DINNER - 1

196 5 15
                                    

Selamat membaca 😊



----
Parfum aroma jeruk itu sudah disemprotkan, hingga menguar mengharumkan tubuh gadis cantik berambut pendek itu. Bibir manis yang berwarna merah muda alami itu masih ia sengaja dioles lipstick dengan warna yang senada. Setelah selesai dengan merias wajahnya, Hyun Soo tinggal pergi menuju luar kamarnya untuk menemui saudara kembarnya.

Adalah Hyun Hi, gadis yang semenjak kejadian malam itu menjadi gadis yang lebih sering terdiam dan selalu menghindari siapapun, termasuk Hyun Soo. Sejak pagi tadi, Hyun Hi sudah keluar dari kamar yang dipakai bersama Hyun Soo.

"Kenapa selalu di sini? Jangan lama-lama menatap pohon besar di samping rumah. Kesannya jadi horor, Hyun Hi."

Hyun Soo selalu merasa takut ketika melihat ke arah pohon yang terlihat dari kaca besar di rumahnya itu. Semenjak Hyun Hi hilang dan ditemukan, Hyun Hi lebih sering terlihat aneh dan jarang mau berbicara.

"Pohon itu sangat indah, tidak ada kesan seram di sana," jawab Hyun Hi seadanya.

Sekali lagi Hyun Soo melihat ke arah pohon besar itu. Ketika angin bertiup, maka terdengarlah riuh yang terkesan menyeramkan untuknya. Sejurus kemudian Hyun Soo menutup tirai besar itu dengan cepat.

"Sudah ah, jangan dilihat lagi. Jangan membuat adikmu ini takut. Aku mau berangkat dulu, nanti aku pesankan makanan pada bibi Han. Kalau ada apa-apa hubungi ya," suruh Hyun Soo.

Namun, Hyun Hi hanya diam terus menatap lurus. Menatap tirai putih yang samar-samar menampakkan pohon besar di sana. Hyun Soo mulai jengah dan langsung berlari menuju kamarnya untuk mengambil kardigan seragamnya.

Tanpa sadar Hyun Soo mengambil kardigan yang salah. Yang ia ambil adalah kardigan milik Hyun Hi. Sejurus kemudian Hyun Soo keluar dari kamarnya dan melihat tirai tadi sudah kembali terbuka.

"Aku berangkat dulu," pamit Hyun Soo.

Sebuah bus sekolah sudah berhenti di depan rumahnya. Sebelum menaiki bus itu, sejenak Hyun Soo menatap pohon besar di samping rumahnya. Tak menunggu lama, Hyun Soo pun langsung menaiki bus itu bersama teman-temannya yang lain.

"Kamu, Hyun Soo atau Hyun Hi?" tanya seorang anak laki-laki yang sudah akrab dengan Hyun Soo.

"Yaah, aku salah ambil kardigannya. Ya sudahlah, biarkan saja. Lagi pula dia sudah tidak mau sekolah lagi. Dia tidak mau keluar rumah."

"Kasihan Hyun Hi. Kamu sudah tahu siapa pelakunya?" tanya Jeno. Hyun Soo pun menggeleng pelan.

"Seingatku, Hyun Hi pernah pulang dijemput oleh seseorang berjas hitam rapi dan masuk ke dalam mobil hitam. Waktu itu aku pikir Hyun Hi sudah menemukan pekerjaan bersama pria itu, nyatanya Hyun Hi malah disiksa."

Hyun Soo tampak terdiam seraya mencerna ucapan Jeno. Gadis yang tidak terlalu mencolok dari saudara kembarnya itu menjadi takut, karena saat ini ia memakai kardigan milik Hyun Hi. Hyun Soo takut jika orang jahat itu mengira dirinya adalah Hyun Hi.

"Lupakan, jangan membuatku takut. Sebaiknya, bantu aku untuk mendapatkan pekerjaan, aku harus membayar hutang-hutang ayahku," pinta Hyun Soo.

"Kenapa tidak mencari orang yang menuduh ayahmu melakukan korupsi?"

"Aku tidak berani. Mengungkap hal itu sangat berisiko dan bahkan akan menjerumuskanku ke hal yang fatal. Lagi pula aku tidak tahu kronologinya seperti apa, ayah tidak mau menceritakan semuanya."

"Perlu bantuan?" tawar Jeno. Si anak orang kaya yang tidak ingin disebut kaya.

"Tidak usah, nanti kamu pasti minta dibayar. Aku belum punya uang."

DINNER = Jaehyun - Taeyong ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang