BAB 10

1.5K 74 3
                                    

🌵Selamat membaca 🌵





"Kamu mau kan menikah dengan nak Axel?"

Deg

Nafasnya berhenti sejenak, begitupun dengan detak jantungnya yang berpacu kini menghilangkan sebentar dan kembali semula.

Pertanyaan konyol macam apa ini? Pikirnya kembali.

Sudah 5 menit lamanya Mita berkelana dipikirannya. semua orang yang berada disini semakin di buat penasaran, sekaligus resah dengan jawaban yang akan di lontarkan Mita.

Mita menatap Axel sebentar lalu beralih menatap kedua orangtuanya.

Mira menatap balik sang anak dengan tatapan teduh, ia tak menggeleng dan juga mengangguk.

Sebenarnya ia tak mau nasib anaknya sama seperti nasibnya dulu, yang harus merelakan masa mudanya, cita citanya dan impiannya gugur saat sang suami mengucap ijab Qabul, ya walaupun tak semua gugur tapi tetap saja itu kurang buatnya tetapi seiring berjalannya waktu ia menerima semua nasib dan takdir yang di tentukan oleh Allah.

Mita menatap kebawah dengan pandangan kosong, ia sangat bingung di posisi saat ini, andai saja ia mempunyai kekuatan berteleportasi pasti saat ini juga ia menghilang dan pergi untuk memenangi diri.

"Kenapa nenek berucap seperti itu?" Akhirnya Mita membuka suara.

"Begina nak....."

Nenek iffah mulai menjelaskan mengapa ia harus menikah dengan dosen killernya sekaligus rekan kerja sangat ayah.

Mita dengan baik mendengar ucapan ucapan yang di lontarkan nenek iffah sesekali yang lain menambahkan.

Nenek iffah mengatakan bahwa orangtuanya dulu pernah Sama sama berjanji dengan orangtua Oma Eni, bahwa, kalo mereka mempunyai anak akan di jodohkan untuk memperkuat tali silaturahmi.

Tetapi naas sayangnya saat itu nenek iffah hanyalah anak tunggal perempuan begitupun dengan Oma Eni yang juga anak tunggal dan perempuan juga jadi, perjodohan itu di undur.

Perjodohan itu tidak di batalkan, perjodohan itu masih benar benar lanjut, benar benar sangat di sayangkan lagi, karna, nenek iffah saat itu melahirkan anak Laki laki yakni Jody, begitupun dengan Oma Eni yang melahirkan anak laki laki juga yakni Axel.
Dan mereka sama sama tunggal.

Perjodohan dibatalkan?

Tentu saja tidak, selagi masih bisa mempunyai keturunan kenapa nggak?

Axel yang kini membujang selama 25 tahun itu belum sama sekali mempunya pinangan hati, dan kedua orangtuanya sepakat untuk menjodohkan anaknya dengan cucu dari kerebatnya itu.

Mita menghela nafas kecil, huft, satu sisi ia tak mungkin menolak tawaran sang nenek dan di satu sisi pula ia mau melanjutkan masa masa remajanya, kalo sudah ada suami pasti semuanya akan pupus sudah.

Binggung!

Mungkin ini adalah pilihan yang tepat, Mita mengangguk.

"Mita mau" ucapnya lirih tetapi masih bisa terdengar oleh orang orang di sekitarnya.

Semua menatap Mita dengan tatapan mata berbinar, ia setuju, huft, penantian lama.

"Kamu setuju nak?" Tanya nenek iffah.

Mita langsung menatap ke nenek iffah, ia tersenyum lalu mengangguk semangat.

Yang lain yang mendengarnya tersenyum lalu mengucapkan hamdalah.

"Alhamdulillah" begitupun dengan opa Jonathan, ia mengucap hamdalah, karena dia seorang muslim yang muaalaf pada 20 tahun silam, tepatnya pada Axel berumur 5 tahun, opa Jonathan memutuskan untuk pindah agama menjadi mualaf.

My Lecturer || On Going ||  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang