4

502 88 1
                                    

Tidak disangka malam itu menjadi malam terakhir dirinya dapat bertatap muka dengan wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Malam terkahir benar-benar akhir tidak dapat bertemu lagi di muka bumi ini. Jika boleh, kelak saat dirinya sudah dipanggil untuk pulang ingin rasanya bertemu dengan wanita itu. Kata maaf sangat ingin ia utarakan karena tidak bisa menjaganya. Hanya doa yang bisa ia berikan. Beribu maaf dan rasa sayangnya selalu ia utarakan disaat mengingatnya. Tak banyak yang bisa ia lakukan. Ingin memutar waktu kembali pada masa-masa dirinya dapat bersamanya.  Mengenang waktu di saat dirinya dengan sangat mudah mengukir senyum.

"Jes...Jika dewasa nanti jangan lupakan aku"

"Lupakan bagaimana?, bukankah kau mengatakan akan menjadi suamiku"

"Aku kakakmu bodoh!"

Senyum kotak Jessi mengembang sempurna.

"Benar aku memang adikmu tuan V"

Jessi Angela yang notabennya adalah sepupu V. Orang tua Jessi meninggal sejak anak perempuan itu lahir. Jessi awalnya tinggal bersama dengan nenek V. Namun saat V berumur 5 tahun, Tuhan memanggil nenek V untuk kembali. Akhirnya Jessi tinggal bersama dengan dirinya dan ibunya. Kehadiran Jessi memberi warna bagi V setelah keterpurukannya ditinggal sang ayah pergi. Saat itu dirinya masih duduk kelas 6 SD sedangkan Jessi berada satu tingkat dibawahnya. Berangkat dan pulang sekolah bersama. Terkadang mereka sedikit mengulur waktu pulang dengan pergi bermain sepeda di taman kota. V sangat menyayangi Jessi. Dia tahu Jessi ini bukan sepupu asli. Begini, paman V menikah dengan ibu Jessi yang  ternyata wanita itu sudah mempunyai anak yang tak lain adalah Jessi.

Jessi sering mengatakan bahwa dia akan menikah dengan V saja.   Jessi merasa hanya V yang bisa ia percaya. Ya...saat itu mereka masih sekolah dasar. Berbicara pun asal keluar begitu saja. V juga sangat menyayangi Jessi, namun itu tak jauh. Di ingin menjaga adik perempuannya itu agar bahagia.

Saat itu Jessi mengatakan pada V bahwa dirinya ingin bermain di pantai, tapi V tidak bisa karena ia harus fokus terhadap ujiannya. Terlebih dia akan lulus dari Sekolah Dasar sebentar lagi. Namun V berjanji akan mengajak Jessi ke pantai setelah ujian selesai.

"Kau berjanji?"

"Ya, pegang janjiku"

"Baiklah aku pegang janjimu. Jika tidak, aku tidak mau berteman denganmu!"

"Ancamanmu mengerikan"

"Aku bercanda. Cepat pulang!, nanti mamah marah"

Hiruk piruk masa-masa kesenangan mereka tak berlangsung lama.  Jessi jatuh sakit hingga nyawa tidak bisa tertolong. V tahu Tuhan sangat menyayangi Jessi. Sedih?, tidak bisa ditanya lagi. V lebih sakit karena dirinya belum memenuhi keinginan Jessi untuk pergi ke pantai bersamanya.  Jika saja waktu bisa berputar, ingin sekali ia menghabiskan waktu penuh bersama dengan adiknya itu.

Jika boleh,

















💫

Jari jemarinya sibuk memilah bunga, netranya sibuk menitiki mawar segar dengan beragam warna di toko bunga itu. Hingga warna putih menjadi pusat pandangannya.

"Tolong seperti biasa",

Pemilik toko paham dengan maksud V. Dua minggu sekali laki-laki itu akan datang ke toko bunga ini.

Sebuket bunga sudah siap. V membayarnya dan bergegas untuk keluar. Hari ini ia akan mengunjungi makam Jessi. Tak jauh dari toko bunga yang ia kunjungi tadi. Si motor tua ia tinggalkan di sana jadilah sekarang ia berjalan kaki.

My Friend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang