21.PDOS

1.3K 60 0
                                    

Selamat membaca ~

Setelah selesai makan, Mita dan Axel langsung berangkat untuk mengecek rumah yang habis baru di bangun, sekedar pengecekan saja.

Axel sengaja membeli rumah untuk dia dan keluarga kecilnya. Sebenarnya sudah lama ia merencanakan untuk membuat rumah, sekitar satu tahun yang lalu.

Axel memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah yang nuansanya putih abu, sangat elegan.

Melihat Axel yang bersiap siap membuka pintu, Mita pun ikut membuka pintu sampinya dan melangkahkan kakinya keluar, setelah itu menutup pintunya kembali.

Seketika, Mita menatap kagum sesuatu besar didepannya.

"Rumah siapa om?" Mita bertanya tak langsung menatap ke sang empu, tetapi ia masih menatap kagum rumah di depannya.

Axel menatap Mita seraya berucap "Rumah kita", Axel terkekeh dengan raut wajah lucu sang istri.

Mita ber-oh ria. senang sekali. Ia tak menyangka jika rumah yang ia idam-idamkan, akan terwujud. Ia pikir itu hanyalah khayalan, tapi ternyata tidak. Suatu keajaiban.

Mita mengikuti langkah Axel yang ingin memasuki rumah, pintu terbuka, sekali lagi Mita menatap kagum pada tataan di rumah ini.

"Kita ke kamar utama" seru axel pada Mita yang asik mengelilingi rumah. Sang empu berdehem.

"Iya"

Setelah sampai di kamar Mita menatap takjub dengan Tatan pada kamar mereka, sangat tampak elegan dan luas. Terdapat kasur king size dan juga di sampingnya terdapat sofa panjang beserta meja berbentuk bundar menggunakan bahan dari kayu sedangkan alas atasnya menggunakan kaca.

Mita menyusuri setiap sudut kamar, setelah selesai melakukan aktivitasnya, ia kembali pada Axel yang tengah duduk dengan menyilangkan kaki seraya memainkan ponsel.

"Om, kita kapan pindahnya?" Tanya Mita antusias.

Axel menatap Mita. "Dua bulan lagi" ucapnya.

Mendengar hal itu, Mita mendesah kecewa. "Kenapa ngak sekarang aja?bukannya ini udh layak di pakai? Atau om belum lunasin rumah ini? Tenang aja om, biar pake uang Mita aja dulu" cerocosnya langsung.

"Bukan masalah itu, Rumah ini masih harus banyak di perbaiki, untuk masalah uang, kamu simpan saja" ucapnya.

"Berarti selama dua Bulang kita tinggal di rumah Oma?"

Axel mengangguk kecil sambil berdehem. "iya, kalo kamu ngak betah saya bisa cariin kontrakan sementara" mendengar hal itu Mita menggeleng cepat.

"Ngak, ngak usah, Mita betah kok di rumah Oma" sahutnya cepat. Axel menganggukan kepalanya. Ia melirikan matanya ke jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya.

"Sekitar jam 8 saya ada urusan" beritahunya pada sang istri yang tengah merebahkan tubuhnya di atas kasur seraya memainkan ponsel.

Mita menyingkirkan ponselnya yang berada di depan wajahnya. Ia berdehem. "Iya, nanti juga Mita mau ke rumah sara" Axel menganggukan kepalanya, menyetujui.

.
.
.
.

Kini Mita dan sara sedang berada di kafe depan kampusnya. Mereka asik berbincang bincang, banyak hal, atau sekedar menayangkan tugas.

Mita mengaduk aduk minumannya dengan sedotan seraya berucap. "Ya gue juga maunya gitu, tapi ngak apa apalah nunggu 2 bulan ngak lama lama banget. Di sana juga gue ada temennya, Oma sama bi tuti" ucapnya.

Sara mengangguk, membenarkan ucapan sang sahabat. "Iya juga sih"

"Eh gimana sama gebetan Lo, udah kecantol belum dia sama body Lo yang semok" gurau Mita, membuat sara mencebik kesal.

My Lecturer || On Going ||  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang