BAB 18

1.1K 59 0
                                    

Selamat membaca~

"MITA" sentak Axel, membuat sang empu terkejut mendengarnya.

"Benar benar, pembantu bapak sangat tidak mempunyai etika ketika berbicara pada tamu majikannya, sangat tidak mencerminkan pembantu yang baik"

"Om bentak Mita?" Lirih Mita.

Tersadar apa yang ia lakukan Axel segera meminta maaf. "M-maaf, saya benar-benar---"

"Bodo!, Ngak peduli" Mita berucap dengan raut wajah datar setelah itu ia langsung berlalu begitu saja meninggalkan Axel yang meraup wajahnya kasar.

Sedangkan wanita itu terkejut ketika Mita memanggil Axel dengan sebutan 'OM'.

"Dia istri saya" jelas Axel melihat raut wajah binggung bawahannya.

Sang empu menganga ketika mendengar penjelasan dari Axel.

"Maaf pak, saya benar benar tidak tahu kalo perempuan tadi adalah istri bapak" sesal wanita itu.

"Hm, dan maaf juga atas kelakuan istri saya baju kamu jadi kotor, kamu bilang saja kerusakan baju mu pada David" jelas Axel sebelum pergi.

Jadi ternyata wanita itu adalah pilihan mu xel, sangat jauh sekali dengan kriteria perempuan idamanmu_batin seseorang dengan tersenyum sinis.
.
.
.

"Kopi gue mana mit?" Tanya sara begitu Mita duduk di depannya tanpa membawa segelas kopi atau nampan yang berisi pesanannya.

"Ngak ada" tak sadar Mita berucap ketus pada sara sang sahabat.

Sara tersentak kaget mendengar jawaban ketus dari sang empu di depannya.

"Gue salah ya Mit, maaf. Gue ngak bermaksud ngeropotin lo kok" ucap sara merasa bersalah karna sudah meminta duluan tanpa di tawarkan terlebih dahulu oleh orang rumahnya.

Tersadar apa yang barusan di ucapakan. "Ngak, bukan gitu, Lo ngak ngeropotin. Gue cuman kesel aja" jelas Mita.

Mendengar penjelasan dari Mita, sara bernapas lega.huft. "kesel kenapa?" Ucap sara seraya berkutat dengan laptopnya.

"Jadi gini......"

Mita menjelaskan apa yang barusan terjadi pada sara yang mendengarkannya dengan seksama. Meninggalkan laptop yang masih menyala.

"Wahhh, parah tu cewe. Gara gara tu cewe, kopi gue tumpah" ucap sara kesal, begitu Mita selesai menjelaskan.

"Hmm, gitu deh. Gue juga kesel sama tu cewe tiba tiba manggil gue pembantu mana ketus lagi ngomongnya"

"Wahh, dia ngak tau kali kalo Lo anak dari bosnya, Sabi kali Lo minta tu cewe di pecat sama laki Lo"

"Yee Lo kira semudah itu Ferguso, kagak lah. Gue juga ngak sejahat itu kali sampe ngilangin pekerjaan orang"

Sara Memanggut-mangutkan kepalanya. "Bener juga sih, tapi kok aneh si, pak Axel harusnya dia bela Lo dong bukan bela tu cewe dan malah bentak Lo" ucapan sara membuat Mita kembali teringat kala Axel yang membentak dengan memanggil namanya.

Entahlah, hatinya benar-benar terasa sesak. Pertama kali dihidupnya ia di perlakukan seperti itu oleh Axel, walau hanya bentakan saja.

"Hmm" Mita hanya berdehem, ia tak mau masalah ini menjadi lebar hingga ke akar-akarnya.
.
.
.

"Mit, gue cabut ya? Udah mau Maghrib juga" ucap sara seraya melihat jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan sebelah kiri.

Mita yang sibuk berkutat dengan laptopnya kini beralih menatap sara. "Ngak mau nginep aja?" Tawarnya dan di balas gelengan kepala oleh sang empu.

My Lecturer || On Going ||  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang