DINNER - 42

30 2 9
                                    

Selamat Membaca 😊



----
Duduk bersandar dengan kaki yang ditekuk di atas bangku panjang itu. Ia menghadap ke arah danau yang berada tepat di depan sana.

Kerikil yang ia pungkut tadi sengaja ia lempar dengan malasnya, tapi kerikil itu jatuh juga ke dalam danau.

Napas Hyun Soo menghela berat, jiwanya tidak ada semangat sama sekali untuk kelanjutan hidupnya. Semuanya terasa hampa.

"Jaehyun ... aku menyukaimu, tapi aku juga menyukai pria yang lain. Aku benci jatuh cinta."

"Perasaan apa ini? Mengjengkelkan," umpat Hyun Soo.

Sekali lagi Hyun Soo melempar dua buah kerikil sekaligus dalam sekali lemparan. Sepersekian detik setelah terdengar bunyi lemparan, hujan pun turun.

Hyun Soo lantas menengadahkan kepalanya guna menatap langit yang ditutup oleh awan-awan kelabu bergulung tebal. Titik-titik airnya berjatuhan membasahi.

"Aku tidak peduli, sekalipun hujan badai, aku tidak akan bangkit dari sini," gumam Hyun Soo.

Semakin lama semakin banyak air hujan yang menerpa wajahnya. Namun, Hyun Soo masih enggan untuk bangkit, ia malah memejamkan kedua matanya.

Suara guyuran hujan terdengar semakin seru, bahkan suara itu lebih dominan dari pada suara yang lainnya dan Hyun Soo tidak terganggu dengan itu.

Berat ... aku tidak punya siapa-siapa lagi sekarang dan aku tidak punya semangat untuk membunuh Jaehyun, Yuta, dan Taeyong, batin Hyun Soo.

"Hyun Soo cengeng," lirihnya.

Merasakan ada cairan hangat yang keluar dari celah kecil di kedua matanya. Hatinya mencoba kuat, tapi matanya tak bisa menahan cairannya.

Hujan yang deras itu menghalau derap kaki seseorang berpayung yang baru saja menghentikan langkahnya.

Laki-laki itu adalah Jeno, yang datang tanpa diketahui Hyun Soo. Jeno datang setelah tahu Jaehyuhlah yang membunuh Hyun Hi.

"Sepertinya aku harus menyerahkan diri pada mereka yang mengincarku. Jika aku mati, semuanya akan selesai."

Jeno tertawa remeh pada Hyun Soo. Keadaan Hyun Soo saat ini dibenci oleh Jeno. Bukan seperti itu keinginan Jeno terhadap Hyun Soo.

"Jika saja aku yang mati, pasti-"

Brugh ...!

Jeno sengaja memotong ucapan Hyun  Soo dengan cara melempar jaketnya ke atas kepala Hyun Soo.

Hyun Soo bangkit dan setelah terlonjak karena terkejut. Sekarang ini Hyun Soo berhadapan dengan Jeno yang menatapnya dingin.

"Kita tidak ada urusan, Jeno, sebaiknya kamu pergi dan jangan mengangguku!"

Hyun Soo berbicara dengan sedikit berteriak, saking derasnya hujan yang turun sore ini.

Jaket yang semula dipegang oleh Hyun Soo, kini telah dilemparkan lagi olehnya kepada Jeno. Jeno pun menerima dengan sigap.

"Hyun Soo yang kukenal adalah gadis yang lemah dan mudah sakit. Pakai jaket ini sebagai payung!"

"Tidak perlu repot-repot perduli padaku, kita tidak ada urusan apa-apa lagi!"

"Kamu yakin?!" tanya Jeno.

"Untuk apa aku ragu, kita di sini berdiri untuk membuktikan siapa yang membunuh Hyun Hi!"

Jeno tertawa lirih seraya menunduk dengan mata yang terpejam. Begitu singkat, setelah itu Jeno kembali menatap Hyun Soo.

"Sainganku tidak selevel denganku jika sainganku sepertimu. Mana semangat balas dendamku setelah Hyun Hi mati?!"

DINNER = Jaehyun - Taeyong ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang