Air mataku mengalir deras, bukan karena aku sedang sedih, tapi karena aku terlalu tertawa begitu lepas.
Lihatlah ekspresi pria pucat bermuka bulat dihadapanku ini, aku benar-benar belum bisa membiasakan diri tentang profesinya sebagai seorang idol.
"Kau terlihat sangat puas menertawaiku Luci ?" Yoon mulai mengkerutkan keningnya dan menatapku sinis.
"hahaha maafkan sungguh, aku hanya masih tidak menyangka" Aku mulai mengatur nafas dan menghapus air mataku.
"Apa yang kau bayangkan tentang idol memangnya ?"
"Mmmm.... putih, ganteng, tinggi, kurus... apa lagi ya"
"Aku punya semuanya"
Dengan pedenya pria pucat dihadapanku, membentuk ceklis ditanganya dan meletakan dibawah dagunya sambil mengangkat wajahnya sombong.
"Terus apa-apan pipi dan perut donat itu ?" Aku langsung kembali tertawa saat dia dengan spontan langsung mengelus-elus perutnya itu.
"Aku kan sedang hiatus, dan masa pemulihan" Muka Yoon yang kesal ternyata lebih terlihat mengemaskan.
"Baiklah, aku minta maaf Min Yoon Gi"
Mencoba menenangkan pria ngambek didepanku ini, aku juga mulai menahan tawaku agar tidak membuat pria ini semakin marah.
"Aku fikir kau akan marah padaku Luci ?" Setelah kembali tenang kami kembali mengemil sambil ngobrol.
"Bukan marah, cuma sedikit kecewa"
"Kau tak pernah melihat BTS ?"
"Pernah denger, tapi ngak tau siapa aja orang didalamnya"
"Sekalipun ?" Yoon menatapku heran, seakan tidak percaya dengan apa yang aku katakan.
"Aaa aku ingat, aku pernah melihatmu di sebuah iklan marketplace hijau di TV" Aku diam melihat Yoon sejenak "Tapi kau disana tampak berbeda"
"Jadi kau tidak mengenaliku ?"
"Sempet curiga sih, tapi ngak kepikiran cari tau"
Aku terus sibuk menghabiskan camilanku sambil menjawab sejumlah rasa penasaran Yoon.Aku pulang setelah lelah mengobrol, lagi pula beberapa kali aku melihat ponsel Yoon terus berdering, mungkin saja ada pekerjaan atau mungkin kekasihnya yang menunggu.
Prov : Yoongi
Aku hanya bisa mengantar Luci sampai depan pintu unit apartemen.
"Jadi Yoon, kau lebih tua dariku kan ?" Luci yang sedang sibuk mengenakan sepatu bertalinya menatap kearahku.
"Iya, sepertinya begitu"
"Apa aku boleh memanggilmu 'Oppa' ?
"Kenapa tiba-tiba ?"
"Aku hanya ingin memanggil seseorang seperti itu"
Kini Luci sudah berdiri dihadapanku."Terserah kau saja" Aku yang heran hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Kalau begitu aku pergi dulu, Yoogi Oppa"
Aku merasa ada hembusan angin yang begitu kencang saat gadis itu melambai kearahku sambil tersenyum sangat manis, ditambah kata panggilanya membuatku malu.
"Yoogi Oppa..?"
Setelah gadis itu berlalu pergi aku yang masih termenung didepan pintu merasakaan pipiku panas dan mungkin saja memerah.
Kembali duduk disofa sambil memeriksa ponselku, aku kembali tersenyum dan tertawa sendiri saat mengingat Luci yang tadi tertawa begitu bahagia.
Senang ? tentu saja aku sangat senang, walau harus menerima ejekan dan ditertawai habis-habisan oleh Luci, setidaknya gadis itu tidak membenci atau berniat menjauhiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nugu-seyo ? || Suga BTS
أدب الهواة"Hallo Luci" Sebuah suara yang begitu familiar terdengar di ujung sana, aku bahkan melihat kembali nomer yang tertera dilayar ponsel, memastikan itu adalah nomer indo. "Yoon, apa itu kau ?" aku memastikan lagi apakah seseorang yang sedang menelfonk...