Lembur

1.7K 171 10
                                    

Selamat Membaca♡

Hari mulai beranjak petang, tetapi jihoon masih betah berkutat dengan komputer dihadapan nya.

"Appa masih kerja? Kenapa tidak selesai-selesai dari tadi?" Tanya hajun dengan wajah bosannya.

"Hajun-nah..." Panggil jihoon pada anaknya yang berdiri disamping kursi kebesaran dia.

"Heum?" Gumam hajun untuk menjawab panggilan sang appa.

"Maafyah karena sudah membuat hajun menunggu, bisakan tunggu sebenn..tarr lagi appa akan segera menyelesaikan nya oke?" Bujuk jihoon setelah melontarkan kata maaf pada si buah hati.

"Owkay... Appa semangat !!." Teriak hajun untuk memberikan dukungan pada sang appa agar bisa lebih cepat membereskan pekerjaan nya.

"Semangattt !!." Teriak jihoon mengikuti gaya si kecil, diakhiri dengan senyuman tipis dibibir nya.

Setelah memberikan semangat pada sang appa, hajun berlari kecil untuk keluar dari ruangan kerja jihoon. Dia mulai melihat sekeliling sambil memikirkan apa yang bisa dia lakukan agar tidak terlalu bosan menunggu appanya bekerja.

Hingga kedua mata kecilnya tertuju pada deretan meja kerja dari karyawan yang sudah membubarkan diri pada saat jam kerja berakhir. Dengan semangat dia berjalan kesalah satu meja kerja dan mulai berusaha menaikki kursi yang sedikit lebih tinggi dari tubuhnya.

"Ah, aku mendapatkan telepon..." Ucapnya dan tangan kecil yang mulai mengambil gagang telepon dihadapannya lalu menempelkan telepon kantor itu ditelinga kanannya.

"Halo... Ini siapa? Oh, apa Kaka mu sedang sakit? Baiklah aku akan segera kesana." Celoteh hajun  yang berpura-pura tengah berbicara dengan seseorang melalui telepon.

Setelah menyimpan kembali gagang telepon yang menandakan panggilan nya berakhir, dengan semangat dia kembali mengambil gagang teleponnya lalu memulai lagi aktingnya sebagai seorang karyawan yang sedang sibuk.

Setelah benar-benar selesai dengan panggilan dari telepon nya, hajun mulai turun dari kursi yang dia duduki sedari tadi dan memanggil nama seseorang yang menjadi rekan kerjanya. Tapi tidak ada yang menjawab, karena memang hanya dia sendiri yang ada disana.

Hajun kembali menaiki kursi yang tadi dia gunakan dan mulai menekan asal tombol keyboard komputer yang berada dihadapannya.

"Aku sedang sibuk bekerja tapi emm kenapa komputer nya tidak menyala?" Tanya hajun pada keheningan disekitarnya.

"Apa jika aku menekan tombol ini akan menyala?" Hajun tanpa lelah terus melontarkan pertanyaan meskipun tak mendapatkan jawaban.

"Baiklah aku akan menekannya, sudah... Menyalalah... Menyalalah.. wushhh." Ucapnya seraya menunjuk layar hitam dihadapannya yang seolah sedang membacakan mantra agar si komputer itu menyala.

"Kenapa tidak menyala ish, aku tidak bisa menyalakan nya hahh:(" ucapnya dengan wajah yang ditekuk, antara kesal dan sedih.

"Park jihoon ssi... Park jihoon ssi?" Hingga akhirnya dia memanggil sang appa dengan panggilan formal seolah kesesama rekan kerja.

Jihoon yang mendengar panggilan itu membulatkan matanya karena kaget tetapi tak lama dia tertawa menanggapi kelakuan buah hatinya.

"Hajun sedang apa hmm?" Tanya jihoon saat sudah keluar dari ruangan kerjanya.

"Aku sedang bekerja." Jawab sikecil tanpa mengalihkan pandangannya yang masih berpura-pura mengetik sesuatu padahal layar komputer nya tetap hitam.

"Ayok kesini, appa akan menunjukkan sesuatu yang menarik." Ajak jihoon pada sang anak.

Hajun yang mendengar itu, segera mengikuti langkah sang appa yang menuju kesebuah mesin besar dihadapan mereka.

Komplek Bomul PermaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang