Part 46

202 23 0
                                    

Untuk yang satu itu saya sadar, hal rumit yang hanya akan terjadi jika semua itu berlanjut. Tapi selama kamu disisi saya, dan kita bisa saling mendampingi satu sama lain...saya yakin kamu yang akan jadi pilihan terakhir saya:)

_Kmlh09_

Happy Reading

"Hai pak, Gean" sapa Erika pertama kali dengan senyum canggungnya pada Aksa dan Gean yang fokus menatap kearahnya padahal dia baru masuk.

"Maaamaaa siniii sama Gean" semangat Gean dan menepuk bagian sofa di sampingnya yang kosong. Erika hanya mengangguk mendekati bocah itu yang sangat semangat melihatnya.

Meski ia rasa ini adalah kali pertama Erika harus kembali berurusan dengan Aksa lagi sejak ia kembali ke Jakarta, ia selalu berusaha menghindar tapi akhirnya takdir harus kembali berputar antara dirinya, Aksa dan Gean.

"Sepertinya saya sudah membuat kalian lama menunggu" ujar Erika melihat makanan yang sudah tersedia di meja depan sofa itu. Tak mencoba berbasa-basi terlebih dahulu.

"Belum selama itu, makanannya baru juga datang. Kamu tepat waktu" balas Aksa mencoba bersikap biasa akan kehadiran Erika ini.

"Mama duduk aja, kita makan bareng" ujar Gean menarik Erika yang hanya berdiri disampingnya untuk duduk. Aksa juga duduk di single sofa sebelah mereka.

"Mama tau gak Gean baru buat pr di sekolah" ujar Gean semangat menunjukan hasil kerjanya. Lalu juga menunjukan tab yang berisi hasil hasil tugasnya. Juga beberapa buku yang tadi bocah itu kerjakan.

Memang sekolah elite berbeda dengan sekolahnya dulu waku TK seumur Gean. Boro-boro ada tablet gini.

Erika dengan mencoba ikut rasa antusias Gean itu melihat hasil kerja Gean yang memang cukup sempurna di usinya itu. Sangat menurun dari Aksa dan Fania yang pintar.

"Wahh Gean pinter banget, bagus dong kalo Gean belajarnya gini terus" puji Erika diangguki semangat Gean.

"Kata nenek mama yang ajarin Gean menghitung sama baca, jadi kata nenek karena mama Gean bisa pinter" semangat Gean bercerita apa yang neneknya bilang. Karena Gean juga pastinya tidak terlalu mengingat kejadian seperti itu diusianya yang 3 tahun kurang dulu ingatannya banyak yang dilupakan pasti.

Erika sendiri jadi mengingat dulu saat ia mengajarkan bocah dihadapannya ini untuk menghapal huruf dan angka saat bocah ini akan mulai bersekolah.

"Ceritanya lanjut nanti ya, Gean kan belum makan. Mama udah disini jadi Gean harus makan" ujar Aksa memotong pembicaraan bocah itu dengan Erika. Gean menatap papa nya cemberut

"Papa, Gean baru ketemu mama jadi Gean mau ngobrol sama mama dulu" ucap bocah itu membuat Erika terkekeh.

"Iya mama dengerin cerita Gean sambil makan aja ya" ujar Erika membela Aksa juga membela Gean agar mereka juga bisa cepat makan.

Dengan semangat akhirnya Gean pun mengangguk. Aksa hanya menyaksikan interaksi keduanya hingga mereka memulai makan siang tersebut. Ya tak lupa ocehan Gean juga yang terus mengalir disela makannya itu dan pasti Gean merengek ingin disuapi Erika hingga gadis itu sambil menyuapi Gean, mendengarkan bocah itu dan ia juga makan sendiri.

Tak ada percakapan apapun antara Erika dan Aksa karena mereka fokus pada Gean dan makanan mereka sendiri. Hanya sesekali tatapan mereka bertemu dan kompak saling mengalihkan pandangan.

Dua jam berlalu tak terasa dan itu cukup melelahkan bagi Erika. Ya setelah acara makan selesai, Gean malah ingin bermain dan lagi-lagi mau tak mau Erika menurutinya saja sedangkan papa bocah itu malah lanjut berkerja. Diruangan itupun Gean bermain dengan Erika tentang pelajaran, permainan menghitung, kata, dan sebagainya juga sesekali mereka sedikit main kejar-kejaran karena jika berlama-lama Aksa menatap mereka tajam akibat kegiatan mereka mengganggunya bekerja.

This Is Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang