BAB 17

1.1K 59 0
                                    

Selamat membaca~

Kini Mita dan sara sedang berada di saung lebih tepatnya di taman belakang rumah yang terdapat saung bambu. di samping kiri dan kanannya terdapat pohon yang rindang sehingga matahari panas nan menyilau terhalang oleh pohon.

"Mit, Lo ngak sediain minum buat tamu Lo ini" ucap sara dengan nada agak sedikit menyindir sang empu.

Mita yang sibuk berkutat dengan laptop kini beralih menatap sara. Lalu berucap. "Ngapain? Itu urusan om, Gue ngak ikut campur" ucapnya.

"Ck, Lo kira disini gue apa MARKONAH. Hantu? Sampe-sampe, Lo ngak anggep gue tamu disini" kesal sara pada sahabat satunya yang suka bikin darahnya terus-menerus, naik.

"Ck, Lo bukan tamu. Lo sahabat gue, ngak mungkin gue anggep Lo tamu"

Oke, sabar sar, sabar. Sahabat satu Lo ini selain bego juga tolol. Sabar_ sara membatin.

"Harus gue perjelas? Maksudnya gue, Lo ngak nyediain minum gitu buat gue? Lo ngak kasian sama gue? Gue bela belain loh kesini naik motor 2 jam lebih"

"Ck, lebay juga Lo. Sabar gue bikin, Lo mau minum apa?"

Sara tersenyum mendengarnya. "Gue kopi aja, kalo bisa sediain juga cemilan biar otak gue ngak padet padet amat, agak enceran dikit"

"Hmm, kalo ada ya" sara mengangguk mendengar ucapan Mita.
.
.
.

"Biar bibi buatkan saja, non. Ngak enak sama Aden, nanti bibi di omelin kalo istrinya ikut campur urusan di dapur" ucap Bi tuti, wanita paruh baya salah satu pembantu yang bekerja di rumah ini.

Kini Mita sedang berada di dapur untuk membuatkan kopi plus Orange jus untuknya dan sara.

"Ngak apa apa Bi, bikin gini doang mah gampang, kalo om Axel marahin bibi, nanti mita marahin balik" ucap Mita seraya terkekeh, dan menurutnya itu mustahil, Axel selama ini tak pernah marah padanya mungkin hanya kesal saja.

"Emm, yasudah. Kalo non ada kesulitan panggil bibi saja, bibi mau membersihkan ruang tengah" ucap bibi. Dan di anggukan paham oleh sang empu.

"Oke Bi, siap" begitupun bibi, ia juga ikut terkekeh dengan tingkah mita yang mengingatkannya pada sang cucu yang berada di kampung.

Bibi langsung pamit berlalu meninggalkan Mita yang sedang sibuk mengaduk kopi agar gulanya larut.

Setelah selesai melakukan kegiatannya, Mita mengambil nampan untuk ia taruh kopi dan orangge jus miliknya serta toples kaca yang berisi cemilan kering.

Setelah selesai menatanya, Mita mengangkat nampan tersebut dengan hati hati, karna takut tumpah.
kemudian ia berjalan seraya memperhatikan jalanan dan nampannya agar seimbang.

Tapi tiba tiba----

PRANK

Toples kaca terjatuh sehingga kacanya sudah menjadi puing-puing, serpihan tajam

BRUK

Sang empu yang menabrak Mita pun ikut terjatuh dengan posisi tak senonoh.

Mita menghela nafasnya, kala kopi di tangannya berhasil selamat tapi sedetik kemudian.

BYURR

gelas yang berisi kopi tersebut tersebut tak sengaja menyiram karna tangannya bergerak refleks pada sang empu yang tengah berusaha berdiri.

Melihat itu Mita terkejut langsung membekap mulutnya dengan kedua tangannya sehingga nampan di tangannya terjatuh.

PRANK

"AAAAAA" pekik wanita itu dengan suara melengking tingginya.

Mendengar pekikan keras dari sang empu, Mita langsung menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya. Ugh, benar benar membuat telinga sakit ketika mendengarnya.

Terlihat wajah sang empu yang sudah memerah seperti menahan amarah yang meludak, tak lupa kemeja putihnya tak lagi berwarna putih kini menjadi coklat yang kehitaman. Benar benar seperti orang lusuh.

Wanita itu berdiri dengan susah payah. "HEH PEMBANTU!" Ucap wanita itu penuh dengan hinaan pada Mita yang menatapnya aneh.

"Gue bukan pembantu Lo" ketus Mita menatap tak suka orang di depannya dengan sembarang memanggil namanya dengan sebutan pembantu.

"LIHAT APA YANG ANDA LAKUKAN PADA KEMEJA SAYA" ia menunjuk kemeja bagian bawahnya yang sudah terkena noda kopi.

"Ya, ya gue ngak sengaja, lagian Lo yang jalan liat nya ke hp" ucap Mita seraya mendengus, toh dia juga Yang salah bukan dirinya saja.

"HEH--"

"Ada apa ini?" Mendengar itu Mita langsung menolehkan kepalanya ke suara tersebut, terpampang jelas Axel sedang berjalan menghampirinya.

"Pak, maaf, pembantu bapak sangat kurang ajar dan tidak mempunyai sopan santu sama sekali" wanita itu menatap remeh mita, yang di tatap hanya acuh dan menatap balik dengan tatapan datarnya.

"..., Terus, pembantu bapak juga sudah, menumpahkan kopi dengan sengaja di kemeja saya" lanjutnya.

"Apa benar yang dikatakan dia?" Tanya xel seraya melirik matanya sejenak pada orangdi sampingnya.

Mita menggeleng. "Ngak, Mita ngak sengaja numpahin kopinya, dia juga salah jalan sambil main ponsel" merasa seperti di pojokan Mita mengelak, toh ia benar-benar tak sengaja.

"Pembantu bapak selain tak punya sopan santun juga ngak jujur, apakah bapak sebelum merekrut dia sebagai salah satu pembantu tidak di seleksi terlebih dahulu?" Ucapnya lagi dengan nada remeh.

"Ehh, Lo apa apan si, seleksi seleksi Lo kira lagi nerima PNS, pake seleksi-seleksi segala" ceplos Mita.

"Tuh pak, bapak bisa lihat bukan kelakuan salah satu pembantu bapak"

Axel beralih menatap Mita. "Ayo minta maaf" ucap axel dengan raut wajah datar.

"Ngak, Mita ngak mau. Mita ngak salah ngapain minta maaf"

"Heh pembantu, apa ibu anda tidak mengajarkan sopan santun padamu sehingga kamu bisa berkata tidak sopan pada manjikan mu seperti tadi, huft. Tidak punya tata Krama" balas wanita itu dengan senyuman smirik.

Oke, Mita benar benar naik pitan ketika orang itu sudah menyangkut pautkan dengan bundanya dalam masalah ini.

"HEH!, MAKSUDNYA LO APA BAWA BUNDA GUE DALAM MASALAH INI?!" Ucap Mita.

"Anda marah dengan ucapan saya tadi, toh benarkan sepertinya orang tua anda tidak mengajari tata Krama"

"Sok tau Lo, bego. bunda gue selalu ngajarin gue buat sopan Santun sama semua orang kecuali, ORANG KAYA LO!" Mita berucap seraya menekankan 3 kalimat terakhir.

"..., Atau disini Lo yang ngak pernah di ajarin sopan santu?"

"MITA" sentak Axel, membuat sang empu terkejut mendengarnya.

"Benar benar, pembantu bapak sangat tidak mempunyai etika ketik berbicara pada tamu majikannya, sangat tidak mencerminkan pembantu yang baik"

"Om bentak Mita?" Lirih Mita.

"Om bentak Mita?" Lirih Mita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26/1/22

VOTE BUAT NEXT!!!

My Lecturer || On Going ||  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang