S a v e - m e [29]

930 62 13
                                    

Gais sebelum kalian baca , boleh dong author minta dukungan kalian dengan cara VOTE cerita author!

Karna satu vote dari kalian sangat memotivasi author untuk terus bekarya dan lebih semangat untuk nulis! Hargain hasil karya aku dengan tekan vote sebelum/setelah baca.
Terimakasih!

**

"Tuan.. aku rasa tadi derian mau menyampaikan sesuatu"

"Apa maksudmu?"

"Sebelum dia tewas.. dia seperti ingin menyampaikan sesuatu tentang gauri"

"Hah?" Tidak sadar akan hal itu , harvey benar-benar penasaran sekarang

"Aku mendengar dia memanggil nama itu terus menerus"

"Intinya?"

"Mungkin saja dibalik kematian gauri ada sesuatu yang belum terungkap tuan.."

"Atau ada rahasia besar menyangkut gauri dan farel"

"Sial!"

"Kau yakin tidak salah dengar? Jika kau yakin, cari tau"

"Cari tau kembali apa yang sudah terjadi padanya.."

Tidak harvey.. jika kau mulai mencari tau hal itu.. kau akan merasakan sakit lagi..

"Apa kau yakin tuan?" Merasa tuannya sudah lama tidak mau membahas hal ini

"Hm"

"Antar saya kembali"

Pulang saat jam sudah menuju 4 pagi. Harvey pulang dengan bau amis dan bercak darah dibaju dan celananya, tapi untungnya wangi maskulinnya masih bisa menutupinya.

Sesampainya dirumah megah miliknya , ia langsung melemparkan tubuhnya di sofa panjangnya. Ia menatap langit-langit atapnya , dan merancau hal yang tidak jelas.

"Gauri.. apa kau sudah bahagia disana?"

"Bagaimana kabarmu? , saya sudah hampir membalaskan dendammu pada mereka.. dan sekarang hanya tersisa farel reagen.. tunggulah sebentar lagi maka semuanya akan selesai.." ramcaunya

ah tunggu, ia teringat akan sesuatu. Bukannya ia harus menjemput gadisnya? Ah sial, ia terlalu emosi akan hal tadi sampai ia melupkan hal itu.

"Shit!" Umpatnya

Ia langsung berlari kekamar lisa untuk melihat apakah dia sudah pulang? Jika belum maka harvey akan merutuki dirinya sendiri.

**

Lisa maulvi pov

Harus pulang sendiri menaiki taxi dan berjalan dengan susah payah sangat membuat lisa kehilangan moodnya seharian. Apalagi ditambah lukanya cukup perih entah apa penyebabnya.

Tapi isi kepalanya sekarang hanya dipenuhi pertanyaan konyol yang sedari tadi terlintas. Ia terus menoleh kesana kesini untuk mencari keberadaan pria itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Save Me (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang