang terpercaya. Terlebih hanya tinggal besok. Tidak mungkin tim nya mundur.
Di lain sisi, Rose dapat melihat kekhawatiran Jason di pinggir lapangan sana. Ya sekarang Rose tengah menonton sesi latihan Jason dan timnya. Dia tak tahu masalah apa yang terjadi tapi dilihat dari raut wajah dan gelagatnya sepertinya memang tangah ada masalah.
"Kau tak apa?", tanya laki-laki yang duduk disampingnya.
Rose menoleh dan menggeleng pelan, "Tak apa V. Ah kau tunggu disini dahulu. Aku ke sana sebentar", setelah itu Rose bergegas untuk menghampiri Jason yang sudah duduk terpisah dengan timnya di samping lapangan.
"Jas", ucap Rose seraya menepuk pelan pundak Jason. "Kau tak apa?", tambahnya.
"Entahlah, ini tidak bisa dikatakan baik juga"
"Kenapa?"
"Bagas, Andra, dan Max tadi mengalami kecelakan motor dan kaki Bagas patah"
Rose menutup mulut dengan telapak tangannya. Terkejut mendengar kabar tersebut.
"Keadaan mereka bagaimana?!"