26. PDOS

1.3K 61 1
                                    

Selamat membaca ~

Mita melangkahkan kakinya berjalan menuruni tangga, tetapi pandangannya tak lepas dari ponsel yang ia pegang.

"Bi, punya ku pudingnya udah dingin?" Mita bertanya pada bi Tuti yang sedang mengiris -iris bawang di meja makan tempat para pembantu yang bekerja di rumah ini.

Bi tuti menatap terkejut pada Mita yang sudah berada di depannya
"Eh non, sepertinya sudah dingin non, sebentar bibi siapkan" Bu Tuti menaruh lebih dulu pisau yang ada di tangannya lalu beranjak dari duduknya menghampiri lemari es.

"Sudah, non." Bi Tuti menyerahkan piring yang berisi dua puding mangga pada Mita.

"Bibi liat om nggak?" Tanya Mita celingukan mencari Axel.

"Sepertinya di ruang tengah non" ujar bibi. Mita menganggukan kepalanya, kakinya melangkah ke ruang tengah. Tetapi ia mengurungkan niatnya karna samar-samar mendengar percakapan antara ayah, dan anak. Dan pastinya menggunakan bahasa asing yang pasti ia tidak tahu ayah dan anak itu berbincang seperti apa.

"Kenapa non, kok balik lagi?" Tanya bibi ketika Mita mendudukkan dirinya di kursi bar.

"Ngak apa-apa, om lagi ngobrol sma opa,nanti Mita takut ganggu" ucapnya, bibi hanya ber oh ria.

Mita beranjak dari duduknya seraya membawa piring yang berisi puding mangga tersebut ia masukkan ke dalam lemari es agar pas di santap rasanya  tetap segar.

"Bi, nanti kalo om uda naik bilang ya!" Beritahunya.

Bibi Memanggutkan kepalanya, "siapa neng" ucap bibi.

Mita menumpukan kepalanya dengan lengan yang ia selonjorkan, tanganya sibuk meng-scroll sosial media miliknya, sesekali ia terkikik ketika melihat video lucu di tampilkan padanya.

"Non, itu den Axel udah naik" ujar bibi.

Mita menatap tangga, dan benar saja terdengar suara tapakan kaki yang naik.
Buru-buru Mita mengambil puding yang berada di dalam lemari es.

"Bi, Mita ke atas dulu ya" ujar Mita dengan kedua tangan yang penuh karena membawa piring tersebut.

"Hati-hati, neng." Ujar bibi ketika melihat  Mita yang berlari kecil  menaiki tangga, ia pun menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah majikannya.

Sesampainya di depan kamar, perlahan Mita menaruh piring tersebut di bawah. Tangannya membuka pintu lalu ia ambil kembali piring tersebut.

Satu langkah Mita masuk matanya menangkap Axel yang tengah duduk di sofa dengan tangan yang menari nari di atas keyboard.

Mita menaruh piring tersebut di di atas meja, Axel yang menyadari keberadaannya hanya diam, tak menggubris atau saling sapa.

"Om mau puding nggak? Masih dingin enak loh" Mita kembali mengangkat piring tersebut.

"Taruh saja" cueknya.

Mita mengerucutkan bibirnya melihat nada suaminya itu. Terkesan dingin dan cuek padanya.

5 menit berlalu.

Mita masih enggan untuk berucap, ia menautkan jari-jarinya, gugup. Hati dan bibir tidak sejalan, hati ingin sekali mengutarakan tetapi bibir berkata lain.

Mita menarik nafas dalam-dalam, tangannya kanannya menyentuh sofa.
"Om, Mita minta maaf" kalimat itu terucap dibibirnya.

Axel memberhentikan ketikannya sejenak kala mendengar permintaan maaf sang empu, Setelah itu ia kembali melanjutkan asiknya.

"Mita minta maaf, om" lanjutnya. " Mita salah karna sudah bohong sama om, seharusnya Mita nggak seperti itu" Mita menaruh telapak tangannya di paha Axel.

My Lecturer || On Going ||  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang