Setelah menikmati senja kini keduanya memilih untuk pulang. Namun sialnya si motor tua tidak mau hidup hingga akhirnya V dan Rose memilih menggunakan bus umum.
Hari yang aneh?, dan V merasakan bahwa ini mustahil baginya dapat memiliki Rose. Ya benar Rose menerimanya. Apa ini nyata?. Demi apapun V selalu bertanya dalam diri tentang kenyataan yang terjadi. Namun kendati tersebut V beribu-ribu dalam gelombang kebahagian sekarang. Seseorang yang belum lama ia kagumi dengan tanpa disangka menerima kencannya. Terlebih wanita itu adalah seorang primadona sekolah. Mungkin jika hal ini terungkap dirinya akan dianggap memberikan umpan magis untuk menarik perhatian Rose. Tidak, itu tidak nyata dan tidak mungkin V akan melakukannya. Dirinya apa adanya. Jika perasaannya diterima tentu V akan sangat senang dan jika penolakan yang di dapat tentu ia akan merelakannya.
Namun siapa sangka dengan keberanian bodohnya, ia ungkapkan isi hatinya pada hari ini. Sangat tidak percaya bahwa Rose akan menerimanya namun lihatlah sekarang mereka merupakan sepasang kekasih. Mulai detik ini!.
"Maaf membuatmu lelah"
"Hiss jangan dipikirkan!. Tak ada masalahnya menaiki bus. Lagi pula jarak tempat tadi dengan halte tidak cukup jauh"
"20 menit kita jalan"
"Ya cukup untuk menghabiskan waktu bersama kita bukan?"
Kita?, oh V hatimu baik-baik saja bukan. Rose terlalu tidak nyata untuk dirinya miliki. Seperti hanya angan saja. Tapi lihatlah sekarang. Harap-harap ini bukan sebuah mimpi.
Tangan Rose tidak lepas dari tautan dengan tangannya sedari tadi sampai mereka kini duduk di dalam bus. Perjalanan kali ini akan cukup lama. Mungkin menghabiskan satu jam-an lebih sampai kerumah mereka.
Hari sudah berganti menjadi malam. Jalanan kota kini diterangi oleh lalu lalang kendaraan. Cukup ramai karena ini juga memasuki jam pulang kerja. Rose yang merasakan kantuk mulai memejamkan kedua matanya. Kepalanya goyang ke kanan dan ke kiri mengikuti pergerakan bus. V yang menyadari itu membawa kepala Rose agar bersandar pada pundaknya. Terlihat kedamaian menyelimuti ketertiduran Rose. Tangan V bergerak untuk menyingkirkan helai demi helai rambut yang menutupi wajah wanita itu.
"Mimpi yang indah"
🌄
V telah selesai membersihkan badannya. Beralih ke lemari pakaian untuk mencari kaos dan celana training. Tak lama dari itu pintu kamarnya terbuka dan menampakan ibunya yang membawa makanan dan minuman.
"V pikir siapa", gumam V.
"Lalu kau pikir siapa lagi?"
"Bukan, hanya..."
"Hantu maksdumu?." jedanya, "Nah mamah bawakan makanan. Mamah pastikan kau belum makan"
"Aku kenyang mah"
"Sudahlah, mamah takut kau sakit"
Lapar tidak lapar kalau soal masakan ibunya pasti akan menggugah selera ingin memakannya.
"Mamah kenal Rose anaknya tante Ela?"
"Tentu!. Kenapa? Ada sesuatu?. Ahhh mamah baru ingat!. Nama yang kau sebutkan jangan bilang anak tante Ela!", selidiknya sedangkan Taehyung hanya tersenyun tipis.
"Bagaimana?, cantik bukan?"
"Semua perempuan cantik, mah"
"Yah mamah tahu. Kapan-kapan ajaklah ke sini"
🌄
"Sayang...., Jason sudah di sini!", panggil Ela sedikit keras karena anaknya yang masih di lantai dua.