(Follow sebelum baca)
Pernah sedekat nadi, sebelum sejauh Bumi dan Matahari.
Celine dan Juna ibarat surat berprangko, saling melengkapi. Tapi, semua berakhir saat hari dimana Celine meminta Juna melepaskannya pergi.
Sempat terpisah selama 5 tahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Markas Wanda&Cosmo terasa berbeda siang ini. Jika kemarin-kemarin mereka yang menghuni ruangan itu selalu ribut, hari ini terdengar sedikit lebih sunyi dari biasanya.
Beberapa menit yang lalu, Celine kembali dihujani perasaan terkejut ketika dari pintu tempat masuknya Juna, keluar semua teman dekat semasa SMA-nya.
Beberapa hari yang lalu mereka tidak sempat bertemu karena terlambat, maka Jenan, Rendy, Riyu dan Haekal bergegas keluar markas ketika Juna mengatakan Celine ada di kafe Wanda&Cosmo.
"Waah, masih gak percaya kalau yang di depan kita sekarang itu Celine," ujar Rendy, Jenan langsung mengangguk dengan tatapan lurus pada gadis cantik yang duduk di depannya saat ini.
"Gue yakin lo balik bukan karena kangen sama kita, Cel." Haekal memulai pemmbicaraannya dengan kalimat tajam.
Mereka tidak berteman sebentar, waktu 5 tahun tentu saja tidak menjadikan Celine melupakan sahabatnya dengan mudah. "Emang bukan, gue gak niat malah nyari kalian waktu pulang."
Fyi, dulu Celine, Rendy dan Haekal adalah pendebat ulung. Diantara semua mereka yang besahabat, mereka bertiga lah yang sering adu mulut karena beda pendapat.
Jawaban Celine membuat Riyu kesal, ia kemudian dengan cepat menyiramkan air putih yang ada di gelas tepat pada wajah teman baiknya itu.
Celine tentu terkejut, hal itu juga tidak jauh berbeda dengan yang lain. Juna dengan cepat berdiri dan melayangkan tatapan marahnya pada Riyu, dengan cepat Celine berkata, "Duduk!" Seakan masih punya magis tersendiri, Juna menurut begitu saja, meski tatapannya masih tidak lepas dari Riyu.
Tatapan Celine tajam seakan mampu mengoyak sorot mata Riyu, semuanya pun tampak tegang. Namun, beberapa detik kemudian, tatapan keduanya melemah berganti dengan bulir air mata yang jatuh membasahi kedua sisi pipi.
"Gue kira lo gak bakal balik lagi ke Indonesia," Riyu bergerak cepat memeluk Celine sambil meraung dengan lebaynya.
Meski menangis, Celine terkekeh melihat Riyu yang memeluknya erat sambil terisak. "Gak mungkin gue lupa sama kalian. Yang ada kalian yang benci sama gue."
Haekal ikut berdiri dan nyaris ikut memeluk Celine serta Riyu. "Gak usah ambil kesempatan dalam kesempitan." Jenan dengan sigap menarik kerah baju Haekal.
"Pengen ikut, Jen. Emang lo gak kangen sama Celine."
"Kita semua kangen, Kal. Tapi tahu batas, mereka cewek jadi boleh pelukan," timpal Rendy.
"Yaudah kalo gitu gue meluk lo aja gimana, sini!"
Rendy reflek bersembunyi di belakang bahu lebar Jenan guna menghindari pelukan dari Haekal. "Lo kalo belok gak usah ajak gue, jijik."
Perdebatan Haekal dan Rendy membuat Celine dan Riyu melepaskan pelukan erat mereka. Semua kini kembali ke keadaan semula, tentu dengan emosi yang lebih stabil.