Apa gadis itu benar-benar akan menerima pria muda itu menjadi pacarnya ?, bahkan sekarang mereka sudah pulang kantor bersama, dan jelas pria muda itu terlihat akan ikut naik ke apartemen Luci.
Cekrek...
"Apa fansmu tidak ikut naik ?" Aku melihat sinis Luci masuk kedalam rumah, sedangkan aku sedang duduk santai disofa."Tidak, aku langsung menyuruhnya untuk pulang" Luci terlihat lelah langsung menuju dapur dan mengambil air untuk diminum.
"Apa kalian sudah berpacaran ?" Aku mengikuti gadis itu kedapur untuk mendapatkan jawaban.
"Beluum, kenapa kau berisik sekali Oppa" Luci terlihat kesal karena aku terus mendesaknya menjawab.
"Beluum ??, berarti kau sedang mempertimbangkanya ?" Aku mengikuti Luci yang duduk dimeja makan.
"Oppa !" Luci menatapku dengan mukannya yang memerah "Kenapa kalau aku pacaran ?"
Aku mengalihkan pandanganku dari Luci yang terus menatap lurus kearah wajahku. "Ak... aku hanya bertanya penasaran ?" Entah kenapa aku menjawabnya dengan terbatah-batah.
"Apa kau menyukaiku Oppa ?" Deg... aku langsung kaget dan menatap Luci saat dia bertanya spontan sambil menatapku dengan lekat.
"A..pa yang kau pikirkan ? Ak... aku hanya...." Aku menjawab pertanyaan Luci dengan terbatah-batah, tapi belum selesai aku berbicara, Luci tiba-tiba pingsan dan membuatku panik.
Tubuhnya panas, mukanya memerah, awal melihatnya aku berfikir tadi mukanya memerah karen malu atau mungkin dia habis minum, ternyata Luci demam.
Bergegas aku mengangkat tubuhnya yang terasa sangat hangat menuju kamar dan membaringkan diatas kasur, sibuk mencari kotak obat dan menyiapkan kopres, aku panik sendiri bolak-balik menyelusuri seluruh apartemen Luci.
Setelah segala hal yang bisa aku lakuan telah beres, aku duduk ditepi kasur memandang gadis yang kini sedang terbaring lemah karena demam.
"Kalau aku tidak nekat kemari, apa mungkin pria muda itu yang sedang merawatmu Luci ?"
Aku berguman sambil membelai kepalanya pelan.Sibuk memandangi Luci, tiba-tiba aku dikagetkan dengan dering ponsel gadis ini, tampak sebuah panggilan masuk dengan nama 'Geno' dilayar ponselnya.
Aku memutuskan untuk mengabaikan panggilan itu, tapi setelah beberapa kali menelvon, kontak dengan nama yang sama terus menghujani ponsel Luci dengan deretan pesan singkat.
Nama itu jelas terdengar nama seorang pria, aku yang cukup penasaran mencoba mengintip sedikit notifikasi diponsel Luci, tapi tampaknya pesan itu berasal dari temanya di Indonesia, itu jelas karena aku tak mengerti dengan bahasanya.
Prov : Luciana
Tubuhku terasa berat saat aku membuka mata, aku merasakan sesuatu yang dingin berada diatas dahiku, ternyata itu sebuah handuk kecil, dan seketika aku kaget saat melihat Yoon sedang duduk bersandar dikepala kasur, sepertinya pria ini tertidur.
"Kau sudah bangun Luci ?" Yoon yang langsung terbangun saat aku mencoba duduk, langsung memeriksa keningku dengan tangannya. "Masih hangat, kau harus istirahat total hari ini"
Aku hanya diam menatap Yoon yang turun dari kasur, setelah itu meregangkan tubuhnya pelan, Yoon langsung berjalan keluar kamar sambil sedikit berteriak.
"Pergilah bersihkan dirimu, aku akan membuat sarapan"
Aku masih duduk terdiam karena sedang mencerna situasi yang terjadi, setelah sedikit sadar buru-buru aku mengambil pakaian ganti dan bergegas kekamar mandi, sekilas Yoon melihat kearahku dan tersenyum saat aku berjalan menuju kamar mandi.
Mengenakan piyama lengan panjang berwarna coklat dengan corak vokadot, aku duduk dimeja makan setelah selesai membersihkan diriku seadanya, tampak Yoon telah selesai memasak dan membawanya semangkuk besar bubur ke meja.
"Bagaimana perasaan ?" Yoon menatapku sambil sibuk menata meja makan.
"Tidah begitu baik, apa semalam aku demam ?" Aku bertanya pelan karena masih belum bertenaga.
"Iyah. suhu tubuhmu tinggi sekali, aku hampir membawamu ke UGD bila tidak juga turun" Yoon memberiku semangku kecil bubur hangat.
"Terima kasih Oppa sudah merawatku"
"teman perempuanmu tadi menelvon, aku sudah mengatakan kalau kau izin tidak masuk kerja karena sakit"
"Apa Oppa tidak ada jadwal hari ini ?" aku bertahya pelan karena merasa bersalah.
"Tidak, jadwalku hari ini kosong"
Yoon membuatkanku bubur ayam hangat dan juga minuman jahe, untuk ukuran seorang pria, Yoon benar-benar pria yang sigab dan juga cekatan terutama saat mengurus orang yang sedang sakit.
Aku memeriksa ponselku sesaat setelah sarapan, tampak beberapa panggilan tak terjawab dari Geno dan tumpukan pesan singkatnya, tak satupun dari pesan itu yang sudah dibuka, terlihat Yoon hanya mengangkat telvon dari Sora.
"Luci kembalilah kekasurmu, badanmu masih sedikit panas" Yoon yang baru datang dari dapur langsung mengomeliku yang sedang duduk disofa sambil menatap ponsel.
"Sebentar lagi, aku harus membalas beberapa pesan" aku mengabaikan perkataan Yoon, sebenarnya aku sedang membalas pesan Geno, dia terlihat cemas karena sejak kemaren sore tidak bisa menghubungiku.
Kaget tiba-tiba Yoon datang mengendongku dan membawaku kekamar, membaringkanku pelan dan menutup tubuhku dengan selimut, setelah itu dia meletakan kembali handuk kecil diatas kepalaku.
"Oppa, kau memperlakukanku seperti bayi" Aku cemberut kesal setelah Yoon merebut ponselku dan meletakanya diatas meja.
"Aku bilang kau harus istirahat, atau kau mau aku bawa ke UGD ?" Yoon yang telah duduk disampingku mengomel seperti seorang ibu.
"Tidak, aku benci rumah sakit" Menarik sedikit selimut menutupi bagian leherku yang kedinginan.
"Kalau begitu kembalilah tidur, aku akan menjagamu disini" Yoon mengusap kepalaku lembut, dan sungguh aku merasa sangat nyaman.
Menikmati kenyamanan yang diberikan oleh Yoon, aku mencoba tidak memikirkan apapun, setelah memejamkan mata aku langsung tertidur dengan pulas.
Prov : Yoongi
Beruntung kemaren aku datang dan bisa merawat Luci yang sedang sakit, melihatnya tidak bertenaga dan lemas sungguh membuat diriku ikut sedih, apa lagi gadis itu tidak menghabiskan sarapannya.
Gadis yang biasanya ceria penuh dengan energi dan memiliki senyum manis yang unik kini hanya terbaring lemah ditempat tidur, ingin rasanya aku memanjakanya seperti ini setiap hari.
Ting... sebuah pesan dari Namjoon.
"Suga Hyung"
"Apa kau menginap di apartemenmu ?""Iyah, aku mungkin juga tidak kembali malam ini ke drom"
"Baiklah, aku hanya memastikan"
"Jangan lupa lusa kita ada syuting Hyung""Baik Joon"
Aku langsung menguap kencang setelah sibuk membalas pesan dari Namjoon, baru teringat kalau semalam aku tidak benar-benar tidur karena panik dengan kondisi Luci yang memburuk.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung berbaring tepat disebelah Luci dan mengambil selimut menutupi tubuhku, kini kondisiku benar-benar lelah karena mengantuk, sepertinya akupun ikut tertidur pulas.
Yoon yang tertidur pulas disamping Luci tidak tau kalau disaat yang bersamaan sebenarnya Namjoon dan juga Jhope sedang berada di apartemen miliknya, kedua adiknya itu berniat menjemput Hyuangnya untuk mengajak pergi makan bersama dengan member lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nugu-seyo ? || Suga BTS
Fanfiction"Hallo Luci" Sebuah suara yang begitu familiar terdengar di ujung sana, aku bahkan melihat kembali nomer yang tertera dilayar ponsel, memastikan itu adalah nomer indo. "Yoon, apa itu kau ?" aku memastikan lagi apakah seseorang yang sedang menelfonk...