Omongan Orang

1.1K 116 4
                                    

Selamat Membaca♡

Hari ini dirumah junkyu sedang ramai, dia sedang dikunjungi oleh kedua orangtuanya dalam rangka menjenguk junkyu yang baru beberapa hari keluar rumah sakit.

Haruto selalu merasa ramai saat mendapat kunjungan dari mertuanya padahal mereka hanya dua orang tapi udah berasa lagi kumpul keluarga besar, namun haruto ikut senang juga apalagi melihat sang istri yang sedang bermanja ria dengan papihnya walaupun haruto sedikit cemburu tapi dia masih sadar kalo itu mertuanya.

"Haruu aku mau ikut jenguk asahi yah, boleh ya ya yahhhh~." Sedari tadi junkyu terus mengatakan hal yang sama.

"Nanti jenguknya pas udah pulang aja yah, kan kamu harus banyak istirahat terus kasian abang juga belum boleh banyak keluar rumah." Dan dengan sabarnya haruto tetap menjawab, tapi jawabannya pun tetap sama.

Junkyu merengut sambil memukul-mukul pelan tangan sang papih yang sedang mendekapnya, jadi rencananya beberapa warga komplek mau jenguk asahi di RS tapi ada juga yang gak ikut kaya mashi gak bisa karena yewon lagi demam terus yoshi  gak bisa dan terakhir ialah junkyu yang memang tidak diizinkan oleh suaminya dengan alasan kesehatan tapi junkyu tetep kekeuh mau ikut.

"Udah turutin kata suami kamu, lagian ini juga demi kebaikan kamu." Seru si papih yang membantu menantunya memberikan pengertian.

"Ahh~ papih mah pro terus ke haru, yang anak papih itu siapa sih?" Junkyu merajuk.

"Kamu sama haruto itu anak papih sama mamih, gak ada bedanya."
"Tau ah sebel." Junkyu berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" Tanya haruto saat junkyu akan melangkah.

"K E P O." Setelah itu junkyu pergi sambil menghentakkan kakinya.

"Kyu, jangan jauh-jauh !! Gak boleh kecapean !! Kamu harus banyak istirahat." Haruto sedikit berteriak kearah junkyu yah walaupun junkyu nya tetap jalan tanpa menghiraukan seruan sang suami.

"Udah biarin aja, dia udah besar papih yakin dia tahu batasannya." Ucap sang mertua yang menatap menantunya dengan cengiran geli.

"Ah maaf pih, aku cuma khawatir." Ujar haruto yang merasa tidak sopan meninggikan suara dihadapan orangtua.

"Gakpapa, papih malah seneng liat kamu perhatian tapi kita sebagai suami juga harus menyisakan ruang untuk istri kita menikmati waktunya sendiri jangan sampe istri malah ngerasa jadi dikekang. Haruto pahamkan apa yang papih ucapin?"
"Iya pih, haruto paham."

Mertua haruto hanya tersenyum melihat tingkah dirinya yang dulu ada disosok menantunya sekarang, dulu dia juga cukup posesif untuk semua hal tentang junkyu sampe-sampe junkyu selalu dikawal oleh bodyguard sewaan papihnya. Namun setelah junkyu mengungkapkan perasaan nya, jadilah si papih paham jika sikap nya sudah keterlaluan dan setelahnya dia berusaha memberikan ruang bebas untuk anak semata wayangnya.

Hingga akhirnya dia mempercayai haruto untuk menjaga junkyunya, putra manis yang selalu merengek disaat menginginkan sesuatu.

Junkyu pergi kehalaman rumahnya dan dia menemukan sang mamih sedang menyapu halaman, tadinya mamih junkyu bermain dengan rowoon tapi karena si cucu sekarang tidur siang jadi dia mengisi kegabutannya dengan beres-beres.

"Mamih, ngapain ih?" Tanya junkyu.
"Nyapu lah kyu, masa lagi shopping sih."
"Maksudnya kenapa malah mamih yang beresin, udah gak usah nanti capek. Ayo masuk aja !!" Ajak junkyu.

"Ih tanggung kyu, ini dikit lagi tuh. Kamu mau mamih punya suaminya bewokan kalo nyapunya gak bersih?"
"Kalo mamih lupa, mamih udah nikah terus papih gak bewokan dia ganteng mirip aku." Seru junkyu.

"Hahaha mamih becanda kali kyu, udah awas mamih beresin dulu ini. Kamu istirahat diteras sana jangan disini panas !!" Junkyu hanya menatap sang mamih yang kembali melanjutkan aktivitas nya.

"Gini nih orangtua, orang lain liat nanti yang diomongin jeleknya aku. Disangka jadi anak durhaka lah, gak bantuin orangtuanya lah atau apalah. Padahal mereka gak tahu aja sebatu apa kepala orangtuanya, gak ada anak yang tega liat orangtuanya kecapean walaupun emang udah tuntutan hidup." Gerutu junkyu.

"Gak usah dengerin omongan orang, kita juga hidup gak minta biaya sama dia kan? Udah biarain aja. Anggap kentut aja." Balas sang ibu.

"Mamih, ngomong itu gampang praktek nya yang susah, nyatanya setiap ada omongan gak enak tentang kita pasti bakal berdampak sama mood. Walaupun kita bersikap bodo amat tapi tetep aja hidup kita akan terus berdampingan dengan gunjingan orang lain yang merasa paling tahu diri kita, padahal aslinya dia boro-boro tahu kenal aja cuma selewat." Junkyu masih tetap dengan ocehannya tapi kali ini membantu mamihnya memasukkan sampah pada plastik sampah.

"Iya mamih tahu ko, tapi kita selaku orang yang sehat lahir batin mending ngalah aja. Inget sayang, ngalah bukan berarti kalah tapi kita bisa jadiin ngalah buat ngambil ancang-ancang untuk melompat lebih jauh dari orang-orang yang cuma bikin hidup riweuh."

"Iya mamih bener, biarin aja sambil itung-itung ngurangin dosa. Junkyu juga bersyukur satu komplek ini semuanya udah berasa keluarga, walaupun terkadang si julid sering nyebelin tapi gak separah tetangga pada umumnya lah." Seru junkyu.

Obrolan ibu dan anak itu masih berlanjut dengan topik bahasan random, mulai dari bahas furniture rumah, rencana shopping bareng, masalah mulut netizen, dan masih banyak lagi.

"Kyu, ko panas-panasan? Ayo masuk !! Mamih juga yuk masuk." Ajak haruto yang emang bermaksud menyusul sang istri yang menurutnya sudah terlalu lama diluar rumah.

Junkyu yang emang sedikit merasa pusing, langsung menuruti ucapan sang suami. Sepertinya emang dia sudah cukup lama juga diluar, jadi badannya kembali merasa tak enak. Junkyu dan haruto memilih untuk langsung kekamar sedangkan kedua orangtuanya memilih ngadem di ruang tv biar sambil nonton, tenang mereka udah biasa ko nganggap rumah junkyu rumah mereka juga.

"Haruuuu peluk !!" Seru junkyu yang sudah terlebih dahulu berbaring.

Haruto menaiki kasur setelah menyesuaikan suhu kamar, lalu berbaring disamping istrinya. Melihat itu junkyu langsung merangsak masuk kedalam pelukan sang suami, haruto seneng aja mendapat dekapan erat dari sosok disamping nya.

"Haruu." Panggil junkyu.
"Hmm?"
"I love you."
"I love you too." Haruto terkekeh dengan ucapan random istrinya.

"Haru semoga rumah tangga kita gak lagi banyak ujian beratnya, yang kecil-kecil aja ujiannya soalnya aku bener-bener gak mau ngerasa kaya kemarin lagi." Seru junkyu.

Mendengar itu, haruto makin mengeratkan pelukannya sambil mengaminkan ucapan istrinya. Haruto juga berdo'a yang sama, cukup jangan ada lagi cobaan yang lebih berat dari kamarin.

Mereka saling menikmati aroma tubuh masing-masing dan melanjutkan kegiatannya dengan tidur siang bersama, mereka juga butuh mengisi ulang tenaga dengan banyak beristirahat karena kejadian kemarin sudah menguras banyak tenaga.

Semoga ombaknya akan tetap tenang dan tidak terjadi tsunami dengan tiba-tiba lagi.


TBC...

Hayii...

Keriukk banget yah yang ini:)

Edisi gabut pas liburan:( cerita ini dibuat sebelum Ochi family ke jepang yah.

Mari saling menghargai !!
Vote sama komen yah biar seru !!
Bayeuu..

Komplek Bomul PermaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang