DINNER - 10

55 2 12
                                    

Selamat membaca 😊





----
Kembali ke aktivitas biasanya, Hyun Soo kembali ke sekolah dengan kondisi tubuh yang kurang sehat. Badan ramping itu rasanya sakit semua dan demam yang menyerangnya. Sebenarnya Hyun Soo tidak ingin ke sekolah, tetapi karena ajak Jeno, alhasil ia berangkat dengan terpaksa.

Hyun Soo mengembuskan napasnya kasar. Rasanya ingin cepat-cepat lulus dari sekolahnya dan setelah itu ia akan bekerja, tanpa harus melanjutkan pendidikannya. Selain bingung karena biaya, Hyun Soo juga tidak yakin akan sukses di masa depan.

Malu karena sang ayah dituduh sebagai koruptor, Hyun Soo menjadi murid yang tidak memiliki teman di sekolah kecuali Jeno. Terlebih Hyun Hi yang selalu mendapat perundungan dari teman-temannya.

"Hyun Soo ... bagaimana keadaan Hyun Hi pagi ini?" tanya Jeno.

"Hyun Ho baik-baik saja. Tapi akunya yang tidak baik-baik saja, Jeno."

Kesan manja tampak Hyun Soo tunjukkan pada Jeno. Meski Hyun Soo dan Hyun Hi memiliki wajah yang sama, tetapi percayalah, Jeno tetap menyayangi Hyun Hi seorang. Begitulah cinta, selalu berpihak sesuai dengan arahnya.

"Kenapa, demam?" tanya Jeno dan Hyun Soo pun mengangguk.

Jeno malah mengedarkan pandangannya, mencoba mencari seseorang yang kira-kira akan membuat Hyun Soo tidak murung lagi. Di satu titik, Jeno melihat murid dengan penggemar murid perempuan terbanyak, yaitu Jung Sungchan.

Bibir Jeno mengulum senyuman. Sepertinya sesuatu di pikirannya akan segera ia keluarkan. Senyuman jahil pun telah menggantikan senyuman semula. Tanpa menunda-nunda lagi, Jeno langsung menarik Hyun Soo.

"Sungchan!" panggil Jeno.

Sementara Hyun Soo tampak terkejut mendengar nama murid yang sangat-sangat dirindukan oleh banyak murid perempuan di sekolah. Salah satunya adalah Hyun Soo yang menantikan Sungchan kembali ke sekolah.

Sebisa mungkin Hyun Soo merapikan tatanan rambutnya yang tidak sempat ia sisir tadi pagi. Tampil di hadapan Sungchan harus terlihat keren dan rapi. Begitu kira-kira pikir Hyun Soo saat ini.

"Waah, kamu sudah sembuh?" tanya Jeno.

"Tentu saja sudah. Aku bosan di rumah terus. Kata dokter, kakiku sudah tidak digunakan untuk berjalan," jawab Sungchan.

"Syukur kalau begitu. Oh iya, Chan, Hyun Soo mau mengucapkan selamat karena kamu sudah keembali berangkat sekolah."

Dengan jahilnya Jeno menarik lalu mendorong Hyun Soo untuk lebih dekat dengan Sungchan. Jeni benar-benar tidak bisa membaca suasana hati Hyun Soo yang sedang dilanda rasa gugup yang begitu kuat.

Sebelumnya Hyun Soo pernah memberikan sebuah pengakuan pada Jeno, bahwa ia menyukai Sungchan yang dibilang sangat tampan itu. Memang tampan, selain tampan, Sungchan juga berprestasi.

"H-hai Sungchan. Se-selamat ya atas kesembuhanmu," ucap Hyun Soo dengan kata yang sedikit terputus-putus.

Sekuat hati Hyun Soo mencoba untuk menahan rasa gugupnya dan berusaha agar rasa gugupnya tidak terbaca oleh Sungchan maupun Jeno. Meski sebenarnya Sungchan sudah tahu kalau Hyun Soo malu, hanya dari wajah Hyun Soo yang bersemu.

"Terima kasih. Aku sudah baik-baik saja. Tunggu ... kenapa ada ranting pohon kecil di rambutmu. Kamu lupa tidak menyisir rambutmu tadi pagi?"

Ternyata Sungchan menemukan ranting kecil yang terselip di rambut Hyun Soo. Laki-laki jangkung itu pun mengangkat tangannya untuk meraih ranting kecil itu dan membuangnya. Tanpa tahu Hyun Soo rasanya ingin pingsan saja saat ini.

DINNER = Jaehyun - Taeyong ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang