DINNER - 2

95 6 9
                                    

Selamat malam dan selamat membaca 😊



----
Dari pojok ruangan yang hanya disinari oleh lampu berwarna kuning yang terang itu, tampak menerangi sebuah meja. Di sana ada Hyun Soo yang tengah belajar latihan soal, kata Jeno sebentar lagi ujian semester akan segera berlangsung.

Hyun Soo semakin fokus. Namun, fokusnyanitu terpecah ketika melihat luka terbuka yang berada di lengannya. Sejak tadi ia tidak menyadari hal itu. Dengan melihat luka itu, Hyun Soo menjadi ingat kejadian tadi siang.

Pria berwajah Jepang dan berambut panjang yang diikat itu, memang tidak dikenali olehnya, namun ia ingat betul wajahnya. Kejadian tadi siang membuat Hyun Soo jika mereka akan bertemu lagi.

"Kenapa pria itu ingin mencelakai Hyun Hi? Apa ya kira-kira hal yang disembunyikan oleh Hyun Hi. Sejak dia lahir ke dunia, sepertinya banyak keanehan yang selalu ada padanya."

Hyun Soo pun sibuk menggumam seraya mengetuk-ngetukkan pencil di dagunya.

Tiba-tiba sebuah pesan singkat datang melalui ponselnya. Dari sana menampakkan pesan dari nomor yang tidak ia ketahui. Pesan itu berisi tentang ajakan untuk mendatangi sebuah ruang privat dari sebuah restoran.

"J J H." Begitulah Hyun Soo mengeja sebuah singkatan dan sepertinya itu adalah sebuah nama.

"Siapa JJH? Tunggu, nama artis Jung Jaehyun? Ah tidak mungkin. Mana mungkin ada artis seorang model terkenal, memiliki nomor gadis biasa sepertiku. Jeno idola sekolah saja sangat istimewa menurutku."

"Jung Jaehan? Jung Ju Hyun? Jang Jae Suk? Jang Seok Jin? Atau JJH,  Jangan-Jangan Hantu ... hiii, itu 'kan teman barunya Hyun Hi dari pohon besar samping rumah. Lagi pula kenapa Hyun Hi tambah aneh. Ketempelan jangan-jangan."

"Tapi baiklah. Aku akan datang ke sana," pungkas Hyun Soo seraya membalas pesan singkat itu.

Hyun Soo tidak mengindahkan perintah dari Hyun Hi untuk tidak mendekati orang yang baru dikenalnya. Sifat penurut yang selalu melekat di jiwa Hyun Soo rasanya sangat sulit sekali untuk lenyap. Atau memang karena Hyun Soo adalah gadis yang sedikit polos.

Gelas jatuh yang terdengar dari luar kamarnya itu mampu membuatnya terkejut dan langsung keluar dari kamarnya dan menghampiri Hyun Hi yang belum juga selesai makan malam.

"Ada apa? Kenapa bisa jatuh? Sudah, biarkan aku saja yang membersihkannya," cegah Hyun Soo ketika Hyun Hi membungkuk dari kursi rodanya.

"Kamu harus belajar," cegah Hyun Hi juga.

"Sudahlah ... jangan membantah. Kamu sedang sakit, jadi tidak boleh memprotes perintahku."

Setelah berhasil memundurkan kursi roda Hyun Hi, Hyun Soo pun segera mengambil piring bersih yang akan ia jadikan sebagai tempat pecahan gelas tersebut. Dengan hati-hati Hyun Soo memungut setiap pecahan, hingga tidak ada yang tersisa di lantai.

Dari atas sana Hyun Hi terus mengamati tangan Hyun Soo yang terluka. Dari situlah Hyun Hi terus merasa cemas pada adik kembarnya itu.

Sepertinya aku harus mengakhiri kontrak gila dengan Yuta. Aku harus cepat menyelesaikan tugas akhirku jika aku tidak mau dia menanam plat-stick itu, batin Hyun Hi.

"Tutup lukamu dengan kasa, jangan biarkan lukanya terbuka seperti itu," suruh Hyun Hi yang selalu saja terkesan dingin.

"Tenang saja, aku pasti akan menutupnya." Hyun Soo pun bangkit. "Boleh aku bertanya? Kamu kenal dengan pria berwajah Jepang dan berambut panjang yang diikat tinggi? Soalnya dia menyebut namamu," jelas Hyun Soo.

Belum ada jawaban dari Hyun Hi. Ia malah menatap sepasang netra Hyun Soo dengan lekat, sampai-sampai membuat Hyun Hi meremang karena tatapan menyeramkan itu. Tidak tajam padahal, tapi kesannya menyeramkan.

DINNER = Jaehyun - Taeyong ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang